Politisi Kritis Ribka Tjiptaning Kembali Jadi Sorotan Usai Lapor Dugaan Penggelembungan Suara
Jakarta – Nama Ribka Tjiptaning kembali menjadi perhatian publik setelah ia melaporkan dugaan penggelembungan suara kepada Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP). Dugaan tersebut dilayangkannya terkait perolehan suara caleg Partai Amanat Nasional (PAN), Desy Ratnasari, di Dapil Jawa Barat IV.
Dalam Pilkada 2024, Ribka yang merupakan anggota Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) bertarung di Dapil yang sama dengan Desy. Namun, ia kalah suara dan gagal lolos ke Senayan, sementara Desy meraih 78.306 suara dan dinyatakan lolos.
Dugaan penggelembungan suara yang dilaporkan Ribka terjadi di wilayah Cikidang, Sukabumi, Jawa Barat. Ia menduga terdapat kejanggalan dalam penghitungan suara yang menguntungkan Desy Ratnasari. Laporan tersebut telah diterima oleh DKPP dan sedang dalam proses penyelidikan.
Profil Ribka Tjiptaning, Sang Dokter yang Meniti Karier Politik
Dr. Ribka Tjiptaning adalah seorang dokter dan politikus kelahiran Yogyakarta, 1 Juli 1959. Ia menempuh pendidikan kedokteran di Universitas Kristen Indonesia dan melanjutkan studi S2 di Universitas Indonesia dengan jurusan Ahli Asuransi Kesehatan.
Sebelum terjun ke dunia politik, Ribka membuka praktik medis di Klinik Partuha Ciledug. Riwayat karier profesionalnya juga tercatat pernah menjadi dokter perusahaan milik Puan Maharani.
Pada tahun 2005, Ribka bergabung dengan PDIP dan terpilih sebagai anggota DPR sekaligus Ketua Komisi IX DPR periode 2005-2009. Ia kembali terpilih sebagai anggota DPR pada periode 2019-2024 di Komisi IX. Pada Pileg 2024, Ribka kembali maju namun gagal lolos.
Pola Karier yang Dikritik dan Kontroversial
Sebagai politisi, Ribka dikenal kritis dan vokal. Namun, sepak terjangnya juga terkadang menuai kontroversi. Salah satu pernyataan kontroversialnya adalah ketika ia menolak vaksinasi Covid-19 beberapa tahun lalu.
Pada saat itu, Ribka mengutarakan keraguannya terhadap keamanan vaksin Covid-19 dan mengingatkan masyarakat untuk tidak tergiur oleh komersialisasi vaksin. Pernyataan tersebut mendapat banyak kritik dari berbagai kalangan, termasuk komunitas medis.
Terlepas dari kontroversi, Ribka Tjiptaning tetap menjadi sosok politisi yang diperhitungkan. Laporannya dugaan penggelembungan suara menunjukkan sikap kritis dan komitmennya terhadap prinsip demokrasi yang bersih. Hasil dari penyelidikan DKPP nantinya akan ditunggu untuk mengungkap kebenaran di balik dugaan tersebut.