JMC ke-4 Indonesia-Papua Nugini: Hubungan Historis dan Kolaborasi Komprehensif
Ibu Kota Papua, Jayapura, menjadi saksi sejarah baru dalam hubungan diplomatik Indonesia dan Papua Nugini. Untuk pertama kalinya, Menteri Luar Negeri kedua negara, Retno Marsudi dan Justin Tkatchenko, berkumpul dalam Pertemuan Komisi Gabungan Menteri (JMC) yang ke-4 pada Rabu.
Pertemuan ini menandai tonggak penting dalam hubungan bilateral, menekankan hubungan geografis yang dekat dan ikatan budaya yang kuat antara kedua negara yang bertetangga. Lebih dari sekadar berbagi perbatasan darat yang luas, Indonesia dan Papua Nugini juga memiliki kesamaan komitmen terhadap kedaulatan dan integritas wilayah.
Dalam keterangan pers yang disampaikan secara virtual, Menlu Retno menegaskan bahwa pertemuan ini bertujuan untuk memperkuat kerja sama yang saling menguntungkan dan membawa kesejahteraan bagi masyarakat kedua negara, khususnya mereka yang tinggal di daerah perbatasan.
Fokus Utama: Politik-Keamanan, Ekonomi, Pendidikan
Agenda JMC ke-4 mencakup pembahasan mengenai beragam isu prioritas, termasuk politik-keamanan, ekonomi, dan pendidikan.
Di bidang keamanan, kedua menlu menyambut baik penyelesaian proses ratifikasi perjanjian kerja sama pertahanan terbaru yang diperkuat oleh Indonesia dan Papua Nugini. Retno menekankan pentingnya kesepakatan ini untuk meningkatkan keamanan kedua negara di tengah dinamika geopolitik kawasan.
Dalam kerja sama perbatasan, Indonesia dan Papua Nugini sepakat untuk memperkuat konektivitas wilayah perbatasan mereka. Hal ini akan memperlancar pergerakan barang, jasa, dan manusia antara kedua negara.
Pertumbuhan Ekonomi dan Perdagangan
Menlu Retno juga mengapresiasi pertumbuhan pesat volume perdagangan bilateral yang mencapai 247,6 juta dolar AS pada tahun lalu. Ia menekankan bahwa potensi kedua negara masih sangat besar, sehingga Indonesia mengusulkan studi kelayakan untuk Perjanjian Perdagangan Preferensial (PTA).
Perjanjian ini bertujuan untuk mengurangi hambatan perdagangan, menciptakan pasar yang lebih luas, dan mendorong investasi di kedua negara.
Infrastruktur dan Pembangunan
Kedua menlu menyambut baik instalasi awal infrastruktur jaringan listrik yang dilakukan PT PLN (Persero) di Wutung, yang merupakan tahap pertama dari proyek yang lebih besar. Ini menandakan komitmen Indonesia untuk menyediakan akses listrik bagi masyarakat Papua Nugini.
Indonesia juga menegaskan komitmennya untuk bekerja sama dengan negara-negara Pasifik, termasuk Papua Nugini, dalam memperkuat kerja sama pembangunan.
Dukungan bagi Papua Nugini
Sebagai bentuk dukungan nyata, Indonesia telah menyiapkan empat proyek di Papua Nugini tahun ini. Proyek-proyek tersebut mencakup bantuan untuk memodernisasi Rumah Sakit Port Moresby dan revitalisasi infrastruktur publik di Vanimo, termasuk SD Wutung yang dekat dengan perbatasan Skouw-Wutung.
Selain itu, Indonesia juga akan menyelenggarakan pelatihan diplomasi tingkat menengah bagi diplomat dari Papua Nugini dan negara-negara Pasifik lainnya pada Juni mendatang.
Perjanjian Kerangka Kerja
Untuk memperkuat kerja sama di masa depan, Indonesia dan Papua Nugini menandatangani dua perjanjian penting selama JMC ke-4:
1. Perjanjian Kerangka Kerja tentang Pengembangan dan Kerja Sama Teknis
2. Perjanjian untuk Pelatihan dan Peningkatan Kapasitas bagi Diplomat Karir Madya dari negara-negara Pasifik
Perjanjian ini memberikan landasan hukum untuk kerja sama dalam bidang teknis, pembangunan kapasitas, dan pertukaran diplomatik.
Pertemuan JMC ke-4 menjadi bukti nyata komitmen mendalam Indonesia dan Papua Nugini untuk membangun kemitraan yang kuat dan dinamis. Dengan semangat kerja sama dan saling menguntungkan, kedua negara yakin dapat mengatasi tantangan bersama dan memajukan kepentingan nasional mereka.