Diplomasi Indonesia: Mengedepankan Saling Menghormati di Tengah Ketegangan Global
Di tengah tarik-menarik geopolitik yang kian menguat dan konflik bersenjata yang tak kunjung reda, Menteri Pertahanan Indonesia, Prabowo Subianto, menegaskan bahwa Indonesia akan memprioritaskan sikap saling menghormati eksistensi, martabat, dan kedaulatan setiap negara. Prinsip ini didasarkan pada pemahaman bahwa tidak ada satu narasi tunggal yang dapat diterapkan untuk semua hal.
Dalam forum Shangri-La Dialogue yang digelar di Singapura pada awal Juni lalu, Prabowo menyerukan pentingnya membangun perdamaian dan menciptakan stabilitas global. Ia menekankan tiga prinsip utama, yaitu kemauan hidup berdampingan secara damai (koeksistensi), kolaborasi, dan kompromi.
Indonesia, sebagai negara nonblok, tidak akan berpihak pada poros tertentu. Sebaliknya, Indonesia akan memosisikan diri sebagai “tetangga yang baik” (good neighbour policy). Di kawasan, kebijakan ini mengakar pada nilai-nilai Asia yang mengutamakan harmoni dan penghormatan timbal balik.
Pengalaman konflik Indonesia dengan Malaysia dan Singapura menjadi bukti bahwa kebijakan bertetangga yang baik dapat menyelesaikan perselisihan secara damai. Indonesia percaya bahwa sikap saling menghormati dan menghargai dapat menjadi solusi untuk sengketa wilayah yang terjadi.
Selain memprioritaskan saling menghormati, Indonesia juga mendorong dialog yang inklusif dan kerja sama konkret, serta memperkuat implementasi hukum internasional. Dengan demikian, ketegangan global dapat diturunkan dan stabilitas dapat diciptakan.
Khusus terkait konflik di Palestina, Indonesia menyatakan keprihatinannya atas tragedi kemanusiaan yang terjadi. Menhan Prabowo menegaskan bahwa gencatan senjata harus segera dilakukan dan Indonesia siap mengirimkan pasukan penjaga perdamaian serta rumah sakit terapung untuk membantu penanganan medis.
Penyelesaian konflik di Palestina diyakini dapat dicapai melalui pendekatan “Asian way” yang mengedepankan gotong royong dan saling membantu. Dengan mengutamakan dialog dan kompromi, pihak-pihak yang bertikai dapat mencapai perdamaian yang berkelanjutan.
Dinamika politik global saat ini ditandai dengan rivalitas antara Amerika Serikat dan China di kawasan Indo-Pasifik. Indonesia menyadari bahwa ketegangan di Laut China Selatan (LCS) perlu mendapat perhatian serius. Pidato Presiden Filipina, Ferdinand Marcos Jr., dalam Shangri-La Dialogue menunjukkan bahwa Filipina menghadapi provokasi dari negara lain terhadap wilayah kedaulatannya.
Indonesia meyakini bahwa perdamaian dan stabilitas di kawasan hanya dapat dicapai melalui kerja sama dan dialog yang setara. Indonesia juga menegaskan bahwa ancaman eksternal kian nyata dan mengkhawatirkan, sehingga Filipina harus bersiap menghadapi kemungkinan terburuk.
Sementara itu, konflik Rusia-Ukraina masih belum mereda. Invasi Rusia ke Ukraina telah menimbulkan tragedi kemanusiaan yang mengerikan. Indonesia berharap konferensi perdamaian Ukraina di Swiss dapat menghasilkan jalan menuju perdamaian.
Partisipasi aktif Indonesia dalam konferensi perdamaian ini menunjukkan peran penting Indonesia sebagai aktor global. Indonesia memiliki sejarah panjang dalam diplomasi perdamaian, salah satunya melalui Konferensi Asia-Afrika pada tahun 1955.
Dalam kesempatan peringatan Hari Pancasila, Presiden Joko Widodo mengajak masyarakat untuk tetap optimistis di tengah situasi geopolitik yang penuh ketegangan. Presiden Jokowi menegaskan bahwa Indonesia memiliki Pancasila sebagai pemandu arah bangsa. Nilai-nilai Pancasila harus diaktualisasikan dalam perilaku dan kebijakan nyata yang bermanfaat bagi masyarakat.
Nilai Pancasila menginspirasi Menhan Prabowo dalam menyampaikan presentasinya di Shangri-La Dialogue. Prabowo mengedepankan isu konflik di Gaza dan menekankan pentingnya gencatan senjata serta pengiriman pasukan penjaga perdamaian PBB. Sikap Prabowo ini mendapat apresiasi karena mengutamakan nilai kemanusiaan.
Dengan mengedepankan prinsip saling menghormati, kerja sama, dan penyelesaian konflik secara damai, Indonesia berupaya berkontribusi dalam menciptakan stabilitas dan perdamaian global. Di tengah ketegangan yang semakin meningkat, Indonesia tetap teguh dalam nilai-nilai Pancasila dan berkomitmen untuk menjadi aktor global yang aktif dan bertanggung jawab.