Senin, November 25, 2024
BerandaNewsFaisal Basri Peringatkan Dampak Negatif Kenaikan Dolar Rp 16.200 pada Perekonomian Indonesia

Faisal Basri Peringatkan Dampak Negatif Kenaikan Dolar Rp 16.200 pada Perekonomian Indonesia

- Advertisement -

Rupiah Melemah Terus, Kebijakan BI Dinilai Kurang Efektif

Jakarta – Meski Bank Indonesia (BI) telah menaikkan suku bunga acuan (BI Rate) menjadi 6,25% pada April 2024, rupiah masih terus melemah di level atas Rp 16.200 per dolar AS.

Ekonom senior Indef, Faisal Basri, menilai kebijakan BI Rate kurang efektif menahan laju pelemahan rupiah. Kenaikan suku bunga yang masih minimalis dinilai belum cukup menarik investor untuk kembali masuk ke Indonesia.

“Dosisnya kurang untuk menjaga stabilitas rupiah. Sejak awal tahun, devisa sudah berkurang US$ 6 miliar, ekspor turun 7%, sementara impor hanya turun 1%,” kata Faisal.

Investor asing saat ini lebih memilih membeli dolar AS dan surat berharga negara AS (US Treasury) tenor 10 tahun karena kekhawatiran terhadap perang di Timur Tengah dan kebijakan suku bunga ketat di AS. Akibatnya, aliran modal asing masih deras keluar dari Indonesia.

Pada 22-25 April 2024, nonresiden di pasar keuangan domestik melakukan penjualan neto Rp 2,47 triliun, terdiri dari penjualan neto Rp 2,08 triliun di pasar SBN, Rp 2,34 triliun di pasar saham, dan pembelian neto Rp 1,95 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia.

Menurut Faisal, pasokan dolar di dalam negeri juga sangat terbatas. Selain kinerja ekspor yang menurun, instrumen penempatan devisa hasil ekspor (DHE) belum efektif membuat eksportir memarkirkan dolar hasil ekspornya di dalam negeri.

Data BI menunjukkan bahwa dolar yang masuk ke term deposit valas DHE masih stagnan di level US$ 1,95 miliar, dengan kepatuhan eksportir terhadap kebijakan DHE sekitar 95%.

- Advertisement -

Kondisi ini diperburuk oleh kebutuhan impor yang tinggi, seperti bahan bakar minyak (BBM), gandum, gula, dan garam. Faisal memperkirakan transaksi berjalan akan mengalami defisit yang membengkak dalam waktu dekat.

“Current account sudah tekor sejak kuartal II-2023 dan saya perkirakan defisit transaksi berjalan ini akan terus berlanjut,” ujarnya.

Faisal menekankan bahwa BI dan pemerintah perlu memastikan pasokan dolar di dalam negeri tetap terjaga. Salah satu caranya adalah meminta investor asing yang beroperasi di Indonesia untuk mempertahankan laba mereka di dalam negeri.

“Investor asing membawa pulang laba sebesar US$ 30 miliar per tahun. BI perlu membujuk mereka untuk menginvestasikan kembali sebagian laba tersebut, sehingga tekanan pada dolar bisa berkurang,” saran Faisal.

- Advertisement -

Dengan melakukan hal tersebut, Faisal memperkirakan tekanan terhadap dolar AS akan berkurang sekitar US$ 14-17,5 miliar. Tindakan ini dinilai lebih efektif daripada mengejar penerapan DHE yang belum menunjukkan hasil signifikan.

- Advertisement -
Advertisement
RELATED ARTICLES

Tetap Terhubung

199,856FansSuka
215,976PengikutMengikuti
152,458PengikutMengikuti
284,453PelangganBerlangganan

Most Popular