Senin, November 25, 2024
BerandaOtomotifPerusahaan China Mendapatkan Izin Produksi Mobil Terbang Dari Slovakia: Era Mobilitas Baru...

Perusahaan China Mendapatkan Izin Produksi Mobil Terbang Dari Slovakia: Era Mobilitas Baru Yang Diawali

- Advertisement -

Suratsuara.com – Di tengah gelombang inovasi teknologi yang mempercepat perubahan di seluruh dunia, industri otomotif juga tak luput dari terobosan yang mengubah paradigma. Dalam langkah monumentalnya, perusahaan asal China telah berhasil mendapatkan izin produksi untuk mobil terbang dari Slovakia, membuka pintu bagi era mobilitas baru yang revolusioner.

Slovakia, sebuah negara yang terletak di pusat Eropa, bukanlah pilihan yang dianggap biasa bagi produsen mobil China. Namun, keputusan perusahaan tersebut membuka pabrik di Slovakia menandai sebuah tonggak sejarah dalam industri otomotif global. Kemitraan ini tak hanya menggambarkan kerjasama lintas negara yang kuat, tetapi juga menyoroti pentingnya inovasi yang mendefinisikan masa depan transportasi.

Langkah China memasuki dunia mobil terbang mengundang sejumlah pertanyaan. Bagaimana teknologi ini akan mengubah cara kita berpindah? Apakah regulasi dan infrastruktur sudah siap menyambut era baru ini? Apa dampaknya terhadap lingkungan dan keberlanjutan?

Mobil terbang sendiri merupakan mimpi manusia sejak lama. Namun, baru dalam beberapa tahun terakhir, kemajuan teknologi seperti kecerdasan buatan, baterai canggih, dan desain aerodinamis telah membawa visi ini menjadi lebih nyata. Keberhasilan perusahaan China memperoleh izin produksi dari Slovakia menunjukkan bahwa mimpi tersebut semakin mendekati kenyataan.

Namun, kehadiran mobil terbang juga menimbulkan beberapa isu yang perlu dipertimbangkan dengan serius. Regulasi harus diperbarui untuk mengakomodasi kendaraan udara ini, termasuk pertimbangan keamanan dan pengaturan lalu lintas udara yang lebih kompleks. Infrastruktur juga harus disesuaikan, termasuk pelabuhan pendaratan yang aman dan fasilitas pengisian bahan bakar baru.

Tidak ketinggalan, ada juga pertanyaan tentang dampak lingkungan dari penggunaan mobil terbang. Meskipun pada awalnya teknologi ini mungkin terlihat ramah lingkungan dengan pemakaian bahan bakar yang lebih efisien, namun dampaknya terhadap polusi udara dan kebisingan perlu diperhatikan secara serius. Keberlanjutan harus menjadi fokus utama dalam pengembangan teknologi ini agar manfaatnya dapat maksimal tanpa mengorbankan lingkungan hidup.

Kemitraan antara perusahaan China dan Slovakia bukan hanya tentang mobil terbang, tetapi juga tentang menciptakan model bisnis baru dalam industri otomotif. Ini bisa menjadi pendorong untuk kerjasama lebih lanjut antara China dan negara-negara Eropa, membuka peluang baru untuk inovasi dan pertumbuhan ekonomi di kedua wilayah.

Dengan demikian, langkah China dalam mendapatkan izin produksi mobil terbang dari Slovakia bukan hanya sebuah pencapaian teknologi, tetapi juga peristiwa bersejarah yang akan membentuk masa depan mobilitas global. Semakin kita mendekati era mobil terbang, semakin penting bagi kita untuk memastikan bahwa perubahan ini menuju arah yang sesuai dengan kebutuhan manusia dan kelestarian lingkungan.

- Advertisement -

Perusahaan China Hebei Jianxin Flying Car Technology akan memproduksi mobil terbang bersertifikat yang dikembangkan oleh perusahaan asal Slovakia, Klein Vision. Mobil terbang ini dapat berubah bentuk dari kendaraan darat menjadi pesawat.

Klein Vision telah mengumumkan pihaknya menjual izin produksi dan penjualan mobil terbangnya untuk pasar China kepada Hebei Jianxin Flying Car Technology, sebuah perusahaan yang berbasis di Cangzhou, Provinsi Hebei, China utara, pada Maret 2024.

