Senin, November 25, 2024
BerandaPolitikSurvei MIPOS: Elektabilitas Sudaryono Naik Tajam Geser Tokoh Lama Di Bursa Cagub...

Survei MIPOS: Elektabilitas Sudaryono Naik Tajam Geser Tokoh Lama Di Bursa Cagub Jateng

- Advertisement -

Suratsuara.com – Politik Tanah Air kembali memanas seiring dengan munculnya hasil survei terbaru dari Media Indonesia Political Opinion Survey (MIPOS) yang menyorot perubahan signifikan dalam elektabilitas calon gubernur Jawa Tengah. Sorotan utama jatuh pada kenaikan tajam elektabilitas Sudaryono, seorang figur yang berhasil menggeser tokoh lama dalam bursa calon gubernur (Cagub) Jateng.

Dalam era dinamika politik yang terus berubah, pergeseran dalam preferensi publik adalah hal yang lumrah. Namun, apa yang membuat hasil survei terbaru ini begitu mencolok adalah kenaikan dramatis dalam dukungan untuk Sudaryono. Dalam beberapa bulan terakhir, nama Sudaryono telah mengemuka sebagai figur yang mampu meraih simpati dan dukungan masyarakat luas.

Sudaryono, dengan latar belakang pengusaha sukses dan rekam jejaknya dalam berbagai program sosial yang terbukti berhasil, telah mampu membangun citra yang kuat di kalangan pemilih. Kehadirannya di berbagai acara publik dan kegiatan sosial telah menjadi momen yang menyentuh hati banyak orang, memberikan kesan bahwa Sudaryono adalah figur yang peduli dan dekat dengan rakyat.

Namun, apa yang membuat kenaikan elektabilitas Sudaryono begitu mencolok adalah pergeseran posisi di dalam bursa calon gubernur Jawa Tengah. Sebelumnya, tokoh-tokoh lama dengan pengalaman politik yang panjang mendominasi perbincangan dan perhitungan elektoral. Namun, dengan munculnya Sudaryono dalam bursa tersebut, paradigma tersebut mulai bergeser.

Survei MIPOS yang dilakukan secara profesional dan transparan mengungkap bahwa Sudaryono kini menjadi salah satu kandidat yang paling menjanjikan dalam persaingan calon gubernur Jawa Tengah. Dukungan yang tajam dari berbagai segmen masyarakat, termasuk kalangan milenial dan pemilih baru, menjadi modal besar bagi Sudaryono dalam perjalanan politiknya.

Faktor-faktor apa yang mendasari kenaikan tajam elektabilitas Sudaryono? Banyak yang berpendapat bahwa kesuksesannya dalam dunia bisnis dan jejak rekamnya dalam berbagai program sosial telah menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat. Selain itu, gaya kepemimpinan yang inklusif dan kesan kesederhanaan yang ia pancarkan mampu meraih hati banyak orang.

Namun, demikian juga, perjalanan politik bukanlah tanpa rintangan. Sudaryono akan dihadapkan pada berbagai tantangan dan ujian dalam perjalanan menuju kursi gubernur. Pengalaman politik yang terbatas menjadi faktor yang mungkin akan dijadikan bahan kritik oleh lawan-lawannya. Selain itu, dinamika politik lokal yang kompleks juga dapat menjadi halangan bagi Sudaryono dalam merealisasikan ambisinya.

Dalam konteks yang lebih luas, kenaikan elektabilitas Sudaryono adalah cerminan dari aspirasi masyarakat untuk perubahan dan inovasi dalam kepemimpinan. Masyarakat semakin cenderung menginginkan figur yang tidak hanya memiliki rekam jejak yang bersih dan kredibel, tetapi juga mampu memahami dan mengakomodasi kebutuhan serta aspirasi rakyat.

- Advertisement -

Seiring dengan berkembangnya waktu, hanya masa depan yang akan menunjukkan bagaimana perjalanan politik Sudaryono akan berlangsung. Namun, satu hal yang pasti, pergeseran dalam bursa calon gubernur Jawa Tengah telah menjadi cermin dari dinamika politik yang terus berubah di Tanah Air.

Lembaga survei Merdeka Institute atau Merdeka Institut for Public Opinion Survey (MIPOS) merilis hasil survei terbaru mereka terkait preferensi warga Jawa Tengah tentang Pilgub Jateng pada November 2024 mendatang.

Peneliti Senior Merdeka Institut, Rendy Kurnia memaparkan, berdasarkan hasil surveinya, menunjukkan sebagian besar masyarakat Jawa Tengah berharap calon gubernur yang terpilih nanti adalah sosok yang bisa bekerja sama dengan pemerintah pusat.

“Hasilnya untuk Pilgub Jateng, sebagian besar masyarakat Jateng berharap calon yang terpilih adalah sosok yang bisa bekerja sama dengan pemerintah pusat,” Kata Rendy dalam konfrensi persnya melalui zoom meeting, Kamis (4/4/2024).

- Advertisement -

Mengenai kontestasi Pilgub Jateng 2024, ia menjelaskan, ada temuan menarik dari survei Merdeka Institute kali ini. Dalam survei-survei selama ini, nama-nama yang menghiasi bursa calon gubernur Jateng selalu berkisar pada Hendrar Prihadi atau Hendi (mantan Walikota Semarang), Taj Yasin Maimoen (mantan Wagub Jateng), Sudirman Said (mantan Cagub Jateng 2018), Bambang Pacul (Ketua DPD PDI Perjuangan Jateng), Dico Ganinduto (Bupati Kendal 2019-2024) dan KH Yusuf Chudlori (Ketua DPW PKB Jateng).

