Suratsuara.com – Di tengah gemerlapnya perayaan Lebaran, ketika kebanyakan orang memilih berkumpul dengan keluarga dan sanak saudara, ada destinasi yang tetap menjadi sorotan: Candi Prambanan. Dengan indahnya arsitektur kuno yang mengagumkan dan aura spiritual yang kental, Prambanan menarik perhatian ribuan pengunjung setiap harinya, bahkan hingga hari kedua Lebaran.
Keindahan Prambanan di Balik Tradisi Lebaran
Candi Prambanan, sebuah kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia, telah menjadi salah satu simbol kekayaan sejarah dan keagamaan negara ini. Terletak sekitar 17 kilometer dari pusat Kota Yogyakarta, Prambanan menghadirkan pesona tak tertandingi dengan rincian arsitektur yang menakjubkan, menggambarkan kemegahan masa lampau.
Pesona Kekayaan Arsitektur dan Mitologi
Dibangun pada abad ke-9 Masehi oleh Dinasti Sanjaya, Prambanan merupakan perwujudan cemerlang seni bangunan pada masa itu. Struktur utamanya terdiri dari tiga candi utama yang menggambarkan Trimurti dalam agama Hindu: Brahma, Wisnu, dan Siwa. Setiap candi memiliki keunikan tersendiri dalam hal desain dan makna, menawarkan pengalaman yang mendalam bagi para pengunjung yang ingin menyelami kekayaan budaya Indonesia.
Magnet Spiritual dan Wisata Sejarah
Namun, Prambanan tidak hanya menjadi tujuan wisata bagi mereka yang mencari keindahan arsitektur kuno. Tempat ini juga memancarkan magnet spiritual bagi para pelancong yang ingin merasakan kedamaian dan keagungan sejarah yang tersirat di setiap batu candi. Ritual dan upacara keagamaan masih sering dilakukan di kompleks ini, menambah kekayaan pengalaman bagi para pengunjung yang ingin merasakan atmosfer mistis yang mengelilingi candi-candi ini.
Perayaan Kebhinekaan dalam Kebersamaan
Lebaran adalah momen kebersamaan dan persatuan bagi umat Muslim di seluruh dunia, namun di Prambanan, kita juga dapat melihat keragaman budaya yang memperkaya perayaan tersebut. Meskipun candi ini memiliki akar Hindu yang kuat, Prambanan terbuka untuk semua kalangan, tidak terbatas pada satu agama atau kepercayaan saja. Ini menjadi bukti nyata bahwa keindahan dan kebijaksanaan budaya kita tidak mengenal batas-batas agama atau kepercayaan.
Tantangan dan Peluang di Tengah Pandemi
Tidak dapat dipungkiri bahwa pandemi telah memberikan tantangan besar bagi industri pariwisata, termasuk destinasi populer seperti Candi Prambanan. Namun, dengan upaya-upaya pemulihan yang terus dilakukan, termasuk pengaturan ketat untuk menjaga keamanan dan kesehatan pengunjung, Prambanan tetap menjadi pilihan utama bagi mereka yang ingin merayakan Lebaran dengan cara yang berbeda.
Pesan Kebersamaan dan Toleransi
Ketika kita mengunjungi Candi Prambanan, kita tidak hanya menyaksikan keindahan arsitektur kuno yang luar biasa, tetapi juga mengambil bagian dalam perjalanan spiritual dan sejarah yang melintasi zaman. Lebih dari sekadar tempat wisata, Prambanan adalah cerminan dari nilai-nilai kebersamaan, toleransi, dan keagungan budaya yang mengikat kita semua sebagai bangsa.
Dengan demikian, meskipun telah melewati hari kedua Lebaran, Prambanan tetap menjadi destinasi yang mempesona dan relevan bagi siapa pun yang ingin menggali kekayaan sejarah dan spiritual Indonesia.
Lebaran hari pertama dan kedua, jumlah wisatawan yang ke Candi Prambanan mendekati 15.000 pengunjung. Jumlah ini diperkirakan akan bertambah seiring dengan masa libur lebaran masih sampai 15 April 2024 mendatang.
Berdasarkan data PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko atau Injourney Destination Management (IDM), kunjungan wisatawan ke Candi Prambanan hingga libur Lebaran hari kedua telah mendekati 15.000 pengunjung.
