suratsuara.com – Beberapa wilayah di Indonesia saat ini sedang dilanda banjir dan genangan air akibat curah hujan yang tinggi.
Maka dari itu, pengemudi mobil perlu waspada saat terpaksa menerjang banjir. Salah satu alasannya, karena berbagai kotoran dan lumpur yang terbawa dapat mengkontaminasi oli transmisi, sehingga dapat mengganggu kinerja kendaraan.
Lantas, perlukah ganti oli transmisi mobil usai terjang banjir?
– Mobil bermesin diesel menerjang banjir
Iwan, Pemilik Iwan Motor Honda Auto Clinic Solo, Jawa Tengah, mengatakan, setelah menerjang banjir yang tinggi lebih baik dikuras.
“Kalau memang genangannya tinggi dan ragu pilih kuras saja,” kata Iwan kepada , Jumat (15/3/2024).
Iwan mengatakan, hal ini berguna untuk meminimalisir risiko terjadi kerusakan pada sistem transmisi akibat terkontaminasinya oli dengan air banjir.
ANTARA FOTO/ALOYSIUS JAROT NUGRO Sejumlah pengemudi mobil menerjang banjir yang melanda diwilayah Bayat, Klaten, Jawa Tengah, Selasa (28/11/2017). Akibat intensitas curah hujan tinggi dampak dari cuaca ekstrem Siklon Cempaka yang melanda kawasan pulau Jawa tersebut menyebabkan sejumlah titik wilayah Cawas dan Bayat, Kabupaten Klaten terendam banjir.
Selain itu, dengan menguras oli transmisi bisa menghilangkan kemungkinan bercampurnya air banjir dan kotoran ke dalam sistem transmisi kendaraan.
Perlu diingat juga, batas aman mobil melewati banjir adalah setengah diameter ban, jika lebih bisa berisiko.
“Batas aman mobil melewati genangan air banjir maksimal setengah diameter ban, kalai lebih bisa risiko akan terhisap mesin,” kata Iwan.
Iwan juga mengatakan, jika air sampai masuk ke dalam mesin dikhawatirkan mesin bisa jebol karena terjadi water hammer.