Kota Balikpapan: Model Pembangunan Perkotaan Berkelanjutan yang Inspiratif
Dalam kunjungannya ke Balikpapan, Presiden Joko Widodo menyoroti transformasi kota tersebut menjadi pusat perkotaan modern yang mengutamakan aspek keberlanjutan, kenyamanan warga, dan kehijauan.
Konsep Kota Berkelanjutan
Presiden Jokowi menekankan pentingnya menggeser paradigma pembangunan kota menuju pendekatan yang lebih berkelanjutan. Kota ideal di masa depan, menurutnya, harus mengutamakan aksesibilitas bagi pejalan kaki, penyandang disabilitas, pesepeda, kaum perempuan, dan lingkungan. Dengan kata lain, kota harus “hijau, cerdas, dan ramah.”
Pengembangan Kehijauan
Jokowi mengapresiasi upaya Balikpapan dalam menciptakan ruang hijau yang memadai. Ia menyoroti pentingnya memperbanyak area bervegetasi dan menghindari penggunaan beton serta paving blok yang berlebihan. Hal ini, menurutnya, akan memperkaya estetika kota sekaligus memberikan manfaat ekologis.
“Ada baiknya trotoar menggunakan paving grass,” saran Jokowi. “Hal ini akan membuat kota lebih hijau dan nyaman untuk dijelajahi.”
Ia juga mengkritik keberadaan pedestrian yang tidak dilengkapi pohon pelindung. Kurangnya keteduhan tersebut, menurutnya, menjadi penghambat bagi aktivitas berjalan kaki, terutama di daerah tropis seperti Indonesia yang memiliki iklim panas.
Balikpapan dan Surabaya sebagai Contoh
Presiden Jokowi menyebut Balikpapan dan Surabaya sebagai contoh kota yang telah berhasil menerapkan konsep perkotaan berkelanjutan. Balikpapan, khususnya, telah menunjukkan komitmennya terhadap penghijauan dan kenyamanan warga.
“Saya mengajak kota-kota lain untuk mengikuti jejak Balikpapan,” kata Jokowi.
Ibu Kota Nusantara sebagai Benchmark
Presiden Jokowi juga membahas Ibu Kota Nusantara (IKN) yang sedang dibangun di Kalimantan Timur. IKN dirancang untuk menjadi ibu kota paling hijau di dunia, dengan konsep “kota nusa rimba” yang menggabungkan lingkungan perkotaan dan hutan.
“Betul-betul hijau kalau kita konsisten terhadap konsep awal pembangunan IKN,” ujarnya.
Desain Ulang untuk Kota Berkelanjutan
Jokowi menekankan pentingnya melakukan desain ulang dan penataan kembali bagi kota-kota yang sudah padat dengan bangunan dan beton. Ia menyarankan untuk mengurangi jumlah bangunan guna menciptakan taman kota dan ruang terbuka hijau.
“Tidak ada jalan lain kalau sudah terlanjur,” tegasnya.