Militer Ukraina Gempur Kilang Minyak Rusia, Sasar Pangkalan Militer di Selatan
Pasukan Ukraina melancarkan serangan drone besar-besaran terhadap kilang minyak Rusia dan pangkalan militer di selatan Rusia, menandai peningkatan signifikan dalam operasi serangan balasan Kyiv dalam konflik yang berkepanjangan ini.
Juru bicara militer Ukraina mengonfirmasi serangan pada Jumat (21/6/2024), mengklaim telah menyasar kilang minyak di Afipskiy, Ilskiy, Krasnodar, dan Astrakhan. Target lainnya termasuk pangkalan radio dan intelijen serta pusat persiapan drone di Krasnodar.
“Serangan ini menargetkan infrastruktur penting yang mendukung upaya perang Rusia,” bunyi pernyataan militer Ukraina. “Kilang minyak memasok bahan bakar untuk mesin perang Rusia, sementara fasilitas intelijen dan drone digunakan untuk melancarkan serangan terhadap Ukraina.”
Kementerian Pertahanan Rusia mengakui terjadinya serangan tersebut, mengklaim telah mencegat dan menghancurkan 70 drone di atas Krimea dan Laut Hitam, 43 drone di Krasnodar, dan satu drone di Volgograd. Namun, pihak Rusia juga mengkonfirmasi kematian satu orang akibat serangan tersebut.
Gubernur Krasnodar, Venyamin Kondratyev, melaporkan kerusakan pada gedung administrasi di kompleks kilang minyak di distrik Severski. Kondratyev juga mengonfirmasi kematian seorang pegawai stasiun pemanas akibat serangan drone di dekat stasiun kereta Yuzhny.
Serangan ini merupakan kelanjutan dari serangkaian serangan sebelumnya yang dilakukan Ukraina terhadap sasaran infrastruktur energi Rusia dalam beberapa bulan terakhir. Kyiv berpendapat bahwa kilang minyak Rusia merupakan target yang sah karena memasok bahan bakar untuk militer Moskow.
Di sisi lain, Rusia telah mengintensifkan serangan rudal dan drone terhadap infrastruktur energi Ukraina, mengakibatkan pemadaman listrik yang meluas dan kekurangan pasokan. Kyiv terpaksa memberlakukan pemadaman bergilir dan mengimpor listrik dari Uni Eropa untuk mengatasi krisis ini.
Konflik antara Ukraina dan Rusia telah berlangsung selama lebih dari dua tahun, dengan korban jiwa mencapai ribuan orang. Komunitas internasional menyerukan gencatan senjata dan solusi diplomatik, namun upaya tersebut belum membuahkan hasil yang nyata.