Rabu, Juli 3, 2024
BerandaInternasionalPemilu Iran Memasuki Putaran Kedua, Kandidat Anti-Barat Unggul

Pemilu Iran Memasuki Putaran Kedua, Kandidat Anti-Barat Unggul

- Advertisement -

Jalili, Jalur Konservatif, Tantang Reformis dalam Pemilu Iran

Dalam babak baru pemilihan presiden Iran, dua kandidat akan bertarung sengit untuk memperebutkan kursi tertinggi negara tersebut. Saeed Jalili, diplomat garis keras dan mantan negosiator nuklir, akan menghadapi Masoud Pezeshkian, seorang reformis, dalam putaran kedua yang menentukan pada Jumat mendatang.

Jalili, sosok konservatif berusia 58 tahun, membawa visi untuk menyatukan faksi-faksi Iran yang terpecah. Didukung oleh basis pendukung garis keras yang menganut sikap anti-Barat, ia bertekad membuktikan dirinya sebagai kandidat paling layak memimpin negara di bawah bimbingan Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei.

Profil Saeed Jalili

Lahir pada 6 September 1965, di Masyhad, Jalili dibesarkan dalam keluarga kelas menengah yang taat. Ia memegang beberapa posisi penting sepanjang kariernya, termasuk sebagai perwakilan Khamenei di Dewan Keamanan Nasional Tertinggi, badan keamanan teratas Iran.

Jalili adalah seorang veteran Perang Iran-Irak, di mana ia kehilangan kaki kanannya akibat ledakan peluru. Dari tahun 2007 hingga 2013, ia menjabat sebagai kepala negosiasi program nuklir Iran, mempertahankan sikap tanpa kompromi.

Ia menentang keras Perjanjian Nuklir 2015 dengan Amerika Serikat dan kekuatan dunia lainnya, mengklaim bahwa perjanjian tersebut melemahkan “garis merah” Iran dengan memungkinkan inspeksi situs nuklir. Kesepakatan itu akhirnya runtuh pada tahun 2018.

Jalili meraih gelar doktor ilmu politik dari Universitas Emam Sadegh di Teheran, sebuah lembaga yang melatih kader-kader Republik Islam. Dia juga memegang peran penting di bawah mantan Presiden Mahmoud Ahmadinejad, menjabat sebagai Wakil Menteri Luar Negeri untuk Eropa dan Amerika Selatan.

- Advertisement -

Perjalanan Politik

Dalam pemilihan presiden tahun 2013, Jalili finis ketiga dengan 11 persen suara. Pada tahun 2021, ia menarik diri dari persaingan dan mendukung kandidat konservatif Ebrahim Raisi, yang akhirnya memenangkan pemilu.

Kematian Raisi dalam kecelakaan helikopter pada Maret 2024 memicu pemilihan presiden baru. Jalili kembali memasuki panggung politik, mempertaruhkan reputasinya sebagai pemimpin kuat dan konsisten dalam menghadapi Barat.

Janji Kampanye

- Advertisement -

Kampanye Jalili berfokus pada menentang pengaruh asing, memulihkan kemandirian ekonomi, dan memperkuat nilai-nilai Islam. Dia berjanji untuk menciptakan lapangan kerja, memerangi korupsi, dan meningkatkan kesejahteraan rakyat Iran.

Namun, pendekatan garis kerasnya terhadap kebijakan luar negeri telah memicu kekhawatiran di antara komunitas internasional. Para kritikus memperingatkan bahwa kepresidenan Jalili dapat memperburuk ketegangan dengan Barat dan menghambat upaya untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir.

Perjalanan menuju Putaran Kedua

Pada putaran pertama pemilu presiden, Jalili memperoleh lebih dari 9,4 juta suara, didukung oleh mayoritas pemilih garis keras. Dia akan menghadapi Masoud Pezeshkian, kandidat reformis yang berjanji untuk membangun jembatan dengan dunia dan memprioritaskan kebutuhan rakyat Iran.

Hasil putaran kedua akan menentukan masa depan Iran. Kemenangan Jalili akan mengukuhkan dominasi kaum konservatif dan memperkuat posisi anti-Barat negara tersebut. Sebaliknya, kemenangan Pezeshkian akan menandai pergeseran menuju garis yang lebih moderat dan pragmatis.

Rakyat Iran akan menentukan arah negara mereka dalam pemilihan presiden yang penting ini. Dengan dua kandidat yang sangat berbeda mewakili visi yang kontras, perjalanan Iran berada di persimpangan jalan, dan masa depan tetap tidak pasti.

- Advertisement -
Advertisement
RELATED ARTICLES

Tetap Terhubung

199,856FansSuka
215,976PengikutMengikuti
152,458PengikutMengikuti
284,453PelangganBerlangganan

Most Popular