Selasa, Mei 21, 2024
BerandaBisnisHarga Minyak Turun Setelah Pengumuman Data Ketenagakerjaan AS

Harga Minyak Turun Setelah Pengumuman Data Ketenagakerjaan AS

- Advertisement -

Harga Minyak Turun Dipicu Data Tenaga Kerja AS yang Lemah dan Konflik Geopolitik yang Mereda

Jakarta – Pasar minyak global mengawali pekan Senin (6/5/2024) dengan penurunan harga, didorong oleh data ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS) yang meleset dari ekspektasi dan meredakannya tensi konflik geopolitik.

Saat bel perdagangan berdentang, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) dibuka 0,06% lebih rendah di US$78,06 per barel. Senada dengan WTI, minyak mentah Brent juga turun pada pembukaan perdagangan, terkoreksi 0,08% menjadi US$82,89 per barel.

Kontrak berjangka minyak menutup perdagangan minggu lalu dengan penurunan signifikan. WTI jatuh 1,06% ke US$78,11 per barel, sementara Brent merosot 0,85% menjadi US$82,96 per barel.

Pelemahan harga minyak pada akhir pekan lalu dipicu oleh data ketenagakerjaan AS yang mengecewakan dan kemungkinan penundaan penurunan suku bunga oleh The Federal Reserve (The Fed). Investor khawatir bahwa kenaikan suku bunga yang berkelanjutan akan menghambat pertumbuhan ekonomi di AS, konsumen minyak terbesar dunia.

Data ketenagakerjaan menunjukkan perlambatan pertumbuhan lapangan kerja pada bulan April. Perekonomian AS hanya menambah 175.000 pekerjaan, jauh di bawah ekspektasi 315.000. Tingkat pengangguran juga naik menjadi 3,9% dari 3,8%, meskipun masih di bawah target 4%.

Pertumbuhan pendapatan rata-rata per jam, indikator penting bagi belanja konsumen, melambat menjadi 0,2% pada bulan April. “Ekonomi telah sedikit melambat,” ujar Tim Snyder, ekonom di Matador Economics. “Tapi (data) membuka jalan bagi The Fed untuk melakukan setidaknya satu kali penurunan suku bunga tahun ini.”

The Fed mempertahankan suku bunga stabil minggu ini, mengisyaratkan kekhawatiran terhadap inflasi yang tinggi, sehingga menghambat penurunan suku bunga. Suku bunga yang lebih tinggi dapat membebani perekonomian dan mengurangi permintaan minyak.

- Advertisement -

Pasar mengantisipasi kemungkinan waktu penurunan suku bunga setelah rilis data ketenagakerjaan yang lebih lemah dari perkiraan.

Selain faktor ekonomi, harga minyak juga dipengaruhi oleh meredanya premi risiko geopolitik akibat konflik Israel-Hamas. Kedua belah pihak sedang mempertimbangkan gencatan senjata sementara dan terlibat dalam pembicaraan dengan mediator internasional.

Pertemuan produsen minyak OPEC+ berikutnya dijadwalkan pada 1 Juni mendatang. Beberapa sumber dalam kelompok tersebut menyatakan kemungkinan perpanjangan pemotongan produksi minyak secara sukarela setelah Juni jika permintaan minyak tidak membaik.

Di sisi lain, manajer keuangan telah mengurangi posisi beli bersih mereka di minyak mentah berjangka AS dan opsi dalam pekan hingga 30 April, menurut Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas AS (CFTC).

- Advertisement -

Meskipun adanya penurunan pada pembukaan perdagangan, prospek harga minyak ke depan masih dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk permintaan global, keputusan OPEC+, dan perkembangan konflik geopolitik di seluruh dunia.

- Advertisement -
Advertisement
RELATED ARTICLES

Tetap Terhubung

199,856FansSuka
215,976PengikutMengikuti
152,458PengikutMengikuti
284,453PelangganBerlangganan

Most Popular