Suratsuara.com – Bogor, kota yang dikenal dengan keindahan alamnya, telah mengalami masa transisi yang penting. Bima Arya, sosok yang dikenal sebagai pemimpin yang berjiwa muda dan peduli lingkungan, secara resmi telah pamitan kepada Presiden Joko Widodo sebelum masa jabatannya sebagai Wali Kota Bogor berakhir. Kepergiannya menciptakan suatu momen introspeksi tentang pencapaian dan warisan yang ditinggalkannya, serta tantangan yang akan dihadapi oleh penerusnya.
Sebagai seorang yang didedikasikan untuk menjadikan Bogor sebagai kota yang berkelanjutan dan ramah lingkungan, Bima Arya telah menempatkan perhatian besar pada isu-isu lingkungan hidup. Melalui kebijakan dan program-program inovatif, ia telah berhasil merangkul masyarakat Bogor untuk lebih peduli terhadap lingkungan sekitar mereka. Mulai dari penanaman pohon hingga pengelolaan sampah, Bogor di bawah kepemimpinan Bima Arya telah menunjukkan komitmen yang kuat terhadap keberlanjutan lingkungan.
Selain itu, keberhasilannya dalam memperbaiki infrastruktur kota juga patut diacungi jempol. Pembangunan jalan, trotoar, dan fasilitas umum lainnya telah meningkatkan kualitas hidup warga Bogor secara signifikan. Tidak hanya itu, ia juga dikenal sebagai pelopor dalam memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan layanan publik, seperti melalui aplikasi mobile untuk melaporkan masalah kota dan mempercepat respons pemerintah.
Namun, di balik semua prestasi tersebut, ada pula tantangan besar yang belum terpecahkan sepenuhnya. Masalah kemacetan lalu lintas dan kualitas udara yang buruk masih menjadi pekerjaan rumah yang perlu diselesaikan oleh penerus Bima Arya. Selain itu, perlu juga ditingkatkan upaya dalam mengatasi ketimpangan sosial dan memperkuat inklusi bagi semua lapisan masyarakat.
Dengan mengakhiri masa jabatannya sebagai Wali Kota Bogor, Bima Arya meninggalkan jejak yang kuat dalam sejarah kota ini. Warisannya bukan hanya dalam bentuk infrastruktur fisik, tetapi juga dalam bentuk kesadaran akan pentingnya melestarikan lingkungan dan membangun komunitas yang inklusif. Bagi penerusnya, tugasnya bukanlah hal yang mudah. Namun, dengan mengambil inspirasi dari dedikasi dan semangat Bima Arya, mereka dapat melanjutkan perjalanan menuju Bogor yang lebih baik.
Seiring matahari terbenam di cakrawala Bogor, kita menyaksikan pergantian kepemimpinan yang bersejarah. Namun, semangat untuk membangun kota yang lebih baik tetap berkobar di hati setiap warga. Dan sementara Bima Arya mengucapkan selamat tinggal kepada Jokowi dan Bogor, kita semua bertekad untuk melanjutkan perjuangan menuju masa depan yang lebih cerah bagi generasi mendatang.
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto menemui Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Bogor, Jawa Barat. Bima Arya dan Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim berpamitan kepada Jokowi sebelum masa tugasnya selesai pada 20 April mendatang.
“Saya dan Pak Wakil (Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim) tadi menggunakan momentum ini secara langsung pamitan ke Bapak Presiden karena akan mengakhiri masa tugas April nanti,” kata Bima Arya seusai pembagian sembako di sekitar Istana Bogor, Sabtu (6/4/2024).
“Presiden menyampaikan selamat, mungkin nanti ada kesempatan berbincang-bincang lagi kata Presiden,” sambungnya.
Bima Arya menyebut momen tersebut berlangsung spontan dan secara informal. Sebab, dia mengatakan belum tentu ada waktu bertemu Jokowi lagi sampai 20 April nanti.
“Tadi secara informal saja, kan nggak tahu lagi ada waktu sampai tanggal 20 April,” ungkapnya.
Dia juga menyampaikan kepada Jokowi rasa terima kasih atas perhatiannya kepada warga Kota Bogor. Pada kesempatan itu, dia mengaku juga bertanya kepada Jokowi, presiden yang baru akan tinggal di mana.
“Sempat tadi kami pamitan menyampaikan terima kasih kepada Bapak Presiden atas perhatian ke Kota Bogor. Sekaligus menanyakan tadi, presiden baru akan tinggal di mana gitu. Pak Jokowi berharap tentunya akan tinggal di Istana,” tuturnya.
Namun, dia tak tahu pasti apakah di Istana Bogor seperti Jokowi atau di Istana IKN. “Nah itulah, Istana Bogor atau Istana IKN itu, harusnya Istana IKN,” pungkas dia.