Selasa, November 26, 2024
BerandaPolitikKans PPP Berpaling Ke Prabowo-Gibran: Dinamika Politik Menuju Pemilu 2024

Kans PPP Berpaling Ke Prabowo-Gibran: Dinamika Politik Menuju Pemilu 2024

- Advertisement -

Suratsuara.com – Dalam gejolak politik menjelang Pemilu 2024, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) telah menjadi sorotan setelah kabar kemungkinan merapatnya ke kubu Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Langkah ini menghadirkan pertanyaan besar mengenai arah politik partai tersebut, serta potensi pergeseran kekuatan di kancah politik nasional.

Dalam rapat internal Komite Induk Milenial (KIM), partai-partai yang tergabung di dalamnya, termasuk PPP, sepakat untuk membahas potensi aliansi ini. Namun, apakah ini hanya isu atau sinyal konkret menuju perubahan arah politik yang signifikan?

Dinamika PPP: Dari Tradisi ke Realitas Baru

Sebagai partai Islam yang memiliki sejarah panjang dalam politik Indonesia, PPP selama ini dikenal sebagai bagian dari kubu yang berseberangan dengan Prabowo Subianto. Keterlibatan mereka dalam koalisi pemerintahan saat ini, yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo, memberikan gambaran bahwa PPP lebih cenderung ke pusat politik.

Namun, adanya pergeseran dalam politik nasional, terutama dengan munculnya figur-figur baru seperti Gibran Rakabuming Raka, menimbulkan dinamika baru. Gibran, sebagai putra sulung Presiden Joko Widodo, mewakili semacam momentum politik baru yang menarik bagi beberapa partai, termasuk PPP.

Potensi Aliansi Prabowo-Gibran: Mengapa Menarik Bagi PPP?

Merapatnya PPP ke kubu Prabowo-Gibran bisa menjadi langkah strategis bagi partai tersebut. Pertama, ini bisa menjadi cara untuk memperluas basis dukungan dan menempatkan diri di lingkaran kekuasaan yang berpotensi kuat. Mengingat popularitas Prabowo di kalangan pemilih, terutama di wilayah-wilayah tertentu, kerja sama dengan koalisi ini dapat membuka peluang baru bagi PPP.

Selain itu, kehadiran Gibran sebagai tokoh milenial yang diperhitungkan dalam politik juga memberikan daya tarik tersendiri. Kehadirannya membawa semacam semangat segar yang bisa membantu PPP dalam menarik dukungan dari kalangan muda, yang semakin berpengaruh dalam dinamika politik Indonesia.

- Advertisement -

Tantangan dan Pertimbangan Strategis

Meskipun terdapat potensi keuntungan dalam merapat ke kubu Prabowo-Gibran, PPP juga dihadapkan pada berbagai tantangan dan pertimbangan strategis. Pertama, langkah ini bisa memicu perpecahan internal di partai, mengingat sebagian anggota dan basis PPP masih memiliki hubungan emosional dengan koalisi pemerintah saat ini.

Selain itu, reputasi Prabowo sebagai tokoh kontroversial juga membawa risiko tersendiri bagi PPP. Meskipun memiliki basis pendukung yang kuat, ada juga kritik dan kekhawatiran terhadap pandangan politik dan rekam jejak Prabowo yang harus dipertimbangkan dengan serius oleh PPP.

Hadirnya Plt Ketum PPP Mardiono di halalbihalal Partai Golkar menguatkan sinyal PPP merapat ke koalisi Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming. Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto menjelaskan internal koalisi Prabowo-Gibran akan membahas terkait kans PPP.

- Advertisement -

“Ya nanti kita bahas di internal Koalisi Indonesia Maju,” ujar Airlangga di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (16/4/2024). Airlangga menjawab pertanyaan wartawan terkait PPP siap gabung koalisi Prabowo-Gibran.

Airlangga mengatakan sejauh ini belum ada pembahasan di internal Prabowo-Gibran soal PPP. Ketika ditanya apakah ada bagi-bagi jatah buat PPP di pemerintahan selanjutnya, Airlangga mengaku tak tahu.

“Waduh, saya belum paham,” kata Airlangga.

Mardiono, yang sebelumnya menghadiri halalbihalal Golkar, mengatakan partainya menjalin komunikasi baik dengan partai mana pun. Mardiono mengungkit Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang dibentuknya bersama Golkar dan PAN tak pernah dibubarkan hingga kini.

“Ya, pertama, kehadiran saya karena saya diundang oleh Pak Airlangga, baik WA, telepon maupun surat undangannya yang dikirim kepada saya. Ya sesama ketua partai masa nggak hadir. Sampai batas itu saja. Ya selanjutnya, ya kita kan namanya lagi hari raya, saling bermaafan, itu hal yang lazim kan,” kata Mardiono kepada wartawan, Selasa (16/4).

Mardiono mengaku memang menjalin komunikasi baik dengan partai-partai di luar koalisi pengusung Ganjar Pranowo-Mahfud Md. Di antaranya, kata dia, komunikasi dengan PAN dan Golkar yang sudah erat sejak lama, khususnya saat menginisiasi KIB pada 2022.

“Kemudian di situ dimaknai dalam konteks apakah ada komunikasi politik selama ini, saya berkomunikasi baik dengan siapa pun. Karena dengan Golkar dan PAN apalagi, dulu kita memang membentuk KIB,” kata Mardiono.

“Di dalam KIB itu adalah tujuannya sangat mulia, yaitu Koalisi Indonesia Bersatu. Dan sampai sekarang KIB itu tidak dibubarkan. Apakah ada pertemuan untuk membubarkan KIB, kita tidak pernah,” imbuhnya.

- Advertisement -
Advertisement
RELATED ARTICLES

Tetap Terhubung

199,856FansSuka
215,976PengikutMengikuti
152,458PengikutMengikuti
284,453PelangganBerlangganan

Most Popular