Selasa, November 26, 2024
BerandaInternasionalTragedi Kapal Tenggelam di Afrika: Kelebihan Muatan Merenggut Nyawa 58 Penumpang

Tragedi Kapal Tenggelam di Afrika: Kelebihan Muatan Merenggut Nyawa 58 Penumpang

- Advertisement -

Tragedi Nahas di Afrika Tengah: 58 Nyawa Melayang dalam Insiden Kapal Terbalik

Ibu kota Republik Afrika Tengah, Bangui, diliputi duka setelah insiden tragis yang merenggut 58 nyawa. Sebuah kapal yang mengangkut warga menuju pemakaman seorang kepala desa terbalik di sungai Mpoko pada Jumat (19/4/2024), diduga karena kelebihan muatan.

Menurut keterangan Kepala Perlindungan Sipil, Thomas Djimasse, tim penyelamat berhasil mengevakuasi 58 jenazah, tetapi jumlah pasti penumpang yang tenggelam belum diketahui. “Kami tidak tahu pasti berapa jumlah orang yang berada di bawah air,” ujar Djimasse.

Saksi mata dan video yang beredar di media sosial menggambarkan bagaimana kapal yang sesak dengan penumpang terbalik tak lama setelah berangkat. Kapal tersebut membawa lebih dari 300 orang, dengan banyak yang berdiri atau duduk di atas struktur kayu.

Maurice Kapenya, yang mengikuti kapal dengan kano karena kehabisan tempat, menyaksikan tragedi tersebut secara langsung. Ia turut membantu mengumpulkan jenazah korban, termasuk saudara perempuannya sendiri, dengan bantuan nelayan dan warga setempat.

“Kapal itu berangkat dari tepi sungai dan belum lama berjalan ketika terbalik,” kata Kapenya. “Saya mengumpulkan mayat dengan kano saya, dibantu oleh nelayan yang menariknya ke tepi sungai.”

Tim penyelamat tiba di lokasi kejadian sekitar 40 menit setelah kapal terbalik. Keluarga-keluarga berkumpul di dekat sungai pada Sabtu (20/4/2024), mencari kabar kerabat mereka yang menjadi korban dan masih dinyatakan hilang.

Penyebab pasti insiden ini masih dalam penyelidikan, tetapi terdapat dugaan bahwa kapal kelebihan muatan. Juru bicara pemerintah, Albert Yaloké Mokpème, menyatakan bela sungkawa atas kematian yang merenggut banyak nyawa.

- Advertisement -

Tragedi ini menjadi sorotan akan kondisi transportasi yang buruk di Republik Afrika Tengah. Jalan yang rusak dan kurangnya transportasi umum yang memadai memaksa warga untuk mengandalkan sungai sebagai jalur transportasi utama.

Pemerintah telah berjanji untuk memperketat peraturan keselamatan transportasi air dan meningkatkan akses terhadap transportasi yang aman dan andal. Namun, para ahli memperingatkan bahwa diperlukan upaya jangka panjang untuk mengatasi akar masalah yang menyebabkan tragedi semacam ini.

Insiden kapal terbalik di Bangui telah menyisakan duka mendalam dan menyoroti perlunya perhatian yang lebih besar terhadap keselamatan transportasi di Republik Afrika Tengah.

- Advertisement -
Advertisement
RELATED ARTICLES

Tetap Terhubung

199,856FansSuka
215,976PengikutMengikuti
152,458PengikutMengikuti
284,453PelangganBerlangganan

Most Popular