Suratsuara.com – Setiap tahunnya, tradisi mudik Lebaran menjadi momen yang dinantikan oleh jutaan orang di Indonesia. Mudik, yang merupakan perjalanan pulang ke kampung halaman, menjadi momentum penting untuk berkumpul bersama keluarga dan sanak saudara. Namun, seperti tahun-tahun sebelumnya, tantangan besar selalu mengiringi para pemudik, terutama dalam hal mobilitas yang lancar.
Tahun 2024 tidak terkecuali. Jalur Lintas Sumatra Selatan, yang menjadi akses utama bagi pemudik yang menuju ke sejumlah destinasi di Sumatra, mengalami kemacetan parah. Pemudik dilaporkan terjebak dalam kemacetan yang berlarut-larut, bahkan hingga mencapai waktu 12 jam.
Kemacetan yang melumpuhkan ini menjadi sorotan utama, memunculkan keluhan dan kekecewaan dari para pemudik yang merasa terjebak dalam situasi yang tidak mengenakkan. Faktor apa yang menyebabkan kemacetan ini terjadi? Apakah ada solusi yang dapat diterapkan untuk menghindari hal serupa di masa yang akan datang?
Berbicara mengenai penyebab kemacetan, beberapa faktor mungkin menjadi penyebab utama. Pertama, peningkatan jumlah kendaraan yang melintasi jalur ini selama musim mudik. Jumlah kendaraan yang meningkat secara signifikan, tanpa peningkatan yang seimbang dalam infrastruktur jalan, secara alami akan menyebabkan kemacetan.
Kedua, kondisi jalan yang kurang memadai. Jalur Lintas Sumatra Selatan, meskipun telah mengalami perbaikan dan perluasan, masih belum mampu menampung volume kendaraan yang besar. Kondisi jalan yang sempit, tambahan dengan faktor cuaca buruk atau kecelakaan di sepanjang jalan, semakin memperparah situasi.
Solusi untuk mengatasi kemacetan tersebut tentu bukanlah hal yang mudah. Namun, beberapa langkah dapat diambil untuk meminimalisir dampak buruk dari kemacetan yang terjadi. Pertama-tama, peningkatan infrastruktur jalan menjadi hal yang sangat penting. Pembangunan jalan yang lebih lebar dan tahan lama dapat membantu mengurangi kemacetan.
Selain itu, pengaturan lalu lintas yang lebih baik juga perlu diperhatikan. Koordinasi antara pihak kepolisian, otoritas transportasi, dan pihak terkait lainnya perlu diperkuat untuk mengatur arus lalu lintas dengan lebih efektif selama musim mudik. Penggunaan teknologi dalam pengaturan lalu lintas, seperti CCTV dan sistem pemantauan lalu lintas cerdas, juga dapat membantu dalam mengidentifikasi titik-titik kemacetan secara cepat dan mengambil tindakan yang diperlukan.
Selain upaya yang bersifat fisik dan teknologi, sosialisasi kepada masyarakat juga sangat penting. Pemudik perlu diberi pemahaman akan pentingnya keselamatan dan kenyamanan dalam perjalanan. Informasi mengenai kondisi jalan dan perkiraan waktu tempuh perlu disebarkan dengan lebih luas, sehingga pemudik dapat merencanakan perjalanan mereka dengan lebih baik.
Dalam kesimpulannya, kemacetan yang terjadi di Jalur Lintas Sumatra Selatan selama mudik Lebaran 2024 menunjukkan bahwa masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan dalam meningkatkan mobilitas selama musim mudik. Dengan upaya bersama antara pemerintah, pihak terkait, dan masyarakat, diharapkan kemacetan yang parah seperti ini dapat diminimalisir, sehingga pemudik dapat pulang ke kampung halaman dengan lebih lancar dan nyaman.
Mudik jadi tradisi masyarakat Indonesia untuk bisa Lebaran bersama keluarga di kampung halaman. Tradisi mudik tetap berlangsung hingga sekarang, meski harga tiket mahal dan harus kena macet di jalan.
Cerita pengalaman pemudikharus kena macet hingga belasan jam terus berseliweran di media sosial. Salah satunya diungkap oleh Dazen Vrilla, melalui Reels Instagram pribadinya @dazenvrilla.
“Udah dua tahun nggak mudik, tahun ini malah ke prank sama kemacetan,” ungkapnya di awal video yang diunggah pada Jumat malam, 5 April 2024.
Ia mengatakan mengalami kemacetan parah hingga 12 jam dalam perjalanannya melewati wilayah Sumatera Selatan.Sambilmenyematkan akun Satuan Lalu Lintas Banyuasin, Dazen mengatakan keluhannya soal truk-truk yang memperparah kondisi jalanan tak bergerak.
“Kok H-5 truk2 transformer masih dibiarin lewat???!!! Bisa-bisanya posting udah lancar, padahal udah mau 12 jam sekarang stuck ga gerak1!!! @polisi_banyuasin @polisi @sumsel,” tulisnya tampak kesal di keterangan video.
