Silaturahmi Politik Idulfitri Meredakan Ketegangan, Dorong Perbaikan Sistem Pemilu
Jakarta – Momen bulan suci Ramadan dan Idulfitri 1445 Hijriah telah berdampak positif pada dinamika politik Indonesia, terutama setelah pelaksanaan Pemilu 2024. Silaturahmi yang digelar antara para elite politik dan peserta pemilu, baik presidensial maupun legislatif, telah menciptakan suasana yang lebih adem dan kondusif.
Pengamat politik Arfianto Purbolaksono menilai tradisi silaturahmi ini patut diapresiasi karena dapat meredakan ketegangan politik. “Ada beberapa elite politik dan juga peserta pemilu yang melakukan silaturahmi. Ini adalah tradisi baik yang harus diteruskan,” ujar Anto, sapaan akrabnya, Selasa (16/4/2024).
Kondisi politik yang lebih tenang ini, menurut Anto, akan tercermin dalam keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait hasil Pemilu 2024. “Saya rasa putusan MK tidak akan jauh berbeda dari pemilu-pemilu sebelumnya,” tuturnya.
Namun, Anto menekankan bahwa di tengah situasi yang kondusif ini, perlu diperhatikan perbaikan sistem pemilu di Indonesia. “Hakim konstitusi harus melihat ini sebagai kesempatan untuk melakukan perbaikan agar di masa mendatang kecurangan bisa diminimalisasi,” tegasnya.
Anto berpandangan bahwa sistem pemilu yang baik akan melindungi hak-hak pemilih dan peserta pemilu. “Tanpa bermaksud melampaui putusan hakim MK, saya prediksi tidak akan jauh berbeda dari pemilu sebelumnya. Tapi penting untuk dicatat agar ada perbaikan terkait sistem pemilu berikutnya,” ujarnya.
Lebih lanjut, Anto mengimbau masyarakat untuk menerima dengan lapang dada apa pun keputusan MK. “Kita sudah sampai di tahapan ini, keputusan MK adalah yang final. Masyarakat juga sudah tidak terlalu memikirkan hasil pemilu, lebih kepada sikap para elite politiknya. Menerima putusannya ya sudah,” katanya.
Selain meredakan ketegangan politik, silaturahmi Idulfitri juga diharapkan dapat membangun jembatan komunikasi antara kelompok-kelompok masyarakat yang berbeda pandangan politik. Dengan demikian, Indonesia dapat semakin bersatu pasca-Pemilu 2024.
Menanggapi hal ini, Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra menyambut baik ajakan untuk memperbaiki sistem pemilu. “Pemilu yang baik adalah pemilu yang jujur, adil, dan tidak merugikan peserta pemilu,” ujar Yusril.
Ia menambahkan, perbaikan sistem pemilu harus mencakup berbagai aspek, seperti penyempurnaan daftar pemilih, penggunaan teknologi, dan mekanisme penyelesaian sengketa. “Kita harus belajar dari pengalaman pemilu sebelumnya dan melakukan perbaikan-perbaikan yang diperlukan,” katanya.
Dengan perbaikan sistem pemilu, diharapkan Indonesia dapat menyelenggarakan pemilu yang lebih berkualitas di masa depan. Pemilu yang berjalan lancar dan adil akan memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap proses demokrasi dan meminimalisir potensi konflik politik.