Selasa, Mei 21, 2024
BerandaBisnisRupiah Menguat Terkerek Data NFP AS yang Lemah

Rupiah Menguat Terkerek Data NFP AS yang Lemah

- Advertisement -

Rupiah Diproyeksikan Menguat Terbatas Terhadap Dolar AS yang Melemah

Jakarta – Nilai tukar rupiah diprediksi akan mengawali perdagangan minggu ini dengan pergerakan datar, tetapi menunjukkan kecenderungan penguatan yang terbatas terhadap dolar AS.

Penguatan rupiah mengiringi pelemahan dolar AS setelah rilis data ekonomi penting Amerika Serikat (AS) yang lebih lemah dari ekspektasi pada akhir pekan lalu.

Menurut data yang dirilis pada Jumat (3/5), Indeks Manajer Pembelian (PMI) Manufaktur Institute for Supply Management (ISM) AS untuk April 2024 tercatat pada 49,2, di bawah perkiraan 50,0 dan lebih rendah dari angka 50,3 pada bulan sebelumnya.

Demikian pula, data Non-Farm Payroll (NFP) AS untuk April 2024 juga meleset dari perkiraan. Angka aktualnya mencapai 175 ribu, jauh di bawah ekspektasi 238 ribu dan juga lebih rendah dari penambahan 315 ribu pada bulan sebelumnya.

“Pelemahan data NFP dan ISM yang lebih lemah dari perkiraan ini menunjukkan dampak kebijakan suku bunga tinggi Federal Reserve (The Fed) terhadap perekonomian AS,” kata Analis Pasar Mata Uang Lukman Leong yang dikutip Antara di Jakarta, Senin (6/5).

Lemahnya data ekonomi AS tersebut memberikan tekanan jual terhadap dolar AS di pasar global. Alhasil, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank pada pembukaan perdagangan hari ini menguat 98 poin atau 0,61% ke level Rp15.985 per dolar AS.

Penguatan rupiah pada hari ini sejalan dengan pelemahan Indeks Dolar AS yang mengukur nilai mata uang dolar AS terhadap enam mata uang utama dunia, termasuk euro, yen Jepang, poundsterling Inggris, dolar Kanada, krona Swedia, dan franc Swiss.

- Advertisement -

Menurut Lukman, investor saat ini mengalihkan perhatian mereka ke data Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia kuartal I-2024 yang akan dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada siang ini.

“Angka PDB yang diperkirakan terkontraksi sebesar 0,9% dapat memberikan tekanan terhadap rupiah,” ujar Lukman.

Namun demikian, jika data PDB ternyata lebih baik dari ekspektasi, hal tersebut dapat mendukung penguatan rupiah lebih lanjut.

Pergerakan rupiah pada hari ini juga akan dipengaruhi oleh sentimen pasar global dan sentimen dari dalam negeri, seperti perkembangan politik dan ekonomi terkini.

- Advertisement -
Advertisement
RELATED ARTICLES

Tetap Terhubung

199,856FansSuka
215,976PengikutMengikuti
152,458PengikutMengikuti
284,453PelangganBerlangganan

Most Popular