Kelompok Hamas Tinjau Usulan Gencatan Senjata Baru Israel
Jakarta – Kelompok milisi Palestina Hamas telah menerima dan sedang menelaah rancangan balasan Israel terkait potensi gencatan senjata di Jalur Gaza dan pembebasan sandera yang ditahan.
“Hari ini, gerakan Hamas menerima tanggapan resmi dari penjajah Zionis terhadap pendirian gerakan, yang disampaikan kepada mediator Mesir dan Qatar pada 13 April,” ujar Khalil al-Hayya, wakil kepala sayap politik Hamas di Gaza, dalam sebuah pernyataan pada Sabtu (27/4/2024).
“Gerakan ini akan mempelajari usulan ini, dan setelah kajian selesai, kami akan menyampaikan tanggapannya,” imbuhnya.
Sebelumnya, pada 13 April, Hamas menegaskan desakannya akan gencatan senjata permanen, sebuah tuntutan yang ditolak oleh Israel.
Upaya baru untuk menghidupkan kembali perundingan gencatan senjata yang terhenti dilakukan ketika delegasi mediator Mesir tiba di Israel pada Jumat (26/4) waktu setempat.
Mesir, bersama dengan rekan-rekan mediasi Qatar dan Amerika Serikat, telah berusaha mencapai kesepakatan gencatan senjata sejak gencatan senjata selama satu minggu pada November lalu, yang memfasilitasi pembebasan 80 sandera Israel yang ditahan di Gaza dan pertukaran dengan 240 warga Palestina yang ditahan di penjara Israel.
Namun, sejak itu, seruan global mengenai korban perang di kalangan warga sipil Palestina di Gaza semakin meningkat, termasuk tuntutan agar Hamas melepaskan sandera yang masih ditahan sejak serangan 7 Oktober ke Israel yang memicu perang.
Beberapa media Israel, mengutip pejabat anonim, melaporkan bahwa kabinet perang Israel mendiskusikan rencana baru untuk gencatan senjata dan pembebasan sandera sebelum kunjungan delegasi Mesir.
“Telah terjadi kemajuan yang nyata dalam mempertemukan pandangan delegasi Mesir dan Israel,” kata Al-Qahera News, yang terkait dengan badan intelijen Mesir.
Israel belum secara resmi mengomentari usulan terbaru yang diajukan kepada Hamas. Namun, pemerintah Israel telah berulang kali menegaskan bahwa pihaknya tidak akan menyetujui gencatan senjata permanen tanpa jaminan keamanan yang memadai.
Sementara itu, Hamas tetap pada pendiriannya untuk gencatan senjata permanen dan menuntut diakhirinya pengepungan Israel terhadap Jalur Gaza.
Upaya mediasi terus berlanjut karena kedua belah pihak berupaya menemukan solusi jangka panjang terhadap konflik yang berlarut-larut di Jalur Gaza.