“Kami dengan bangga mengumumkan penjualan lisensi untuk teknologi mobil terbang bersertifikat kami kepada perusahaan bergengsi asal China,” kata Stefan Klein, chairman dewan Klein Vision, seperti dilansir Xinhua.

“Kemitraan ini mewakili sebuah langkah signifikan dalam misi kami untuk memperluas akses global ke solusi mobilitas revolusioner dan mendorong kemajuan dalam industri itu,” tambah Anton Zajac, salah satu pendiri Klein Vision.

- Advertisement -

Mobil yang dirancang untuk penggunaan darat dan udara ini dapat bertransformasi dari kendaraan darat menjadi pesawat terbang dalam waktu 3 menit, dengan kecepatan terbang hingga 300 kilometer per jam dan jarak penerbangan lebih dari 1.000 kilometer.

Mobil tersebut mendapatkan Sertifikat Kelaikan Udara resmi dari Otoritas Transportasi Slovakia pada 2022 setelah menyelesaikan uji terbang yang ketat selama 70 jam, yang sesuai dengan standar Badan Keselamatan Penerbangan Eropa.

Indonesia kini mulai memproduksimobil terbangpertama bernama Vela α. Vela merupakan industriAdvanced Air Mobility(AAM) diluncurkan ke publik padaSingapore Airshow 2024pada 20-25 Februari 2024.

Menurut asisten manager komunikasi eksternal PT Dirgantara Indonesia (PTDI), Kerry Apriawan, pada Singapore Airshow 2024 pada 20-25 Februari 2024, Vela α berada di booth yang sama dengan Indonesian Aerospace di Changi Exhibition Center Hall B G51.

“Vela juga memiliki perjanjian kerja sama dengan satu-satunya perusahaan manufaktur pesawat milik negara di Asia Tenggara untuk menegaskan bahwa posisi dan ambisi Vela sangat serius dalam membangun ekosistem di dunia industri manufaktur penerbangan,” ujar Kerry dalam siaran medianya, 26 Februari 2024.

Kerry menuturkan PT Vela Prima Nusantara, juga dikenal sebagai Vela, mengkhususkan diri dalam produksi pesawat AAM.

Pesawat Alpha adalah produk andalan perusahaan, dan Vela menangani semua aspek desain, pengembangan, pengujian, sertifikasi, manufaktur, dan MRO.

“Vela merupakan startup yang didirikan pada pertengahan tahun 2020 dengan tujuan merancang, mengembangkan, dan memproduksi Advanced Air Mobility (AAM),” kata Kerry.

Pesawat ini diperkirakan akan mulai beroperasi secara komersial pada akhir tahun 2028, telah dirancang untuk menampung seorang pilot dan empat penumpang tetapi dapat dikonfigurasi hingga enam penumpang, dan mampu menjalankan beberapa misi penerbangan dengan sekali pengisian daya.

Pesawat AAM Vela akan menampilkan dua pilihan tenaga yakni VTOL listrik penuh dan VTOL hibrida, keduanya akan didasarkan pada desain badan pesawat yang sama.

“Pekerjaan rekayasa yang diperlukan untuk mengembangkan pesawat ini terutama dilakukan di Bandung, Indonesia, sementara manajemen mengawasi dari Jakarta, Indonesia,” ungkap Kerry.

Kerry menjelaskan personel utama Vela adalah insinyur yang sangat berpengalaman dengan total pengalaman teknik gabungan lebih dari 600+ tahun. Mereka menghadirkan keahlian khusus dalam desain pesawat terbang menggunakan teknologi mutakhir, khususnya dalam elektronika daya dan desain struktur komposit.

“Hal ini telah menanamkan rasa percaya diri pada kepemimpinan Vela bahwa mereka akan menjadi pemain tangguh dalam industri yang sedang berkembang ini,” tambah Kerry.

Saat ini, Vela sedang dalam tahap desain awal program, dengan konfigurasi terbaru, Alpha, dalam tahap finalisasi.

- Advertisement -
Advertisement
RELATED ARTICLES

Tetap Terhubung

199,856FansSuka
215,976PengikutMengikuti
152,458PengikutMengikuti
284,453PelangganBerlangganan

Most Popular