Asma Akibat Pekerjaan: Bahaya Tersembunyi di Tempat Kerja
Di tengah hiruk pikuk dunia kerja, bahaya kesehatan mengintai tak kasat mata. Salah satu yang paling mengkhawatirkan adalah asma akibat pekerjaan, sebuah kondisi yang disebabkan oleh paparan zat-zat berbahaya di tempat kerja. Risiko ini mengintai di berbagai industri dan lingkungan kerja tertentu.
Sebuah studi yang dilakukan oleh Simpson Millar, sebuah firma hukum Inggris, mengungkap profesi-profesi berisiko tinggi terkena asma akibat pekerjaan. Salah satu contohnya adalah penata rambut, yang bersentuhan dengan bahan kimia berbahaya seperti garam persulfat dalam pemutih rambut.
Studi tersebut memperkirakan bahwa hingga 16 persen orang yang menderita asma pada usia dewasa mengalami kondisi ini akibat faktor pekerjaan. Selain itu, 21,5 persen penderita asma mengalami kondisi yang diperburuk oleh lingkungan kerja. Angka ini menunjukkan bahwa asma akibat pekerjaan merupakan masalah yang patut diwaspadai.
Dalam studi tahun 2022, peneliti menemukan bahwa penata rambut berisiko 20 kali lipat lebih tinggi terkena gejala pernapasan akibat paparan persulfat. Senyawa kimia ini diketahui sebagai penyebab utama rinitis dan asma akibat pekerjaan pada penata rambut, bahkan menjadi salah satu penyebab utama asma akibat pekerjaan di beberapa negara Eropa.
Rinitis, atau peradangan pada hidung, umumnya ditandai dengan hidung tersumbat, bersin, pilek, dan gatal-gatal. Paparan zat berbahaya di tempat kerja juga dapat menimbulkan masalah pernapasan pada orang yang bekerja dengan hewan peliharaan. Debu dan bulu hewan peliharaan dapat menyebabkan batuk, sesak napas, dan mengi.
Musim demam atau alergi juga dapat memperburuk gejala asma dan rinitis akibat pekerjaan. Di daerah tertentu, musim alergi dapat berlangsung selama berbulan-bulan, memperparah masalah pernapasan bagi penderita asma dan rinitis.
Untuk melindungi pekerja, Badan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (OSHA) di Amerika Serikat telah mengeluarkan pedoman tentang asma akibat pekerjaan. Pedoman ini mewajibkan pengusaha untuk memberikan pelatihan tentang penanganan bahan kimia yang aman, menyediakan alat pelindung diri seperti masker dan respirator, serta memastikan lingkungan kerja yang aman bagi pekerja yang rentan terhadap asma.
Industri Berisiko Tinggi
Beberapa industri dan pekerjaan berisiko tinggi terkena asma akibat pekerjaan. Individu yang bekerja di bidang berikut harus mewaspadai potensi bahayanya:
* Perawatan kesehatan: Perawat, dokter, dan pekerja lainnya yang menangani pasien dengan kondisi pernapasan dapat terpapar zat-zat berbahaya di rumah sakit.
* Konstruksi: Pekerja konstruksi berisiko terpapar debu, asap, dan bahan kimia yang dapat mengiritasi saluran napas.
* Manufaktur: Paparan bahan kimia di pabrik dapat menyebabkan masalah pernapasan, terutama pada pekerja yang terlibat dalam produksi bahan kimia atau pelapisan logam.
* Pertanian: Petani dan pekerja pertanian dapat terpapar debu, jamur, dan bahan kimia yang digunakan dalam pestisida dan pupuk.
Gejala Asma Akibat Pekerjaan
Gejala asma akibat pekerjaan dapat bervariasi tergantung pada zat yang menyebabkannya. Namun, beberapa gejala umum yang perlu diwaspadai antara lain:
* Sesak napas
* Mengi
* Batuk
* Dada sesak
* Kesulitan bernapas
* Pilek atau hidung tersumbat
* Iritasi mata
* Ruam kulit
Pencegahan dan Pengobatan
Pencegahan adalah langkah penting dalam mengurangi risiko asma akibat pekerjaan. Pengusaha harus mengidentifikasi zat berbahaya di tempat kerja, menyediakan alat pelindung diri yang memadai, dan memastikan ventilasi yang baik.
Bagi individu yang mengalami gejala asma akibat pekerjaan, pengobatan yang tepat sangat penting. Pengobatan dapat meliputi penggunaan obat-obatan seperti inhaler dan kortikosteroid, serta modifikasi gaya hidup seperti menghindari paparan zat pemicu dan mengelola stres.
Asma akibat pekerjaan merupakan masalah kesehatan yang serius yang dapat menyebabkan masalah kesehatan yang parah dan penurunan produktivitas. Dengan meningkatkan kesadaran, mengimplementasikan langkah-langkah pencegahan, dan menyediakan pengobatan yang tepat, kita dapat melindungi pekerja dari bahaya tersembunyi ini dan memastikan lingkungan kerja yang lebih sehat.