Sabtu, November 23, 2024
BerandaPolitikTokoh Politik Desak Hentikan Politik Identitas untuk Ambisi Pribadi

Tokoh Politik Desak Hentikan Politik Identitas untuk Ambisi Pribadi

- Advertisement -

Fahri Hamzah Serukan Penghentian Pemanfaatan Warga Jakarta untuk Mencapai Istana

Jakarta – Politikus Fahri Hamzah menyuarakan desakan untuk menghentikan praktik penggunaan warga Jakarta sebagai batu loncatan menuju tampuk kekuasaan. Pernyataan tegas ini dilontarkan melalui unggahan di akun media sosialnya, menggaungkan tagar #AyoMoveOn2024.

“Berhentilah menggunakan pundak rakyat Jakarta sebagai tangga menuju istana.!!” tulis Fahri Hamzah dalam akun @Fahrihamzah yang dikutip SINDOnews.

Seruan Fahri Hamzah tersebut mengundang reaksi beragam, salah satunya dari mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Said Didu. Melalui akun media sosialnya, Said Didu mengkritisi penggunaan warga Jakarta sebagai alat politik.

“Setelah Pak Jokowi (yang selalu dipuja) gunakan pundak rakyat untuk naik tangga, sekarang orang lain dilarang. Duren Medan memang dahsyat,” sindir Said Didu.

Fahri Hamzah, Pendukung Prabowo-Gibran

Pernyataan Fahri Hamzah mesti dilihat dalam konteks Pilpres 2024, di mana ia merupakan pendukung pasangan presiden dan wakil presiden terpilih, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Prabowo, mantan Menteri Pertahanan, mewakili Partai Gerindra, sedangkan Gibran, Wali Kota Solo, berasal dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P).

Said Didu, Pendukung Anies-Muhaimin

- Advertisement -

Di sisi lain, Said Didu diketahui merupakan pendukung pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar. Anies, mantan Gubernur DKI Jakarta, merupakan kader Partai NasDem, sementara Muhaimin, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), merupakan wakil presiden petahana.

Kritik Terhadap Pemanfaatan Warga Jakarta

Pernyataan Fahri Hamzah tersebut dapat diartikan sebagai kritik terhadap praktik politik yang mengeksploitasi warga Jakarta untuk meraih kekuasaan. Pemanfaatan warga Jakarta sering kali dilakukan dengan menggunakan isu sensitif, seperti sentimen SARA atau politik identitas.

Pemanfaatan warga Jakarta untuk kepentingan politik dapat berdampak negatif pada keharmonisan sosial dan persatuan bangsa. Oleh karena itu, seruan Fahri Hamzah untuk menghentikan praktik ini mendapat apresiasi dari berbagai kalangan masyarakat.

- Advertisement -

Tanggapan dari Politisi

Beberapa politisi memberikan tanggapan berbeda terhadap seruan Fahri Hamzah. Ada yang mendukung, ada pula yang mengkritisinya. Namun, secara umum, seruan tersebut dianggap sebagai pengingat akan pentingnya menghindari praktik politik yang eksploitatif dan memecah belah.

Refleksi untuk Masa Depan

Pernyataan Fahri Hamzah dan tanggapan dari berbagai pihak memicu refleksi terhadap masa depan politik di Indonesia. Pemanfaatan warga Jakarta sebagai alat politik harus dihentikan agar tidak merusak tatanan sosial dan demokrasi di negara ini.

Pemilu 2024 diharapkan menjadi momentum bagi semua pihak untuk membangun politik yang bersih, sehat, dan beradab. Politik harus menjadi instrumen untuk mensejahterakan rakyat, bukan alat untuk mengejar kekuasaan semata.

- Advertisement -
Advertisement
RELATED ARTICLES

Tetap Terhubung

199,856FansSuka
215,976PengikutMengikuti
152,458PengikutMengikuti
284,453PelangganBerlangganan

Most Popular