Suratsuara.com – Ketegangan di Gaza selama bulan suci Ramadan telah menyoroti kesulitan dan kepahitan yang dialami oleh umat Islam di seluruh dunia. Pernyataan terbaru dari Ayatollah Ali Khamenei, Pemimpin Tertinggi Iran, mencerminkan keprihatinan mendalam atas kondisi di wilayah tersebut, serta solidaritas yang kuat dengan warga Palestina.
Sebagai bulan suci yang penuh berkah, Ramadan seharusnya menjadi waktu perdamaian, introspeksi, dan solidaritas umat Islam. Namun, situasi di Gaza, yang terus menderita akibat konflik berkepanjangan, membingungkan dan memilukan banyak umat Muslim di seluruh dunia.
Khamenei mengecam keras serangan Israel terhadap warga Palestina, yang telah menyebabkan korban jiwa yang tidak bersalah, termasuk wanita dan anak-anak. Beliau menekankan bahwa tindakan Israel yang kejam dan tanpa ampun bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan, serta merupakan pelanggaran terhadap hak-hak dasar warga Palestina.
Solidaritas internasional dengan Palestina telah menjadi sorotan utama selama beberapa dekade terakhir, dengan banyak negara dan organisasi mencoba untuk memperjuangkan hak-hak rakyat Palestina yang terpinggirkan. Iran, sebagai salah satu negara yang secara konsisten menyuarakan dukungan untuk Palestina, telah menjadi salah satu pihak yang paling vokal dalam mengecam tindakan Israel dan memperjuangkan hak-hak warga Palestina.
Dalam konteks ini, pernyataan Khamenei memperkuat komitmen Iran untuk terus mendukung perjuangan rakyat Palestina. Namun, beliau juga menekankan pentingnya solidaritas dan aksi konkret dari seluruh umat Islam di seluruh dunia untuk mengakhiri penindasan terhadap Palestina.
Pernyataan Khamenei juga menyoroti pentingnya dialog dan diplomasi dalam menyelesaikan konflik di Timur Tengah. Beliau menyerukan kepada komunitas internasional untuk bertindak tegas terhadap pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan oleh Israel, dan untuk bekerja sama dalam mencari solusi yang berkelanjutan dan adil bagi kedua belah pihak.
Dengan terus berlanjutnya konflik di Gaza dan pendudukan yang berkelanjutan, penting bagi umat Islam dan masyarakat internasional secara keseluruhan untuk mengambil langkah-langkah konkret untuk mengakhiri penderitaan yang dialami oleh rakyat Palestina. Solidaritas, dialog, dan tindakan bersama adalah kunci untuk mencapai perdamaian dan keadilan di wilayah yang dilanda konflik ini.
Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menyampaikan pidato Idul Fitri di tengah konflik Israel dan Hamas yang berkecamuk di Gaza. Khamenei mengatakan peristiwa berdarah di Gaza menyisakan kenangan pahit bagi umat Islam selama Ramadan.
“Peristiwa berdarah di Gaza telah meninggalkan rasa pahit bagi umat Islam di seluruh dunia selama Ramadan tahun ini,” kata Khamenei dalam pidatonya di Teheran dilansir Aljazeera, Rabu (10/4/2024).
Khamenei juga mengecam sikap Amerika Serikat dan Inggris yang pasif dalam merespons agresi militer yang dilakukan Israel di Gaza. Dia menilai sikap tersebut menjadi gambaran peradaban negara barat saat ini.
“Pemerintah barat dalam insiden tahun lalu secara terbuka menunjukkan sifat jahat peradaban barat kepada dunia,” ujarnya.
Secara khusus Khamenei juga menyoroti serangan Israel ke gedung konsulat Iran di Suriah. Dia menegaskan akan ada serangan balasan yang dilakukan Iran kepada Israel.
“Mereka menyerang konsulat kami, seolah-olah mereka menyerang tanah kami,” kata Khamenei.
“Rezim jahat telah melakukan kesalahan dalam masalah ini dan mereka harus dihukum dan akan dihukum,” sambungnya.
Pidato di momen Idul Fitri dari Khamenei di Teheran ini juga telah direspons oleh Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz. Lewat unggahan di akun X miliknya, Katz menulis dalam bahasa Ibrani dan Persia ‘jika Iran menyerang dari wilayahnya sendiri, Israel akan membalas dan menyerang di Iran’.