Suratsuara.com – Di tengah hiruk-pikuk politik yang seringkali memisahkan, ada momen langka ketika rival politik bersatu dalam semangat persaudaraan dan tradisi. Salah satu momen tersebut terjadi saat Prabowo Subianto, mantan rival politik dari Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), memutuskan untuk merayakan Lebaran bersama di kediaman pribadi SBY di Cikeas.
Momen ini menjadi sorotan karena menunjukkan kedewasaan politik dan kehangatan hubungan antara dua tokoh penting dalam politik Indonesia. Meskipun sebelumnya terlibat dalam persaingan yang sengit, keduanya mampu melebur perbedaan dan menyatukan diri dalam momen kebersamaan yang penuh makna.
Prabowo Subianto, yang sebelumnya menjadi rival SBY dalam pertarungan politik, datang ke Cikeas dengan penuh kerendahan hati. Kunjungannya tidak hanya sekadar pertemuan politik biasa, tetapi lebih merupakan ungkapan kebersamaan dalam merayakan salah satu momen sakral umat Islam, yakni Lebaran.
Kunjungan tersebut juga menggambarkan nilai-nilai luhur dalam tradisi lebaran, di mana saling maaf-memaafkan dan mempererat tali persaudaraan menjadi fokus utama. Prabowo dan SBY menunjukkan kepada publik bahwa di atas perbedaan politik, ada nilai-nilai yang lebih tinggi yang dapat menyatukan bangsa.
Tidak hanya sekadar pertemuan formal, momen ini juga menciptakan ruang untuk pembicaraan yang lebih personal antara kedua tokoh tersebut. Percakapan yang terjalin di antara mereka diyakini mencakup beragam topik, mulai dari politik hingga isu-isu nasional yang sedang dihadapi Indonesia saat ini.
Reaksi publik terhadap kunjungan ini pun bervariasi. Ada yang menyambutnya dengan penuh apresiasi, melihatnya sebagai langkah positif menuju rekonsiliasi politik yang lebih luas. Namun, tidak sedikit pula yang skeptis, menilai kunjungan tersebut hanya sebagai upaya rekayasa politik belaka.
Meskipun demikian, momen ini tetap menjadi contoh nyata bahwa dalam politik, ada ruang untuk kembali kepada nilai-nilai kemanusiaan dan kebersamaan. Prabowo dan SBY dengan tindakan mereka telah memberikan contoh bahwa perdamaian dan kerukunan bukanlah hal yang mustahil dalam dinamika politik Indonesia.
Kunjungan Prabowo ke Cikeas untuk merayakan Lebaran bersama SBY bukan hanya sekadar pertemuan politik biasa. Ia melambangkan harapan akan terwujudnya politik yang lebih dewasa, di mana persaingan tidak lagi melupakan nilai-nilai kemanusiaan dan persaudaraan. Semoga momen ini menjadi langkah awal menuju rekonsiliasi yang lebih luas dalam politik Indonesia.
Ketua Umum Partai Gerindra sekaligus presiden terpilih, Prabowo Subianto, bersilaturahmi dengan presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Prabowo menemui SBY di Puri Cikeas, Jawa Barat, Jumat (12/4/2024) malam.
Prabowo tiba di Cikeas, Jumat (12/4/2024) pukul 18.38 WIB tadi. Prabowo kemudian diterima SBY dan keduanya melangsungkan pertemuan di dalam rumah Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat itu. Suasana pertemuan disebut sangat positif.
Usai pertemuan, tak banyak hal yang diungkap Prabowo. Menteri Pertahanan itu mengaku hanya sekedar silaturahmi.
“Lebaran kita datang ke senior,”singkat Prabowo usai pertemuan.
Sebelumnya, Prabowo sudah berkeliling menemui kerabat dan tokoh di momen Lebaran 2024. Di hari pertama dan kedua Lebaran, Prabowo menemui Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan keluarga.
Di hari kedua, Prabowo berkeliling menemui tokoh politik seperti ke open house Ketua Harian Gerindra sekaligus Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad, lalu Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto, hingga bertemu Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan.
Juru Bicara Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra, merespons soal kabar pertemuan antara Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, dengan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), di Cikeas, Jawa Barat, Jumat (12/4).
“Momen Lebaran, sangat baik dan wajar kalau dua sahabat bertemu untuk silaturahmi,” kata Herzaky, saat dikonfirmasi, Jumat (12/4).
Dia menilai, dengan adanya pertemuan dua tokoh bangsa mampu memberikan contoh yang baik untuk seluruh pihak agar saling bersilaturahmi. Agar, memberikan kehangatan bagi bangsa dan negara.
“Bangsa ini butuh tauladan. Bagaimana tokoh-tokoh bangsa, negarawan, saling bersilaturahmi, bertemu, yang memberikan kesejukan dan kehangatan dalam kebersamaan,” imbuh dia.