Indonesia Pelajari Layanan Pelabuhan Ramah Lingkungan di Forum Konektivitas ASEAN
Jakarta – Indonesia melalui Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Laut Kementerian Perhubungan (Kemenhub) tengah mengkaji implementasi layanan pelabuhan ramah lingkungan. Hal ini dibahas dalam Forum Konektivitas ASEAN yang diselenggarakan di Malaysia, Senin (10/6).
Delegasi Indonesia, dipimpin oleh Deputi Pengembangan Regional Bappenas, Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Kemenhub, serta Atase Perhubungan Kuala Lumpur, menghadiri forum tersebut.
“Kami memperoleh wawasan berharga dari pengalaman Malaysia dan Korea dalam menerapkan regulasi dan kebijakan ramah lingkungan di pelabuhan,” ujar Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Kemenhub, Hartanto.
Sinergi ASEAN dan Mitra untuk Green Shipping
Forum Konektivitas ASEAN menekankan perlunya kolaborasi erat antara negara-negara anggota ASEAN dan mitra internasional untuk mencapai target implementasi Konvensi IMO tentang pengurangan emisi gas rumah kaca.
Hartanto menyoroti tantangan dalam mewujudkan “Green Shipping” atau pelayaran ramah lingkungan, di antaranya kesenjangan pasar dan biaya tinggi.
Digitalisasi dan Automasi Pelabuhan
Selain itu, forum juga membahas digitalisasi dan automasi di pelabuhan. Integrasi berbagai aplikasi digital diharapkan dapat memperlancar dan memperkuat rantai pasok.
“Penerapan Maritime Single Window sangat penting untuk pertukaran informasi elektronik, sehingga meningkatkan kelancaran dan ketahanan rantai pasok,” kata Hartanto.
Tantangan dan Solusi Digitalisasi
Hartanto mengidentifikasi empat tantangan utama dalam digitalisasi pelabuhan ASEAN: biaya yang terbatas, keterbatasan tenaga kerja terampil, integrasi sistem, dan penerapan Port Community System (PCS).
Untuk mengatasinya, ia menekankan perlunya kerangka regulasi nasional, peta jalan implementasi layanan pelabuhan ramah lingkungan, automasi dan integrasi digital pelabuhan, serta pengembangan teknologi pengiriman otonom.
“Kami perlu melibatkan semua pemangku kepentingan di sektor maritim untuk mewujudkan pelabuhan yang modern, efisien, dan ramah lingkungan,” ujar Hartanto.