China Tegaskan Siap Hancurkan Separatis Taiwan, Termasuk AS
Singapura – Menteri Pertahanan China, Dong Jun, mengeluarkan pernyataan keras pada acara The International Institute for Strategic Studies (IISS), Shangri-La Dialogue 2024, Singapura. Ia menyatakan bahwa siapa pun yang berani memisahkan Taiwan dari Tiongkok, termasuk Amerika Serikat (AS), akan menghadapi konsekuensi yang menghancurkan.
Dong Jun menuduh Partai Progresif Demokratik (DPP) yang berkuasa di Taiwan melakukan tindakan separatis dan berusaha menghapus identitas bangsa Tiongkok di pulau itu. “Para separatis ini menunjukkan pengkhianatan mereka terhadap bangsa Tiongkok dan nenek moyang mereka,” kecamnya.
“Mereka akan dipakukan pada pilar rasa malu dalam sejarah,” tegas Dong, seperti dikutip dari Aljazeera.
Menteri Pertahanan China itu juga menyatakan bahwa Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok (PLA) siap membela penyatuan Tiongkok dengan segala cara, termasuk tindakan militer. “Siapa pun yang berani memisahkan Taiwan dari Tiongkok akan hancur berkeping-keping dan menderita kehancuran yang menimpa mereka sendiri,” ancam Dong.
Pernyataan tersebut dilontarkan setelah Dong bertemu dengan Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin, selama lebih dari satu jam di sela-sela acara tersebut. Austin mengatakan bahwa percakapan telepon antara komandan militer AS dan Tiongkok akan dilanjutkan dalam beberapa bulan mendatang, sementara Beijing memuji hubungan keamanan yang “menstabilkan” antara kedua negara.
Pemerintahan Presiden Joe Biden dan Xi Jin Ping telah meningkatkan komunikasi untuk meredakan perselisihan antara dua kekuatan nuklir tersebut. Dialog militer dipandang penting untuk mencegah konflik yang tidak terkendali.
Namun, peringatan keras Dong Jun mengindikasikan bahwa Tiongkok masih sangat sensitif terhadap masalah Taiwan dan bersedia menggunakan kekuatan militer untuk mempertahankan integritas teritorialnya.
Di sisi lain, AS telah berulang kali menyatakan dukungannya terhadap Taiwan dan komitmennya untuk membantu pulau itu mempertahankan diri. Hal ini meningkatkan kekhawatiran akan kemungkinan konfrontasi militer antara Tiongkok dan AS di masa depan.
Para pengamat menilai bahwa pernyataan keras Tiongkok merupakan upaya untuk memperingatkan AS dan sekutunya agar tidak ikut campur dalam urusan Taiwan. Namun, para pengamat juga memperingatkan bahwa retorika yang memanas dapat memperburuk ketegangan dan meningkatkan risiko konflik.
Dengan meningkatnya ketegangan di Selat Taiwan, dunia internasional memantau dengan cermat perkembangan terbaru dan dampaknya pada stabilitas kawasan.