Suratsuara.com – KPU Papua Pegunungan menjelaskan alasan adanya perpindahan lokasi rekapitulasi dari Wamena ke Jayapura. Soalnya, para petugas rekapitulasi merasa situasi tidak kondusif.
Hal itu disampaikan oleh Komisioner KPU Papua Pegunungan Theodorus Kossay saat rapat rekapitulasi nasional di kantor KPU RI, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (20/3/2024).
Mulanya, saksi PDIP menyoroti soal pemindahan rekapitulasi dari Wamena ke Jayapura, dua kota yang terpaut jarak sangat jauh, Wamena ada di Pegunungan Tengah sedangkan Jayapura ada di pesisir utara menghadap Samudera Pasifik.
“Perihal pemindahan pleno dari Wamena ke Jayapura bisa diberikan penjelasan, pimpinan?” tanya saksi PDIP.
Theodorus kemudian menjelaskan pada saat rekapitulasi tingkat Kabupaten Tolikara, mulanya berlangsung di Aula Kantor Distrik Bokondini, Tolikara (sekitar 85 km dari Wamena). Namun, kata dia, terdapat masyarakat yang keberatan sehingga situasi menjadi tidak aman.
Setelah berkoordinasi dengan Bawaslu dan pihak Kepolisian, lokasi rekapitulasi pun sepakat dipindahkan ke Jayawijaya, sekitar 67 km dari Tolikara. Rekapitulasi Kabupaten Tolikara lalu berlangsung di Hotel Gran Santika, Jayawijaya.
“Kemudian juga pada saat itu juga banyak masyarakat yang tadinya di Tolikara dengan massanya juga datang dan beberapa hari sudah dilakukan rekap, kemudian juga merasa tidak nyaman,” kata Theodorus
Theodorus menuturkan di hotel tersebut juga banyak berkumpul masyarakat yang protes terkait rekapitulasi Kabupaten Tolikara. Hal itu lantas menyebabkan pihak hotel tidak memberikan izin KPU untuk melakukan rekapitulasi di lokasi tersebut.
KPU pun kemudian memindahkan lokasi rekapitulasi ke Gedung Tongkonan di Jl Irian, Wamena. Theodorus mengatakan rekapitulasi pun berjalan selama beberapa hari di lokasi tersebut.
Namun, kata dia, masyarakat kembali mendatangi lokasi rekapitulasi KPU. Theodorus mengatakan pihaknya pun merasa tidak nyaman dengan hal tersebut.
“Koordinasi dengan pihak keamanan lalu Kapolresnya keluarkan surat bahwa masyarakat banyak menggunakan tombak, anak panah, kemudian juga parang, samurai, juga banyak alat sajam di seluruh lembah Kota Wamena,” jelas dia.
Pada akhirnya, kata dia, lokasi pun kembali dipindahkan ke Jayapura. Namun, menurutnya, masih ada masyarakat yang berusaha mengganggu proses rekapitulasi tersebut.
“Di Jayapura mereka rekap juga di Hotel Horison dan beberapa kali melakukan rekap di tempat itu. Kemudian juga masih juga ada yang datang mengganggu sampai yang kelima mereka rekap di salah satu hotel di Kota Jayapua, Hotel Fox,” paparnya.
“Akhirnya di tempat itu, kami juga minta perlindungan, akhirnya berhasil melakukan rekapitulasi 46 distrik dan sampai penetapan kami KPU Provinsi juga kemarin sampai tadi malam jam setengah 8 belum selesai juga di Jayapura,” imbuh dia.
Ketua KPU RI Hasyim Asy’ari lantas meminta peristiwa tersebut dituliskan dalam catatan khusus kejadian. Sebab, kata dia, rekapitulasi seharusnya digelar di kantor KPU.
“Ini KPU Tolikara ya peristiwanya? Nanti tolong dibuat catatannya ya situasi itu karena mestinya kan rekap itu dilakukan di kantor KPU di wilayah kabupatennya,” tuturnya.