Suratsuara.com – Bank multinasional HSBC telah mengumumkan alokasi dana sebesar Rp 15,8 triliun untuk menggenjot ekonomi digital di kawasan ASEAN. Langkah ini diharapkan dapat memberikan dorongan besar-besaran bagi pertumbuhan sektor digital di negara-negara anggota ASEAN.
Dana sebesar itu diarahkan untuk berbagai inisiatif strategis yang mendukung transformasi digital di kawasan ini. Salah satu fokus utamanya adalah mengembangkan infrastruktur digital yang tangguh dan dapat diandalkan. Dengan memperkuat infrastruktur ini, diharapkan akan tercipta ekosistem yang memudahkan pertumbuhan bisnis digital dan meningkatkan inklusi keuangan di seluruh ASEAN.
Menurut pernyataan resmi HSBC, langkah ini sejalan dengan komitmen bank dalam mendukung pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Pasifik. Ekonomi digital telah menjadi pilar utama dalam menggerakkan pertumbuhan ekonomi global, dan ASEAN sebagai kawasan yang dinamis dan berkembang pesat menjadi target yang strategis bagi investasi dalam sektor ini.
Salah satu aspek yang menjadi fokus dalam alokasi dana ini adalah pendanaan bagi startup dan perusahaan rintisan (startup) di bidang teknologi. HSBC berharap dapat memberikan dukungan finansial dan non-finansial yang dibutuhkan bagi para inovator dan pengusaha muda di ASEAN untuk mengembangkan solusi-solusi teknologi yang inovatif dan berdampak besar.
Langkah HSBC juga dapat dipandang sebagai respons terhadap pergeseran paradigma ekonomi global yang semakin menuju digitalisasi. Dengan mengalokasikan dana besar untuk ekonomi digital, HSBC tidak hanya membantu negara-negara ASEAN bersaing di tingkat global, tetapi juga memberikan kontribusi nyata terhadap pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan di kawasan tersebut.
Sebagai bagian dari program ini, HSBC juga berencana untuk menjalin kemitraan strategis dengan pemerintah, lembaga keuangan, dan pemangku kepentingan lainnya di ASEAN. Hal ini diharapkan dapat menciptakan sinergi yang kuat dan mempercepat adopsi teknologi digital di berbagai sektor ekonomi, termasuk perbankan, perdagangan, logistik, dan lainnya.
Dengan demikian, alokasi dana sebesar Rp 15,8 triliun yang diumumkan oleh HSBC merupakan langkah yang sangat positif dan strategis dalam mendukung transformasi digital di ASEAN. Diharapkan langkah ini akan menjadi pendorong utama bagi pertumbuhan ekonomi digital di kawasan tersebut dan membawa manfaat yang besar bagi masyarakat serta pelaku bisnis di ASEAN.
HSBC resmi mengumumkan ASEAN Growth Fund senilai USD 1 miliar atau setara dengan Rp 15,8 triliun untuk mengakselerasi ekspansi perusahaan digital di kawasan ASEAN yang tumbuh pesat.
Ekonomidigital di Asia Tenggara menjadi salah satu kawasan dengan pertumbuhan yang paling cepat di dunia dengan nilai pasar mencapai USD 218 miliar pada tahun 2023 dan diperkirakan akan tumbuh menembus USD 600 miliar pada akhir dekade ini – dengan tingkat pertumbuhan rata-rata (CAGR) sebesar 16%.
Bertujuan memberdayakan perusahaan digital di kawasan ASEAN untuk mencapai skala ekonomi yang optimal, mengembangkan portofolio aset, serta mengakselerasi siklus bisnis, HSBC meluncurkan platform pendanaan unik dan inovatif dengan nilai total USD 1 miliar.
Dijelaskannya, seiring dengan nilai ekonomi digital yang diperkirakan mencapai USD 360 miliar pada tahun 20302, Indonesia merupakan pusat pertumbuhan ekonomi digital di kawasan ASEAN.
