Senin, November 25, 2024
BerandaBisnisBI Sebut Kenaikan Suku Bunga Di Jepang Belum Berdampak Ke RI

BI Sebut Kenaikan Suku Bunga Di Jepang Belum Berdampak Ke RI

- Advertisement -

Suratsuara.com – Bank Indonesia (BI) menyatakan, keputusan bank sentral Jepang (BoJ) untuk menaikkan suku bunga acuan untuk pertama kali dalam 17 tahun terakhir belum berdampak siginfikan terhadap pasar keuangan RI.

Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti mengatakan, sejauh ini keputusan BoJ untuk mengerek suku bunga acuan menjadi 0 sampai 0,1 persen belum berpengaruh terhadap pergerakan arus modal di pasar keuangan dan kurs mata uang.

“Bahkan (kenaikan suku bunga BoJ) tertutup pengaruh dari Amerika Serikat sendiri, yaitu DXY (indeks dollar AS) yang trennya menguat,” tutur dia, dalam konferensi pers, di Gedung BI, Jakarta, Rabu (20/3/2024).

SHUTTERSTOCK/SWEET_TOMATO Ilustrasi ekonomi Jepang, perekonomian Jepang.Selain itu, pasca BoJ menaikan suku bunga acuannya, imbal hasil atau yield obligasi pemerintah Negeri Sakura justru cenderung melemah ke kisaran 0,725 untuk obligasi dengan tenor 10 tahun.

“Itu dampaknya justru kami lihat yield-nya mengalami pelemahan,” katanya.

Dengan melihat perkembangan pasar keuangan tersebut, Destry menilai, dampak kenaikan suku bunga BoJ tidak berdampak signifikan terhadap pergerakan rupiah.

“Jadi terkait dengan kenaikan suku bunga Jepang, kami masih belum lihat dampaknya signifikan terhadap rupiah,” ucapnya.

Sebagai informasi, secara resmi mengakhiri kebijakan suku bunga negatif. BoJ menaikkan suku bunga acuan untuk pertama kalinya dalam 17 tahun atau sejak 2007.

- Advertisement -

Langkah itu dilakukan guna menjawab sinyal-sinyal awal kenaikan upah yang kuat tahun ini, serta untuk memberikan sinyal optimisme di tengah tantangan ekonomi global.

/NABILLA TASHANDRA Suasana di salah satu destinasi wisata populer Shibuya di Tokyo, Jepang, Minggu (5/11/2023). Dikutip dari CNBC, Selasa (19/3/2024), BoJ menyatakan tidak akan memulai kenaikan suku bunga secara agresif. BoJ mengatakan, kondisi keuangan yang akomodatif akan dipertahankan untuk saat ini, mengingat rapuhnya pertumbuhan ekonomi terbesar keempat di dunia tersebut.

BoJ menaikkan suku bunga jangka pendek menjadi sekitar nol sampai 0,1 persen dari minus 0,1 persen. Adapun rezim suku bunga negatif di Jepang telah berlaku sejak tahun 2016.

BoJ juga menghapuskan kebijakan pengendalian kurva imbal hasil (yield curve control) yang radikal untuk obligasi negara Jepang, yang digunakan bank sentral untuk menargetkan suku bunga jangka panjang dengan membeli dan menjual obligasi jika diperlukan.

- Advertisement -

Namun bank sentral akan terus membeli obligasi pemerintah senilai jumlah yang sama seperti sebelumnya, saat ini sekitar 6 triliun yen per bulan.

- Advertisement -
Advertisement
RELATED ARTICLES

Tetap Terhubung

199,856FansSuka
215,976PengikutMengikuti
152,458PengikutMengikuti
284,453PelangganBerlangganan

Most Popular