Suratsuara.com – Orang tua harus mewaspadai merebaknya penyakit Flu Singapura pada anak-anak. Penyakit yang memiliki istilah Hand Mouth Food Disease (HMFD) ini, umumnya di Indonesia disebabkan oleh virus Coxsackie.
Dokter spesialis anak konsultan infeksi dan penyakit tropis Prof Dr dr Hindra Irawan Satari, SpA, M Trop Paed menuturkan secara umum sebenarnya penyakit ini tidak memiliki obat. Flu Singapura biasanya hanya akan bertahan selama satu minggu, namun memang sangat menular.
“Gejalanya ya seperti itu tadi demam, ruam rash, ruamnya kayak sariawan atau kayak cacar air adanya di langit-langit mulut, telapak tangan, telapak kaki. Itu biasanya gejala umumnya,” ucap Prof Hindra ketika ditemui awak media di Kantor Kementerian Kesehatan, Senin (18/3/2024).
Lantas apa yang membedakan gejala Flu Singapura dan flu biasa? Prof Hindra menuturkan anak yang sakit Flu Singapura cenderung akan terlihat seperti sakit berat. Pada flu biasa, anak juga dapat mengalami ruam namun ada perbedaan antara ruam akibat Flu Singapura dan flu biasa.
“Flu biasa mungkin juga ada ruamnya. Kalau HMFD itu ruamnya kayak cacar air. Kalau flu itu rash kayak demam berdarah gitu, merah kayak campak, cuma memang lebih rata, lebih muda warnanya, lebih merata di permukaan,” kata Prof Hindra.
“Kalau flu nggak ada rash di telapak tangan, telapak kaki, sama di langit-langit. Flu Singapura juga cenderung nggak ada batuk,” tambahnya.
Prof Hindra juga menambahkan sebenarnya istilah ‘Flu SIngapura’ itu merupakan terminologi yang salah. Hal ini karena Flu Singapura tidak disebabkan oleh flu dan tidak hanya terjadi di Singapura saja.
“Itu terminologi yang salah kalau Flu Singapura karena memang virusnya bukan flu dan tidak hanya terjadi di Singapura saja. Bisa terjadi di berbagai tempat dan berbagai penyebab,” pungkas Prof Hindra.