Jumat, November 22, 2024
BerandaPolitikLatihan Perang Ranjau TNI AL dan RSN Kembali Digelar di Perairan Kepri

Latihan Perang Ranjau TNI AL dan RSN Kembali Digelar di Perairan Kepri

- Advertisement -

Latihan Bersama Peperangan Ranjau TNI AL dan Angkatan Laut Singapura: Meningkatkan Kemampuan Deteksi dan Penetralisir Ancaman di Laut

Jakarta – Guna menguji dan meningkatkan kapabilitas dalam mendeteksi dan menetralkan ancaman ranjau di laut, TNI Angkatan Laut dan Angkatan Laut Singapura (RSN) berkolaborasi dalam Latihan Bersama Peperangan Ranjau (Latma Joint Minex Pandu) yang berlangsung di perairan Kepulauan Riau (Kepri) dari 13 hingga 19 Mei 2024.

Fase Awal dan Skenario Latihan

Latma Joint Minex Pandu dimulai dengan fase kapal-kapal sandar (harbour phase) di mana kedua belah pihak melakukan koordinasi, pengarahan, dan diskusi mengenai skenario latihan. Fase ini dilanjutkan dengan pergerakan kapal-kapal ke laut dan pelaksanaan latihan sesuai skenario yang telah disepakati.

Skenario latihan meliputi berbagai manuver taktis, netralisasi ranjau, penyelaman bawah air, evakuasi medis udara, hingga operasi SAR (pencarian dan pertolongan) tempur di perairan timur Pulau Bintan dan Batam.

Peserta dan Alutsista

Dalam latihan ini, TNI AL mengerahkan dua kapal pemburu ranjaunya, yakni KRI Pulau Fani-731 dan KRI Pulau Fanildo-732, beserta pasukan Satuan Komando Pasukan Katak (Satkopaska) Armada II dan penyelam Dinas Penyelamatan Bawah Air (Dislambair) Armada II.

Sementara itu, Angkatan Laut Singapura mengerahkan dua kapal pemburu ranjau RSS Punggol dan RSS Bedok, serta unit penyelam (NDU).

- Advertisement -

Kapal Pemburu Ranjau KRI Pulau Fani dan Pulau Fanildo

KRI Pulau Fani-731 dan KRI Pulau Fanildo-732 merupakan kapal pemburu ranjau canggih buatan Jerman yang memiliki spesifikasi menonjol. Panjangnya mencapai 61,4 meter, lebar 11,1 meter, dan bobot 1.444 ton.

Kapal jenis MCMV (mine counter measure vessel) ini dapat berlayar dengan kecepatan maksimal 18 knot, kecepatan jelajah 10 knot, dan kecepatan ekonomis 10 knot. Dilengkapi dengan bahan dasar baja nonmagnetik, kapal-kapal ini dapat mengurangi daya magnetik dan meminimalisir deteksi oleh ranjau magnetik.

Peralatan dan Teknologi Canggih

- Advertisement -

KRI Pulau Fani dan KRI Pulau Fanildo dilengkapi dengan peralatan pendeteksi dan penetralisir ranjau yang canggih, seperti Autonomous Underwater Vehicle (UAV), Unmanned Surface Vessel (USV), Remotely Operated Vehicle (ROV), dan peralatan sonar bawah air.

UAV dapat mendeteksi dan mengidentifikasi kontak/objek dalam air, sementara USV berfungsi membersihkan ranjau di permukaan laut. ROV dan sonar bawah air, di sisi lain, digunakan untuk mengidentifikasi ancaman yang tersembunyi di perairan dalam.

Tujuan Latihan

Panglima Koarmada II Laksamana Muda TNI Ariantyo Condrowibowo menekankan bahwa latihan bersama ini bertujuan menguji kapabilitas pengawak KRI, khususnya dalam berburu ranjau. Latihan juga fokus pada kegiatan perlawanan ranjau untuk mendukung kerja sama timbal balik dan mengatasi krisis bersama.

Penguatan Kemampuan TNI AL

Kehadiran KRI Pulau Fani dan KRI Pulau Fanildo di Koarmada II sejak Agustus 2023 telah memperkuat kemampuan TNI AL dalam mendeteksi dan menetralisir ancaman ranjau di laut. Latihan bersama dengan Angkatan Laut Singapura ini diharapkan semakin mengasah kemampuan tersebut dan meningkatkan sinergi antar kedua angkatan laut.

- Advertisement -
Advertisement
RELATED ARTICLES

Tetap Terhubung

199,856FansSuka
215,976PengikutMengikuti
152,458PengikutMengikuti
284,453PelangganBerlangganan

Most Popular