“Selama masa libur Lebaran hari pertama dan kedua, pengunjung Candi Prambanan telah mendekati 15.000 pengunjung,” ujar Hetty Herawati, Direktur Pemasaran dan Pengembangan Bisnis Injourney Destination Management PT Taman Wisata Candi, dalam keterangan tertulis, Jumat (12/04/2024).
Hetty menyampaikan jumlah kunjungan wisatawan ke Candi Prambanan diperkirakan akan masih akan bertambah. Sebab, masa libur dan cuti bersama Lebaran yang masih akan berlangsung hingga 15 April 2024 mendatang.
Di sisi lain, dari segi infrastruktur juga didukung oleh akses Tol Fungsional Solo-Yogyakarta dengan exit fungsional Klaten yang telah beroperasi sejak sebelum Lebaran, makin mempermudah kunjungan wisatawan ke Candi Prambanan di masa Lebaran ini.
Pasar Medang di Prambanan
Guna menyambut wisatawan di masa libur Lebaran, PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko atau Injourney Destination Management (IDM) kembali menghadirkan Pasar Medang yang merupakan ciri khas dari kegiatan di destinasi.
“Pasar Medang merupakan IP (Intellectual Property) Injourney Destination Management yang tujuannya hadir sebagai sebuah program yang memberikan experience terbaik bagi pengunjung,” urainya.
Pasar Medang sudah digelar sejak tahun 2023. Dari awal, Pasar Medang selalu hadir secara tematik pada setiap event-nya.
/YUSTINUS WIJAYA KUSUMA Suasana Pasar Medang yang digelar di Candi Prambanan oleh PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko selama libur Lebaran 2024. (Foto dokumentasi PT TWC Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko).
Pada tahun ini, Pasar Medang hadir dengan tema Kelana Cerita Tanah Jawa yang dilaksanakan pada tanggal 11-15 April 2024 di Candi Prambanan.
Pasar Medang kali ini menyuguhkan berbagai kegiatan yang mengajak pengunjung untuk berkenalan kembali dengan tradisi Jawa yang pernah eksis.
Pengunjung bisa merasakan pengalaman rasa, aksara dan budaya khas Jawa dengan melalui 3 aktivitas utama, yaitu Cipta Aksara, Bhuvana Java dan Sasana Kriya.
Hetty menjelaskan, Cipta Aksara mengajak pengunjung untuk memiliki pengalaman mempelajari aksara Jawa melalui media olahan daur ulang atau kertas dluwang. Hasil karya yang dibuat oleh pengunjung dapat dibawa pulang sebagai suvenir.
Bhuvana Java mengajak pengunjung untuk mengenal salah satu kebudayaan Jawa masa lampau, yaitu maca lelakon weton atau membaca weton.
Weton atau waktu kelahiran merupakan salah satu masa penting dalam masa kehidupan manusia yang diyakini berpengaruh pada kehidupan di masa yang akan datang.
DOK. INJOURNEY InJourney menghadirkan Pasar Medang di kawasan Candi Prambanan untuk mendukung kegiatan wisata masyarakat saat periode Lebaran 2024.
Hasil dari membaca weton ini dapat diekspresikan pengunjung melalui goresan krayon di papan yang telah disediakan sambil berfoto menggunakan pakaian Jawa seperti Kebaya atau Beskap.
Sasana Kriya menawarkan berbagai pertunjukan kesenian daerah hingga parade penari dari pemeran Sendratari Ramayana yang melegenda.
Selain itu juga suguhan berbagai kuliner di Pasar Medang. Pengunjung bisa menikmati berbagai jenis kuliner makanan tradisional mulai dari Beer Java, sate kere, oseng mercon, mi kopyok, wedang pring dan masih banyak lagi.
Hetty mengungkapkan di dalam pelaksanaanya, Pasar Medang selalu berkolaborasi dengan tenant dan komunitas lokal di sekitar kawasan destinasi.
“Salah satu ciri khas Pasar Medang adalah untuk mengangkat lokalitas, tidak hanya dari jenis kegiatannya saja, namun juga untuk bekerjasama dengan pihak-pihak yang telah membangun dan mengembangkan lokalitas itu sendiri,” kata dia.
Harapannya, sambung dia, seiring makin berkembangnya Pasar Medang, juga turut mengangkat komunitas dan UMKM lokal di setiap kawasan nantinya,.