Gelombang Bencana Banjir Bandang Meluluhlantakkan Dunia di Semester Pertama 2024
Fenomena perubahan iklim yang ekstrem telah memicu serangkaian bencana banjir bandang yang dahsyat di berbagai belahan dunia pada paruh pertama tahun 2024. Curah hujan yang tak kunjung reda telah melumpuhkan infrastruktur, menghancurkan rumah, dan merenggut ratusan nyawa.
Dampak yang Melumpuhkan di Negara-negara Arab
Bangsa Uni Emirat Arab (UEA) menjadi salah satu yang terparah terkena dampak banjir. Hujan deras menyebabkan kekacauan di Dubai, melumpuhkan bandara internasional dan menyebabkan kerusakan yang meluas. Rekor curah hujan yang terjadi disebut-sebut sebagai dampak langsung dari krisis iklim.
Para ilmuwan dari World Weather Attribution Initiative menyimpulkan bahwa perubahan iklim telah meningkatkan curah hujan ekstrem di UEA antara 10 hingga 40% dibandingkan dengan skenario tanpa pemanasan global. Peningkatan kapasitas atmosfer untuk menahan kelembapan, serta pola sirkulasi yang berubah akibat pemanasan, telah memperparah intensitas hujan.
Kehancuran yang Merenggut Nyawa di Pakistan
Pakistan juga menjadi sasaran amukan hujan lebat dan petir yang tak henti-hentinya. Banjir bandang telah menewaskan ratusan orang dan merusak infrastruktur penting. Provinsi Khyber Pakhtunkhwa menjadi yang paling terdampak, di mana tanah longsor dan banjir telah menghancurkan rumah dan menumbangkan pohon.
Otoritas Penanggulangan Bencana melaporkan kerusakan parah di provinsi Punjab Barat Laut dan Timur, di mana puluhan rumah runtuh dan banyak keluarga kehilangan tempat tinggal.
Kerusakan di Inggris Raya
Di Inggris, sungai-sungai besar meluap akibat hujan deras yang terus menerus. Pemerintah telah mengeluarkan lebih dari 300 peringatan banjir, dan operator transportasi telah melaporkan gangguan layanan yang parah. Sekitar 1.000 rumah di seluruh negeri telah rusak akibat banjir, menambah daftar korban yang terus bertambah.
Rangkaian bencana banjir bandang ini menjadi pengingat yang menyakitkan akan kekuatan destruktif perubahan iklim. Masyarakat di seluruh dunia harus mengambil tindakan segera untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan memitigasi dampak bencana alam di masa depan.