Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) Meroket di Indonesia
Jakarta, SINDOnews – Situasi memprihatinkan menyelimuti Indonesia akibat lonjakan kasus demam berdarah dengue (DBD) yang mengkhawatirkan. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), jumlah pasien DBD melonjak drastis hingga April 2024.
Hingga pertengahan April 2024, Kemenkes mencatat 88.593 kasus DBD di seluruh Indonesia, menandakan penambahan signifikan sebanyak 12.461 kasus dibandingkan periode sebelumnya. Tragisnya, jumlah korban jiwa akibat DBD turut meningkat, yakni 81 kasus dalam satu minggu saja.
Total kematian akibat DBD mencapai 621 jiwa, berasal dari 151 kabupaten/kota di 28 provinsi di Indonesia. Bandingkan dengan akhir April 2023, lonjakan kasus DBD sangat memprihatinkan, di mana hanya tercatat 28.579 kasus dengan 209 kematian.
Dari data Kemenkes, terungkap bahwa lima kabupaten/kota mencatatkan jumlah kasus DBD tertinggi sepanjang 2024. Kota Bandung menempati puncak daftar dengan 3.468 kasus, diikuti oleh Kabupaten Tangerang dengan 2.540 kasus.
Kota Bogor berada di peringkat ketiga dengan 1.944 kasus, sementara Kota Kendari dan Kabupaten Bandung Barat masing-masing melaporkan 1.659 dan 1.576 kasus DBD.
Selain lonjakan kasus, Kemenkes juga mencatat tingginya angka kematian akibat DBD. Kabupaten Bandung menjadi wilayah dengan kasus kematian DBD terbanyak, yakni 29 kematian.
Situasi ini menjadi peringatan penting bagi masyarakat Indonesia untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap DBD. Tindakan pencegahan, seperti pemberantasan sarang nyamuk, penggunaan kelambu, dan mengoleskan obat anti nyamuk, sangat penting untuk mencegah penularan penyakit ini.
Pemerintah dan tenaga kesehatan juga diharapkan mengintensifkan upaya pengendalian vektor nyamuk, edukasi masyarakat, dan respons cepat terhadap kasus DBD yang terjadi. Dengan bekerja sama, Indonesia dapat membendung lonjakan kasus DBD dan melindungi masyarakat dari bahaya penyakit mematikan ini.