Suratsuara.com – Pasca-pemilihan umum yang berlangsung penuh dinamika, ketegangan politik masih terasa di udara. Namun, suasana itu sedikit terangkat ketika mantan Presiden RI, Megawati Soekarnoputri, melakukan silaturahmi dengan tokoh-tokoh penting, termasuk Jimly Asshiddiqie, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi. Pertemuan itu tak hanya sekadar sarana menjalin hubungan, namun juga sebagai langkah awal meredakan ketegangan politik yang memanas usai pemilihan presiden.
Dalam pertemuan tersebut, Jimly Asshiddiqie menyampaikan harapannya agar momen Idul Fitri menjadi momentum untuk meredakan ketegangan yang terjadi pasca-pemilihan presiden. Menurutnya, suasana kebersamaan dan kekeluargaan yang tercipta selama perayaan Idul Fitri dapat menjadi jembatan untuk menyatukan perbedaan dan mengedepankan persatuan.
Beliau menggarisbawahi pentingnya sikap saling menghormati antarpihak yang berbeda pandangan politik. Meskipun persaingan politik dapat memunculkan ketegangan, namun sikap saling menghormati dan menerima perbedaan pendapat adalah kunci untuk memperkokoh persatuan bangsa.
Jimly juga menekankan bahwa momen Idul Fitri bukan hanya sebagai ajang silaturahmi dan bermaaf-maafan, tetapi juga sebagai waktu untuk merefleksikan kembali nilai-nilai kebangsaan yang telah dijunjung tinggi oleh bangsa Indonesia. Dalam konteks ini, toleransi, persatuan, dan keadilan menjadi landasan yang harus terus dijaga dan diperkuat.
Sementara itu, Megawati Soekarnoputri menyambut baik harapan tersebut. Beliau menegaskan bahwa sebagai bangsa yang besar, Indonesia memiliki kekuatan untuk mengatasi segala perbedaan dan konflik yang muncul. Megawati berpesan agar semua pihak bisa mengedepankan dialog dan musyawarah dalam menyelesaikan perbedaan pendapat, demi terciptanya keharmonisan dan kedamaian yang diinginkan bersama.
Dengan adanya pertemuan tersebut dan harapan dari Jimly Asshiddiqie, diharapkan suasana politik yang tegang pasca-pemilihan presiden dapat mereda. Momen Idul Fitri diharapkan dapat menjadi momentum penyatuan bangsa, mengubur perbedaan, dan menumbuhkan semangat gotong royong serta persatuan.
Namun, tantangan yang dihadapi tetaplah besar. Diperlukan komitmen dan langkah konkret dari semua pihak untuk menjaga stabilitas dan kedamaian bangsa. Hanya dengan kesadaran bersama dan kerja keras, Indonesia dapat terus berkembang sebagai bangsa yang maju, berdaulat, dan berkeadilan bagi seluruh rakyatnya.
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Jimly Asshiddiqie berkunjung ke kediaman Presiden Kelima RI sekaligus Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat pada hari pertama Lebaran, Rabu (10/4/2024).
Usai berkunjung ke kediaman Megawati, Jimly menyampaikan pesan agar situasi kondisi politik Tanah Air mereda pasca-pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
Terlebih, menurut dia, hari ini merupakan momentum perayaan Idul Fitri.
“Mudah-mudahan suasana Idul Fitri ini bisa kita manfaatkan untuk meredakan ketegangan pasca-pilpres, pemilu dan pilpres khususnya,” kata Jimly ditemui di depan kediaman Megawati, Rabu.
Jimly mengatakan, dirinya bersyukur bisa berkunjung untuk silaturahim Lebaran ke kediaman Megawati.
Sebab, sudah beberapa tahun Jimly tidak bisa berkunjung karena terkendala situasi pandemi Covid-19.
Lebih lanjut, Jimly turut menyinggung tahapan sengketa hasil Pilpres 2024 di Mahkamah Konstitusi (MK).
Dia berharap semua pihak pada akhirnya bisa menerima putusan MK yang bakal disampaikan pada 22 April mendatang.
“Kita tunggu putusan MK. Tapi apa pun putusannya, karena perdebatannya sudah pro dan kontra dengan segala bukti, nanti pada saat MK membuat putusan, saya berharap kita semua terima,” ujar Jimly.
“Iya mari kita move on, bagaimana cara terbaiknya untuk mengurangi, mengembalikan kepercayaan satu sama lain,” ujarnya lagi.
Jimly juga menitipkan pesan agar semua pihak setelah Idul Fitri ini saling berangkulan meski berbeda kubu pada Pilpres 2024.
“Mudah-mudahan saling berangkulan lah sesudah ini, jangan tegang terus,” ujarnya.
Lebih lanjut, Jimly mengaku tidak ada pembicaraan khusus antara dirinya dan Megawati yang membahas soal sengketa Pilpres 2024 di MK.
Menurut Jimly, kedatangannya hanya untuk bersilaturahim Lebaran dengan Megawati.
Hal yang sama juga dilakukan Jimly pada pagi hari ketika bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara.
“Enggak, ini kan hanya Lebaran. Tadi pagi saya ke Pak Jokowi, sama. Saya kan juga sudah tiga tahun juga enggak masuk Istana gara-gara Covid. Nah, Bu Mega juga sudah lama sekali, empat tahun kali. Padahal dulu kan setiap tahun mesti datang saya ke sini,” kata Jimly.