Ia juga menceritakan dalam video bahwa pada satu waktu, kendaraannya terhenti di tempat yang sama selama tujuh jam karena jalanan tidak bergerak sama sekali. Ternyata kemacetan terjadi sepanjang 12 km, salah satunya akibat jalanan rusak.
Padahal, ia mengatakan bahwa polisi sudah menggelar Operasi Ketupat 2024. “Kurang antisipasi atau gimana ya? Ini kok bisa sampai 8 jam macetnya? Sebelnya lagi tadi ada dua polisi yang berhenti di Masjid Al-Muttaqin sini, tapi pas ditanya solusinya apa, mereka nggak bisa kasih apa-apa,” keluhnya lebih lanjut.
Terkait konten yang dibuat Dazen, Polisi Sumatera Selatan (Sumsel) membalas laporan kondisi kemacetan. “Halo sobat presisi terkait kemacetan tersebut sudah diturunkan personel untuk mengurangi kemacetan,” tulis akun resminya @polisi_sumsel pada Sabtu, (6/4/2024).
Sang pembuat konten yang merupakan jurnalis sebuah stasiun televisi langsung membalas komentar, “@polisi_sumsel Personilnya berapa pak? Sebanding ga sama jumlah pemudik yg lewat? Saya semalem sampe jam 2 malem masih macet dari jam 3. Trus parahnya, ini H-4 lebaran kok truk2 gede masih dikasih lewat ya pak? Emg ga dapet sosialisasinya dari @korlantaspolri.ntmc ? @divisihumaspolri.”
“Terima kasih atas saran dan kritik. Mohon maaf apabila ada pelayanan yang kurang berkenan. Akan segera dilakukan perbaikan dan penambahan personel,” balas akun Polisi Sumsel.
Ternyata warganet lain juga mengeluhkan hal yang sama dengan menulis, “masa tiap tahun begini si pah, temenku lagi hamil muda dari solok mau pulang ke palembang 6 jam di betung ga gerak parah banget TIAP TAHUN LOH, TIAP TAHUN udah 3 tahun terakhir dia harus ngejajal kemacetan itu, mana naik kendaraan umum.”
Mengutip Tim News Liputan6.com, kemacetan panjang terjadi hingga kedalamtol Tangerang-Meraksejak Jumat malam, 5 April hingga Sabtu siang, 6 April 2024. Bahkanpemudiksudah terjebak macet selama berjam-jam.
Salah satu pemudik dari Cikarang menuju Bengkulu, Agus mengaku sudah terjebak macet sejak pukul 06.00 WIB. “Sudah hampir lima jam terjebak macet, dari sebelum gerbang Tol Cilegon Barat mulai macetnya,” kata Agus ditemui di Gerbang Tol Merak, Sabtu, (06/04/2024).
Agus memilih mudik hari ini karena sudah mulai memasuki libur dan cuti Idul Fitri 1445 hijriah. “Emang ini puncaknya, kayanya dua jam lagi belum tentu masuk pelabuhan kalau gini (macet) terus,” ujarnya.
Berdasarkan pantauan pada Sabtu pagi, 6 April 2024, sekitar pukul 07.42 WIB, kemacetanterjadi diKM92 tol Tangerang-Merak. Selanjutnya, sekitar pukul 09.10 WIB, kemacetan di dalam tol berada di KM91-400.
Kemudian, pukul 11.25 WIB, kemacetan terjadi sampai KM90. Selanjutnya sekitar pukul 12.12 WIB, kemacetan terjadi hingga di KM94. Terbaru, sekitar pukul 13.00 WIB, ekor antrian di dalam tol Tangerang-Merak, berada di KM95.
Jika ekor kemacetan terjadi di KM90, maka ada sekitar 8 kilometer kemacetan di dalam Tol Tangerang-Merak. Selanjutnya, kalau dihitung jarak antara GT Merak hingga Pelabuhan Merak sekitar 5km, artinya terjadi kemacetan hingga 13 kilometer diluar Pelabuhan Merak.
Macet panjang terjadi sampai keluarPelabuhan Merak, bahkan sampai masuk kedalam Tol Tangerang-Merak. Hal ini membuat Jalan Cikuasa Atas dijadikan kantung parkir kendaraanpemudik, sebelum masuk kedalam pelabuhan diujung barat Pulau Jawa itu.
“(Kemacetan di GT Merak) itu 500 meter sampai 700 meter,” ujar Kompol Wiratno, Kepala Induk PJR Ciujung Korlantas Polri, saat dikonfirmasi, Sabtu, (06/05/2024).
Meski kemacetan panjang hingga kedalam ruas tol Tangerang-Merak, kepolisian tidak meneruskan pengalihanarus lalu lintas. Mereka melakukandelaying system, untuk menghambat laju kendaraan dari arah Jakarta menuju Pelabuhan Merak.
“Enggak ada pengalihan, adanyadelaying system.Delaying systemdi Cikupa, Rest Area KM43 dan KM68,” paparnya.