“Oleh karena itu, kami dengan bangga meluncurkan HSBC ASEAN Growth Fund dan bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan digital untuk mendukung memperluas ekspansi bisnis mereka di kawasan ASEAN dan sekitarnya,” tambah Francois.
HSBC ASEAN Growth Fund fokus pada perusahaan-perusahaan yang mengincar ekspansi ke pasar Asia Tenggara. Pendanaan ini mendukung perusahaan di sektor ekonomi baru (new economy), korporasi dan lembaga keuangan non-bank dengan pertimbangan metrik operasional bisnis terkait portofolio aset generatif arus kas perusahaan, dibandingkan hanya berpatokan pada metrik keuangan tradisional.
Francois menambahkan, HSBC memiliki sejarah panjang selama 140 tahun di Indonesia dalam mendukung pebisnis dan dunia usaha untuk berkembang pesat.
“Peluncuran pendanaan terbaru ini memungkinkan kami untuk lebih mendukung perusahaan-perusahaan ekonomi baru (new economy) di Indonesia dan ASEAN, termasuk start-up maupun perusahaan yang sedang berkembang, seiring dengan ekspansi mereka ke ASEAN dan akselerasi siklus bisnis,” tegasnya.
Survei terbaru HSBC terhadap 600 perusahaan yang beroperasi di Asia Tenggara menunjukkan bahwa “digitalisasi operasional” adalah prioritas utama pebisnis, yang dipilih oleh 42% responden. Diikuti oleh “pertumbuhan di Asia Tenggara” (40%) dan “riset dan pengembangan” (37%).
Senada, investasi digital juga merupakan strategi bisnis utama bagi perusahaan di Indonesia, sebelum melakukan ekspansi ke pasar-pasar baru di ASEAN. Hampir sembilan dari 10 (89%) memperkirakan perdagangan intra-ASEAN akan meningkat pada tahun 2024, dengan 32% memperkirakan peningkatan lebih dari 30%.
Survei tersebut juga menemukan bahwa delapan dari 10 (81%) perusahaan di Indonesia berencana untuk berinvestasi lebih banyak di ASEAN. Angka tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan 52% yang berniat meningkatkan investasinya di luar ASEAN.
Meskipun demikian, ketidakpastian makroekonomi, perubahan peraturan dan kebijakan yang cepat merupakan hambatan utama bagi perusahaan Indonesia yang ingin berekspansi ke pasar baru di ASEAN, dengan 2 dari 3 mengatakan bahwa strategi utama untuk mengatasi hambatan ekspansi adalah kemudahan melakukan dan menerima pembayaran – yang menggarisbawahi pentingnya dukungan dan petunjuk dari mitra perbankan.
Riko Tasmaya, Managing Director, Wholesale Banking HSBC Indonesia menjelaskan, adopsi digital yang cepat di ASEAN berarti dunia usaha semakin membutuhkan mitra perbankan digital yang mampu untuk mendukung pertumbuhan mereka.
“Perusahaan menginginkan solusi perdagangan dan pembayaran yang nyaman dan mudah digunakan, sehingga dapat memberikan lebih banyak waktu bagi pebisnis untuk fokus pada strategi dan ekspansi,” terangnya
“Tidak hanya itu, mitra perbankan harus sepenuhnya memahami peraturan dan budaya yang berbeda, serta menggunakan keahlian yang mumpuni untuk merumuskan solusi yang optimal, selain juga mampu memenuhi kebutuhan mendasar strategi pertumbuhan lintas negara untuk memastikan keberhasilan ekspansi bisnis, baik itu di ASEAN atau di sekitarnya.”, lanjut Riko.
Berbekal pengalaman 140 tahun di Indonesia, HSBC berada di garis depan dalam mendorong transformasi digital, menawarkan serangkaian solusi pembiayaan dan perbankan digital seperti TradePay3 dan Omni Collect4, memberikan klien lebih banyak waktu untuk fokus pada prioritas bisnis dan memperkuat ekspansi di ASEAN dan sekitarnya.