Selasa, Juli 2, 2024
BerandaTravelWarga Halmahera Barat Diajak Jaga Kelestarian Adat dan Budaya

Warga Halmahera Barat Diajak Jaga Kelestarian Adat dan Budaya

- Advertisement -

Pemerintah Halmahera Barat Serukan Pelestarian Adat dan Budaya, Bahasa Lokal Terancam Punah

Ternate, Maluku Utara – Pemerintah Kabupaten Halmahera Barat (Halbar) menyerukan kepada seluruh warganya untuk terus memelihara dan melestarikan kekayaan adat dan budaya yang telah diwariskan sejak ratusan tahun lalu.

“Eksistensi kesukuan Wayoli harus terus dijaga dengan baik, melengkapi dan memperkaya khazanah budaya Halmahera Barat,” tegas Wakil Bupati Halbar, Djufri Muhammad, usai menghadiri rapat koordinasi (rakor) suku Wayoli di Desa Goro-goro, Kecamatan Sahu, Sabtu (tanggal).

Wakil Bupati bersama rombongan berangkat dari pelabuhan Jailolo menuju Goro-goro untuk menghadiri rakor yang dihadiri oleh 400 peserta komunitas suku Wayoli dari seluruh Maluku Utara.

Dalam sambutannya, Djufri mengajak seluruh peserta untuk mempererat silaturahmi dan menjaga warisan budaya yang tak ternilai tersebut untuk generasi mendatang.

Sementara itu, Sultan Jailolo, Ahmad Sjah, menyampaikan kekhawatirannya mengenai ancaman kepunahan bahasa lokal di Halmahera Barat. Ia mendesak pemerintah daerah untuk mengintensifkan upaya pelestarian bahasa daerah melalui proses pembelajaran dan penggunaan sehari-hari.

“Saat ini, banyak generasi muda yang sudah tidak lagi menggunakan bahasa lokal, sehingga kami khawatir bahasa leluhur kita akan punah,” ungkap Sultan Jailolo.

Ia mencontohkan bahasa Gamkonora, yang pernah menjadi identitas masyarakat Halmahera Barat, kini sudah tidak lagi digunakan oleh warga lokal dan jumlah penuturnya terus berkurang.

- Advertisement -

Sultan Jailolo berharap Pemkab Halbar berkolaborasi dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek) melalui Kantor Bahasa Provinsi Maluku Utara untuk merevitalisasi bahasa lokal yang terancam punah.

Kekhawatiran ini dilatarbelakangi oleh fakta bahwa saat ini masyarakat Halmahera Barat lebih banyak menggunakan bahasa Melayu Malut atau bahasa Ternate, dibandingkan bahasa Gamkonora yang merupakan bahasa asli leluhur mereka.

Pemerintah Kabupaten Halmahera Barat menyadari pentingnya pelestarian adat dan budaya sebagai identitas daerah. Upaya-upaya aktif untuk menjaga eksistensi kesukuan Wayoli dan merevitalisasi bahasa lokal akan terus dilakukan untuk memastikan kekayaan budaya daerah ini tetap lestari untuk generasi mendatang.

- Advertisement -
Advertisement
RELATED ARTICLES

Tetap Terhubung

199,856FansSuka
215,976PengikutMengikuti
152,458PengikutMengikuti
284,453PelangganBerlangganan

Most Popular