Shell Menutup SPBU untuk Transisi Menuju Era Kendaraan Listrik
Di tengah meningkatnya kesadaran lingkungan dan pergeseran menuju energi berkelanjutan, raksasa energi Shell mempercepat rencana penutupan ribuan stasiun pengisian bahan bakar (SPBU) di seluruh dunia. Keputusan strategis ini sejalan dengan visi perusahaan untuk memprioritaskan solusi energi rendah karbon dan berfokus pada masa depan yang lebih ramah lingkungan.
Penutupan 1.000 SPBU
Seiring dengan upaya globalnya, Shell akan menutup sebanyak 1.000 SPBU di berbagai negara hingga tahun 2025. Langkah ini menandai pergeseran besar dalam model bisnis perusahaan, yang berdampak pada beberapa SPBU yang beroperasi di Indonesia.
Di Indonesia, Shell telah mengkonfirmasi penutupan 9 unit SPBU di wilayah Medan pada tahun 2024. Kebijakan ini selaras dengan strategi global perusahaan untuk menciptakan nilai tambah melalui emisi yang lebih rendah.
Fokus pada SPKLU
Dengan menutup SPBU, Shell mengalihkan fokusnya ke pembangunan stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) secara agresif. Perusahaan bermaksud memperluas jaringan SPKLU untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat akan kendaraan listrik (EV) di seluruh dunia.
China dan Eropa menjadi pasar utama bagi strategi SPKLU Shell. Pertumbuhan pesat EV di wilayah ini menciptakan kebutuhan akan infrastruktur pengisian daya yang lebih banyak dan mudah diakses. Saat ini, Shell mengoperasikan SPKLU di lokasi SPBU serta pusat mobilitas, termasuk supermarket.
Ekspansi Jaringan SPKLU
Shell berencana meningkatkan jumlah titik pengisian daya EV dari 54.000 menjadi 200.000 pada tahun 2030. Tujuan ambisius ini mencerminkan komitmen perusahaan untuk memimpin transisi ke energi berkelanjutan.
Di Amerika Serikat (AS), Shell mengoperasikan lebih dari 3.700 stasiun pengisian daya dengan beberapa colokan pengisian di setiap lokasi. Perusahaan terus memperluas jaringannya, meskipun baru-baru ini terjadi penurunan permintaan EV di AS.
Investasi di Shenzhen dan Wuhan
Meskipun terjadi penurunan sementara dalam permintaan EV di beberapa pasar, Shell yakin bahwa investasi di industri EV menjadi peluang yang menjanjikan. Perusahaan menyoroti peningkatan investasi di Shenzhen dan Wuhan, kota-kota utama di China yang mengadopsi teknologi EV secara luas.
Shell tetap optimis bahwa transisi energi global akan berkontribusi pada pertumbuhan berkelanjutan dan masa depan yang lebih cerah bagi industri energi. Perusahaan berkomitmen untuk memainkan peran penting dalam mengakselerasi adopsi EV dan menciptakan solusi mobilitas yang lebih berkelanjutan.