Kedigdayaan Militer, Misi Kemanusiaan: Latihan Bersama TNI-AS Tingkatkan Kapasitas Penanggulangan Bencana
Komandan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan Amerika Serikat di Indo-Pasifik (US Indopacom) Laksamana Samuel John Paparo Jr. menegaskan bahwa latihan bersama yang digelar secara rutin antara Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan militer AS tidak hanya bertujuan untuk memperkuat kemampuan tempur, tetapi juga untuk meningkatkan kapasitas penanggulangan bencana.
Laksamana Paparo menyoroti peran penting militer dalam operasi militer selain perang (OMSP), khususnya bantuan kemanusiaan dan penanggulangan bencana. Menurutnya, ini merupakan misi fundamental yang diamanatkan kepada angkatan bersenjata untuk melayani masyarakat.
“Penanggulangan bencana merupakan salah satu misi terpenting bagi militer, mungkin yang paling penting, karena kami diberi mandat untuk melayani masyarakat,” kata Laksamana Paparo dalam sebuah diskusi di Pusat Kebudayaan Amerika Serikat @america di Jakarta.
Oleh karena itu, latihan bersama antara TNI dan Angkatan Bersenjata AS, khususnya yang berfokus pada OMSP penanggulangan bencana, menjadi semakin penting. Latihan-latihan ini, menurut Laksamana Paparo, meningkatkan interoperabilitas, yang memungkinkan komunikasi yang lebih efektif, pemahaman situasi yang lebih baik, dan koordinasi yang lebih lancar dalam operasi gabungan.
Dalam dekade terakhir, TNI dan Angkatan Bersenjata AS telah rutin menggelar latihan bersama yang mencakup penanggulangan bencana. Di bidang maritim, misalnya, TNI Angkatan Laut menyelenggarakan Latihan Bersama Multilateral Naval Exercise Komodo (MNEK) setiap dua tahun, dengan salah satu prioritasnya adalah OMSP, termasuk bantuan kemanusiaan dan penanggulangan bencana. Selain itu, ada pula Latihan Gabungan Bersama (Latgabma) Super Garuda Shield yang diadakan setiap tahun.
Dalam Latgabma Super Garuda Shield, pasukan dari negara-negara peserta, terutama Indonesia dan AS, tidak hanya berlatih untuk meningkatkan kemampuan tempur, tetapi juga untuk penanggulangan bencana dan pemulihan pascabencana.
US Indopacom juga memiliki Center of Excellence for Disaster Management, sebuah pusat kajian dan data untuk kebencanaan yang secara rutin mengumpulkan data tentang bencana dan berbagi pengetahuan dengan negara-negara mitra.
“Kami terus mengumpulkan data, termasuk dari praktik terbaik negara lain terkait kebencanaan, dan membagikannya kepada negara-negara mitra kami,” kata Laksamana Paparo.
Latihan bersama antara TNI dan Angkatan Bersenjata AS, menurut Laksamana Paparo, tidak hanya bermanfaat untuk kesiapan tempur atau kepentingan militer semata, tetapi juga untuk meningkatkan kesiapsiagaan dalam memberikan bantuan ketika negara-negara menghadapi bencana.
“Ini mungkin menjadi tugas tertinggi kami,” imbuhnya.
Dalam diskusi yang sama, Deputi Bidang Sistem dan Strategi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Raditya Jati mengakui bahwa US Indopacom telah aktif membantu Indonesia dalam penanganan bencana.
“Kerja sama ini sangat penting karena saat ini Indonesia juga memiliki kapasitas untuk membantu negara-negara lain yang membutuhkan,” kata Raditya.
Raditya menekankan pentingnya pertukaran pengetahuan dan peningkatan kapasitas dalam kerja sama penanggulangan bencana.
“Dua hal itu yang kami butuhkan untuk meningkatkan kesadaran kolektif kami terkait kebencanaan, terutama bagi mereka yang tinggal di daerah rawan bencana, agar mereka menjadi lebih tangguh,” katanya.
Kerja sama antara TNI dan Angkatan Bersenjata AS dalam penanggulangan bencana menjadi bukti nyata dari peran penting militer dalam misi kemanusiaan. Latihan bersama tidak hanya memperkuat kemampuan militer kedua negara, tetapi juga meningkatkan kesiapsiagaan mereka untuk memberikan bantuan pada saat-saat dibutuhkan.