Rafah: Kota di Bawah Konflik
Kota Rafah di Jalur Gaza menjadi sorotan dunia setelah menjadi sasaran serangan mematikan oleh Israel. Wilayah yang menampung pengungsi dari seluruh Jalur Gaza ini telah berubah menjadi medan perang yang mengkhawatirkan.
Serangan Mematikan
Pada 26 Mei 2024, Israel melancarkan serangan pertama ke Rafah, menargetkan militan Hamas. Namun, serangan tersebut justru menghantam tenda-tenda pengungsi, menyebabkan 50 orang tewas dan 249 luka-luka. Dua hari kemudian, Israel kembali menyerang Rafah, menewaskan sedikitnya 21 orang.
Bantahan Israel
Israel membantah menyerang zona pengungsi di Rafah, mengklaim bahwa laporan tersebut tidak sesuai dengan kenyataan. Militer Israel bersikeras bahwa mereka tidak menargetkan kawasan kemanusiaan. Namun, gambar-gambar yang muncul menunjukkan jelas serangan yang menghancurkan tenda-tenda pengungsi.
Pengungsi Terjepit
Rafah, yang menjadi tempat berlindung bagi lebih dari satu juta pengungsi Palestina, kini berada dalam situasi kritis. Warga sipil terjebak di tengah pertempuran, dengan sedikit akses ke makanan, air, dan obat-obatan.
Reaksi Internasional
Dunia internasional telah mengecam serangan Israel ke Rafah. Aljazair telah mengajukan rancangan resolusi di Dewan Keamanan PBB yang menyerukan penghentian serangan. Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, menyebut Israel sebagai ancaman nyata bagi semua pihak dan menyerukan persatuan umat Islam untuk membela Rafah.
“All Eyes on Rafah”
Istilah “All Eyes on Rafah” telah menjadi seruan untuk menarik perhatian dunia terhadap krisis di Rafah. Slogan ini pertama kali muncul ketika Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, memerintahkan evakuasi ke Rafah menjelang serangan yang direncanakan untuk melenyapkan basis Hamas. Frasa ini dimaksudkan untuk menekankan perlunya pengawasan terhadap kota yang menjadi benteng terakhir bagi warga sipil yang mengungsi dari pertempuran di tempat lain di Gaza.
Dampak Serangan
Serangan Israel terhadap Rafah telah menghancurkan infrastruktur, termasuk rumah, sekolah, dan rumah sakit. Ratusan ribu orang terlantar dan membutuhkan bantuan kemanusiaan. Trauma psikologis yang ditimbulkan oleh serangan tersebut juga akan berdampak jangka panjang bagi warga Rafah.
Masa Depan Tak Pasti
Masa depan Rafah tidak jelas. Pertempuran di kota tersebut terus berlanjut, dan tidak ada tanda-tanda akan segera mereda. Pengungsi yang terjebak di Rafah terus hidup dalam ketakutan dan ketidakpastian, sementara dunia internasional mengutuk serangan Israel dan mendesak penghentian kekerasan.