Universitas Indonesia Dorong Literasi Keuangan Generasi Z Melalui Kurikulum Praktis
Depok, Jawa Barat – Program Pendidikan Vokasi (PPV) Universitas Indonesia (UI) mengimplementasikan kurikulum berbasis praktik yang relevan dengan kebutuhan industri dan masyarakat. Melalui penerapan ini, pembelajaran teoretis di kelas dapat langsung diaplikasikan dalam pengabdian masyarakat.
Baru-baru ini, Program Studi Administrasi Keuangan dan Perbankan PPV UI menggelar kegiatan pengabdian masyarakat dengan memberikan edukasi literasi keuangan kepada siswa-siswi SMAN 26 Jakarta. Direktur PPV UI, Padang Wicaksono, mengungkapkan bahwa kurikulum berbasis praktik yang dianut Vokasi UI memungkinkan implementasi langsung pembelajaran di kelas pada kegiatan pengabdian.
“Kami berharap literasi keuangan ini dapat menjangkau daerah-daerah lain sehingga masyarakat Indonesia dapat menerima manfaat positif dari kegiatan yang kami lakukan secara inklusif,” ujar Padang.
Kegiatan pengabdian bertajuk “Gerakan Gen Z Menabung: Sosialisasi Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Bank” ini menyoroti isu keamanan data pribadi dalam rekening bank yang marak terjadi.
Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan bahwa tingkat literasi keuangan generasi Z masih rendah, yakni hanya 44,04 persen. Hal ini jauh di bawah generasi milenial yang mencapai 47,98 persen.
Kegiatan sosialisasi ini merupakan hasil dari mata kuliah Praktik Layanan Nasabah yang dirancang untuk mahasiswa agar dapat mengaplikasikan ilmu mereka langsung kepada masyarakat. Dipandu oleh mahasiswa program studi Administrasi Keuangan dan Perbankan, sosialisasi tersebut memberikan pemahaman praktis tentang cara mengelola keuangan secara bijaksana, hak dan kewajiban nasabah, serta praktik terbaik dalam perbankan.
“Mayoritas generasi Z yang baru akan membuka tabungan di bank berada pada jenjang SMA sederajat,” kata Padang.
Inisiatif edukasi literasi keuangan ini diharapkan dapat memperkuat pengetahuan generasi muda tentang perbankan dan mengasah kemampuan mereka dalam mengelola keuangan dengan baik. Dengan demikian, mereka dapat menjadi nasabah yang cerdas dan terproteksi dari risiko penyalahgunaan data pribadi dalam transaksi perbankan.