13 Wisudawan Harvard Dihukum karena Bela Palestina, Picu Aksi Walk Out Massal
Di tengah perayaan wisuda di Harvard University, sebuah kontroversi besar meletus, memicu aksi protes keras dari para wisudawan. Sebanyak 13 mahasiswa angkatan 2024 dihukum oleh pihak kampus karena membela Palestina selama konflik Israel-Hamas yang sedang berlangsung.
Sebagai bentuk solidaritas, ratusan wisudawan melakukan aksi walk out massal dari gedung wisuda pada Kamis (23/5/2024) sambil meneriakkan “Free Palestine” dan mengutuk keputusan kampus yang menahan ijazah rekan-rekan mereka.
Penahanan ijazah bermula dari keterlibatan 13 wisudawan tersebut dalam “Perkemahan Solidaritas Palestina” yang digelar di Universitas California, Berkeley. Perkemahan tersebut merupakan bentuk protes terhadap pertempuran berkepanjangan antara Israel dan kelompok Hamas di Gaza.
Para pengunjuk rasa menuntut agar Universitas Harvard melakukan divestasi dari perusahaan-perusahaan yang diduga mendapat keuntungan dari konflik dan menyerukan gencatan senjata segera. Namun, aksi mereka dianggap melanggar kebijakan kampus, sehingga memicu sanksi.
Dalam pernyataannya, Harvard Corporation, dewan pengurus universitas, menegaskan bahwa keputusan untuk menghukum 13 mahasiswa tersebut diambil berdasarkan pelanggaran kebijakan kampus.
“Siswa yang tidak memiliki reputasi baik tidak berhak mendapatkan gelar,” kata Harvard Corporation.
Keputusan ini memicu kemarahan dan kekecewaan yang meluas di kalangan mahasiswa dan staf. Lebih dari 1.500 mahasiswa telah menandatangani petisi menentang hukuman tersebut, sementara hampir 500 staf dan dosen menyuarakan kritik mereka.
Salah satu wisudawan yang ikut dalam aksi protes, Shruthi Kumar, mengutuk keras tindakan kampus. “Semester ini kebebasan berbicara dan ekspresi solidaritas kami dihukum,” katanya dalam orasinya, yang disambut sorak-sorai dan tepuk tangan.
Kumar juga mengungkapkan rasa kecewanya terhadap sikap kampus yang dianggap tidak toleran terhadap kebebasan berpendapat dan hak pembangkangan sipil.
“Ini tentang hak-hak sipil dan menjunjung tinggi prinsip-prinsip demokrasi,” katanya.
Aksi walk out massal ini tidak hanya mengguncang kampus Harvard, tetapi juga menjadi sorotan nasional. Berbagai organisasi mahasiswa dan aktivis hak asasi manusia di seluruh Amerika Serikat mengecam keputusan kampus dan menyerukan pembebasan 13 wisudawan yang dihukum.
Kasus ini telah memicu perdebatan sengit tentang peran universitas dalam menghadapi aktivisme mahasiswa dan tanggung jawab akademisi untuk membela hak-hak sipil dan keadilan sosial.