“Dalam survei Merdeka Institute kali ini mulai menggeliat nama Sudaryono (Ketua DPD Partai Gerindra Jateng). Bahkan dari variabel akseptabilitas dan elektabilitas nama Sudaryono mulai menggeser tokoh-tokoh lama serta bersaing ketat melawan tokoh-tokoh populer seperti Hendrar Prihadi,” Ungkap Rendy.

Dari variabel popularitas, lanjut Rendy, Sudaryono memang masih tertinggal dari nama-nama beken seperti Hendrar Priadi, Taj Yasin Maimoen, Sudirman Said, Dico Ganinduto hingga KH Yusuf Chudlori.

“Namun dari variabel akseptabilitas (tingkat penerimaan) Sudaryono ternyata berhasil masuk posisi tiga besar. Hendrar Prihadi masih menempati posisi pertama tingkat akseptabilitas dengan 51,5%, disusul oleh Taj Yasin Maimoen (45,4%). Sementara itu Sudaryono yang sukses mendongkrak suara Partai Gerindra di Jateng memiliki tingkat akseptabilitas sebesar 44,8%,” Paparnya.

Rendy menjelaskan, kemenangan telak paslon Prabowo-Gibran dalam Pilpres 2024 nampaknya turut mempengaruhi preferensi warga terhadap calon gubernur Jateng periode 2024-2029.

Ketika Merdeka Institute menanyakan kepada responden, sosok seperti apakah yang mereka harapkan menjadi Gubernur Jateng mendatang, sebanyak 52,6% responden menyatakan bahwa Gubernur Jateng mendatang haruslah seorang tokoh yang bisa bekerjasama dengan pemerintah pusat. “Ini artinya nama Sudaryono menjadi sosok yang dipandang memenuhi kriteria tersebut, dan menjadi pilihan alternatif warga Jateng” Imbuhnya.

Dalam hasil survei tersebut, tingkat akseptabilitas Cagub Jateng saat ini masih dipimpin oleh Hendrar Prihadi sebesar 51,5%, disusul oleh Taj Yasin Maimoen 45,4%, lalu Sudaryono 44,8%, Bambang Wuryanto 44,2, Sudirman Said 43,6%, Dico Ganinduto 40,5%, KH Yusuf Chudlori 36,7%, Diah Warih Anjari 29,8%, Abdul Wahid 27,5%, FX Hadi Rudiyatmo 27,3%.

Sedangkan tingkat elektabilitas Pilgub Jateng masih di pimpin oleh Hendrar Prihadi sebesar 18,2%, Taj Yasin Maimoen 16,4%, Sudaryono 15,8%, Bambang Wuryanto 9,5%, Sudirman Said 9,2%, Dico Ganinduto 8,1%, KH Yusuf Chudlori 7,3%, Diah Warih Anjari 5,8%, Abdul Wahid 2,5%, FX Hadi Rudiyatmo 2,4%, Tokoh-tokoh lainnya 1,2%, dan Undecided 3,6%.

Selain merilis hasil survei terbaru mereka terkait preferensi warga Jawa Tengah tentang pemilihan gubernur (Pilgub) Jateng, Merdeka Institut juga merilis hasil survei persepsi warga Jawa Tengah terhadap pelaksanaan Pemilu 2024.

Rendy Kurnia memaparkan, bahwa berdasarkan hasil surveinya, menunjukkan bahwa mayoritas warga Jateng atau sebesar 89,3% responden berpendapat bahwa Pemilu 2024 telah berlangsung baik alias tidak ada kecurangan berarti sebagaimana yang dituduhkan segelintir elit politik dari kubu yang kalah.

“Bahkan berdasarkan analisis tabulasi silang yang dilakukan Merdeka Institute, banyak responden yang menjadi pemilih paslon Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud yang menyatakan bahwa Pemilu 2024 telah berjalan baik dan tidak ada kecurangan yang signifikan,” Jelasnya.

Bahkan lanjut Rendy, sebanyak 82,6% responden yang diwawancarai dalam survei Merdeka Institute kali ini menilai gugatan paslon Ganjar-Mahfud hanya merupakan gimmick dan bargaining strategy untuk memperoleh kompensasi kekuasaan kendati kalah dalam Pilpres lalu.

Survei Merdeka Institute kali ini dilakukan pada tanggal 15 s/d 27 Maret 2024 di 35 kabupaten/kota yang tersebar di seluruh Jawa Tengah. Populasi survei ini adalah seluruh warga Jateng yang berusia 17 tahun ke atas dan telah memiliki e-KTP.

Total sampel sebesar 830 responden diperoleh melalui teknik pengambilan sampel secara acak bertingkat (multi-stage random sampling). Batas kesalahan (margin of error) +/-3,4% dan pada tingkat kepercayaan (level of confidence) sebesar 95%. Sedangkan pengumpulan data dilakukan melalui wawancara langsung (tatap muka) dengan responden berpedoman kuesioner.

- Advertisement -
Advertisement
RELATED ARTICLES

Tetap Terhubung

199,856FansSuka
215,976PengikutMengikuti
152,458PengikutMengikuti
284,453PelangganBerlangganan

Most Popular