Senin, November 25, 2024
BerandaLifestyleSering Merasa Kesepian? Simak 10 Cara Mendapatkan Teman Baru

Sering Merasa Kesepian? Simak 10 Cara Mendapatkan Teman Baru

- Advertisement -

Suratsuara.com – – Sebagai makhluk sosial, aspek pertemanan adalah bagian yang sangat penting dalam kehidupan manusia, termasuk bagi orang-orang yang suka menyendiri sekalipun.

Banyak penelitian bahkan menunjukkan bahwa dukungan sosial yang kuat dapat memiliki berbagai manfaat, seperti meningkatkan harga diri, mengurangi kecemasan hingga meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.

Dikutip dari laman Healthline pada Kamis (14/3/2024), lebih dari sepertiga orang dewasa berusia 45 tahun ke atas merasa kesepian, dan hampir seperempat orang dewasa yang berusia di atas 65 tahun merasa terisolasi secara sosial.

Adapun kesepian telah dikaitkan dengan penurunan kesehatan mental, serta meningkatkan risiko penyakit kronis di antaranya demensia, penyakit jantung, dan stroke.

Cara mendapatkan teman baru

Mendapatkan teman baru yang berkualitas di usia berapapun bukanlah hal yang mudah. Namun, menurut para ahli, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menjalin pertemanan baru sebagai berikut.

Hobi seringkali tidak masuk dalam daftar kegiatan kita ketika hidup menjadi sibuk, tetapi hobi dapat menjadi alat yang berguna untuk bertemu dengan orang lain yang memiliki minat yang sama.

“Sangat penting untuk terhubung kembali dengan hal-hal yang kita sukai dan melakukan hal tersebut merupakan cara termudah untuk membangun pertemanan baru secara organik,” kata pekerja sosial independen berlisensi dan pemilik Lifetime Therapy Services, Paige Harnish.

- Advertisement -

Asah kemampuan seni dengan mengikuti kelas melukis di komunitas, tingkatkan hormon endorfin dengan mengikuti kelas olahraga kelompok, atau bergabunglah dengan klub buku untuk memiliki lebih banyak peluang berkenalan dengan orang-orang baru.

Selain itu, meluangkan waktu untuk hobi tidak hanya dapat memberikan jalan yang mudah untuk menjalin pertemanan baru, melainkan juga dapat meningkatkan kebahagiaan.

Sama seperti berkencan, menemukan pertemanan mengharuskan kita untuk mengambil risiko.

Berinisiatif untuk memulai percakapan dengan seseorang atau mengajak mereka jalan-jalan bisa terasa canggung pada awalnya.

- Advertisement -

Tapi, jangan biarkan rasa takut akan penolakan menghambat kita untuk melakukan langkah pertama dan menunjukkan ketertarikan untuk berkenalan dengan seseorang.

Shutterstock/mangostock Ilustrasi bergabung dalam komunitas sukarelawan sebagai salah satu cara untuk mendapatkan teman baru.

Jika ajakan kita ditolak atau kita merasa tidak memiliki koneksi yang kuat, jangan tersinggung.

“Ucapkan selamat kepada diri sendiri karena telah berani mengambil risiko tersebut. Tarik napas dan jika dirasa tepat, cobalah lagi dengan orang lain,” terang seorang psikoterapis Arlene B. Englander, LCSW, MBA.

Psikolog dan pendiri Aspire Counseling, Jessica Tappana menemukan bahwa eksposur yang berulang-ulang dan minat yang sama adalah dua elemen utama yang dapat memupuk pertemanan.

“Carilah kesempatan untuk bertemu dengan kelompok orang yang sama secara rutin. Bonus jika itu adalah sekelompok orang yang secara alami memiliki minat atau nilai yang sama,” kata Tappana.

Kelompok komunitas dan program sukarelawan ini dapat menciptakan rutinitas yang konsisten yang memberikan hubungan alami dari waktu ke waktu.

Saat mengenal rekan-rekan ini, kita mungkin akan lebih mudah membangun persahabatan yang lebih dalam.

Menemukan peluang sukarelawan juga mungkin memerlukan beberapa riset tambahan. Jika kita memiliki ketertarikan pada suatu hal, hubungi organisasi di daerah kita untuk bertanya tentang peluang menjadi sukarelawan, atau tempat ibadah yang mungkin juga mengadakan acara sukarela untuk diikuti.

Tidak ada orang yang suka dihakimi begitu saja. Psikiater bernama Rashimi Parmar pun merekomendasikan kita berpikiran terbuka saat mendekati seseorang yang baru dikenal untuk menjalin pertemanan.

“Cobalah untuk sedikit lebih memaafkan dan fleksibel selama interaksi dan berikan orang tersebut lebih banyak waktu untuk tumbuh bersama kita,” ujarnya.

“Fokuslah pada aspek-aspek positif dari orang tersebut dan abaikan kekurangan atau perbedaan kecilnya,” jelas dia.

Meskipun ada keselarasan yang muncul ketika menemukan seseorang yang mirip dengan kita, jangan abaikan orang yang memiliki minat yang berbeda.

