Konflik Iran-Israel Picu Kekhawatiran Logistik dan Harga Pangan
Jakarta – Ketegangan antara Iran dan Israel telah membayangi sektor makanan dan minuman (mamin) di Indonesia. Kekhawatiran muncul seiring potensi gangguan logistik dan lonjakan harga bahan baku.
“Ketegangan ini sangat berdampak pada logistik industri mamin,” ungkap Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) Adhi S Lukman.
Indonesia bergantung pada impor bahan baku yang signifikan. Tercatat, ekspor industri mamin mencapai sekitar 11 miliar dolar AS, sementara nilai impor bahan baku cukup tinggi.
“Gangguan logistik dikhawatirkan akan meningkatkan biaya bahan baku. Asosiasi terigu sudah menyampaikan kekhawatiran ini,” jelas Adhi.
Situasi ini berpotensi mirip dengan konflik Rusia-Ukraina, yang telah menyebabkan kenaikan harga pangan global. Laporan FAO menyebutkan peningkatan harga pangan dunia sebesar 1% sebelum serangan Iran ke Israel.
“Terutama untuk biji-bijian, produk susu, daging, dan lainnya. Kita harus mengantisipasi dan mencari alternatif bahan baku,” imbuh Adhi.
Pengusaha mamin mengharapkan dukungan pemerintah untuk mengantisipasi ketidakpastian. Kolaborasi antara dunia usaha dan pemerintah sangat diperlukan, khususnya dalam mengamankan pasokan bahan baku.
“Alternatif bahan baku bisa dicari di belahan bumi utara dan selatan, seperti Amerika Latin dan Australia,” kata Adhi.
Pemerintah diharapkan juga mengantisipasi stabilitas nilai tukar rupiah agar tidak semakin membebani industri. “Capital outflow ke AS meningkat dan nilai suku bunga di sana tinggi. Kita harus mengantisipasi itu,” ujar Adhi.
Gangguan logistik dari Timur Tengah memang tidak terlalu signifikan dalam hal impor, namun dapat berdampak pada peningkatan biaya melalui Terusan Suez.
“Nilai tukar dan ketidakpastian yang berkepanjangan dapat menyebabkan kenaikan harga bahan baku. Pemerintah perlu segera mengambil langkah antisipasi,” pungkas Adhi.
Untuk meredam dampak konflik Iran-Israel, GAPMMI mengusulkan beberapa langkah, antara lain:
* Mengintensifkan koordinasi dengan perusahaan pelayaran untuk memastikan kelancaran logistik.
* Mengeksplorasi alternatif sumber bahan baku dari negara lain.
* Berkoordinasi dengan pemerintah untuk mengamankan bahan baku strategis.
* Menstabilkan nilai tukar rupiah untuk mencegah lonjakan harga bahan baku impor.
Sektor mamin merupakan salah satu pilar penting perekonomian Indonesia. Gangguan pada industri ini dapat berdampak domino pada sektor lain, seperti pertanian, perdagangan, dan konsumsi. Pemerintah dan pelaku usaha perlu bekerja sama secara proaktif untuk memitigasi dampak negatif dari konflik Iran-Israel.