“Terkadang kita tertarik pada orang yang paling mirip dengan kita, tapi banyak kekayaan yang bisa didapat dari perbedaan,” kata Saba Harouni Lurie, pendiri Take Root Therapy.

Meningkatkan harga diri mungkin lebih mudah diucapkan daripada dilakukan, tetapi membangun kepercayaan diri dapat sangat membantu dalam menemukan teman baru.

Parmar mendorong pasiennya untuk terlibat dalam upaya mengasihi diri dan bicara pada diri secara positif dengan teratur.

Saat kita membangun kepercayaan diri, gunakan ini sebagai kesempatan untuk membangun kesadaran diri. Tanyakan pada diri sendiri jenis hubungan seperti apa yang ingin kita miliki dalam hidup dan temukan kualitas apa yang kita bawa dalam sebuah pertemanan.

Dengan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang diri sendiri, itu dapat membantu kita menarik orang-orang yang sesuai dengan hubungan yang kita cari, dan menyingkirkan pertemanan yang cenderung tidak pas.

Pertemanan yang sehat biasanya mengharuskan kedua belah pihak untuk merasa berinvestasi dalam hubungan tersebut.

Timbal balik dapat menjadi pengukur yang bisa diandalkan untuk mengetahui nilai yang diberikan seseorang dalam sebuah pertemanan.

Jika hubungan tersebut hanya sepihak, mungkin orang tersebut bukanlah orang yang tepat untuk dijadikan teman atau bahkan sahabat.

Shutterstock/photobyphotoboy Ilustrasi seorang perempuan mendapatkan teman baru secara online.

Dalam hubungan “memberi dan menerima”, kita juga tidak ingin menjadi orang yang “menerima” saja. Jadilah otentik, tetapi jangan gunakan persahabatan sebagai kesempatan untuk mengambil keuntungan dari seseorang.

Jika kita adalah teman yang selalu berbicara tentang diri sendiri, sadarilah untuk juga bertanya dan secara aktif mendengarkan orang yang kita ajak berteman.

Membangun pertemanan membutuhkan usaha. Jadi, ketika kita memilikinya, maka dibutuhkan waktu dan sumber daya untuk mempertahankannya.

“Sediakan waktu, energi, dan keuangan sehingga kita dapat menginvestasikan sebagian untuk pertemanan yang berkualitas,” saran Parmar.

Sangat sulit untuk membangun sebuah hubungan jika kita tidak memiliki waktu untuk terlibat dan menghabiskan waktu bersama.

“Jika kita memiliki jadwal yang padat dan merasa lelah di penghujung hari, kita mungkin harus memprioritaskan jadwal harian dan menyisihkan waktu di akhir pekan untuk mencapai tujuan ini,” ujar Parmar.

Jadi, meskipun keadaan hidup tidak selalu berjalan mulus, meluangkan waktu untuk teman kita akan bermanfaat bagi kesehatan dan kebahagiaan kita dalam jangka panjang.

Mencari teman bisa terasa mengintimidasi dan kita mungkin merasa seperti memulai dari nol.

“Maka, saat sedang mencari teman baru, jangan lupakan orang-orang yang sudah kita kenal,” saran Tessina.

Baik itu kontak di tempat kerja, lingkungan sekitar, atau di tempat lain, pertimbangkan untuk menghubungi mereka. Berusahalah untuk memperkuat hubungan yang ada dan lihat ke mana hubungan tersebut membawa kita.

Selama pandemi COVID-19, masyarakat banyak yang terhubung dengan orang lain secara daring (online).

Nadia Charif, seorang pelatih dan penasihat kesehatan di Coffeeble, telah menemukan bahwa kliennya dapat menemukan kebahagiaan melalui hubungan pertemanan online.

“Kebahagiaan yang disebabkan oleh pertemanan bisa datang dari koneksi digital,” katanya.

Charif merekomendasikan untuk mencari grup di media sosial dengan orang-orang yang memiliki minat yang sama. Di samping itu, kita juga bisa menemukan teman baru lewat komunitas online.

Jika kita merasa buntu atau bergumul dengan emosi selama mencari teman baru, pertimbangkan menghubungi konselor kesehatan mental untuk mendapatkan dukungan.

Parmar mengatakan, terkadang mungkin ada masalah yang mendalam, seperti depresi, kecemasan, atau kondisi yang berhubungan dengan trauma yang perlu ditangani terlebih dahulu.

Kondisi seperti depresi biasanya dapat memicu isolasi sosial, sementara kecemasan terkadang dapat menyebabkan ketakutan untuk terlibat dalam kegiatan sosial.

Demikian juga, kita mungkin merasa terbantu untuk menyusun strategi jika kita merasa sedikit berkecil hati atau sendirian.

Sebuah postingan yang dibagikan oleh Lifestyle (@.lifestyle)

- Advertisement -
Advertisement
RELATED ARTICLES

Tetap Terhubung

199,856FansSuka
215,976PengikutMengikuti
152,458PengikutMengikuti
284,453PelangganBerlangganan

Most Popular