Pelemahan Rupiah: Membuka Peluang Menguntungkan bagi Penukar Mata Uang Dolar
Jakarta, CNBC Indonesia – Rupiah terus melemah terhadap dolar AS, menembus level Rp16.250 per dolar. Pelemahan ini membuka peluang bagi masyarakat untuk memperoleh keuntungan dengan menukarkan mata uang dolar mereka ke rupiah.
Berdasarkan pantauan CNBC Indonesia, Rabu (17/04/2024), nilai tukar rupiah berada pada level Rp16.250 per dolar AS di pasar spot. Pelemahan ini terjadi di tengah kekhawatiran pasar global terhadap prospek ekonomi global yang lesu.
Seperti yang dilaporkan Jurnalis CNBC Indonesia Serliana Salsabila dalam program Squawk Box, pelemahan rupiah memberikan insentif bagi masyarakat yang memiliki simpanan dolar untuk melakukan konversi ke rupiah.
“Dengan nilai tukar saat ini, masyarakat bisa mendapatkan lebih banyak rupiah untuk setiap dolar yang mereka tukarkan,” ujar Serliana.
Peluang ini menguntungkan bagi mereka yang membutuhkan rupiah untuk keperluan pembayaran. Hal ini dikarenakan mereka dapat memperoleh lebih banyak rupiah dengan biaya yang lebih rendah.
Namun, perlu dicatat bahwa fluktuasi nilai tukar dapat berubah dengan cepat. Masyarakat disarankan untuk memantau pergerakan nilai tukar dan melakukan analisis menyeluruh sebelum mengambil keputusan penukaran mata uang.
Menurut ekonom CNBC Indonesia, Ariston Adrianto, faktor utama yang mendorong pelemahan rupiah adalah sentimen pasar global yang negatif.
“Kondisi ekonomi global yang lesu meningkatkan kekhawatiran investor, yang berdampak pada pelemahan mata uang negara-negara berkembang, termasuk rupiah,” jelas Ariston.
Selain faktor global, Ariston juga menyebutkan beberapa faktor domestik yang turut berkontribusi pada pelemahan rupiah.
“Defisit transaksi berjalan Indonesia yang lebar dan ketidakpastian politik menjelang pemilihan presiden tahun depan juga menjadi sentimen negatif bagi rupiah,” imbuhnya.
Di tengah pelemahan rupiah, pemerintah dan Bank Indonesia (BI) terus berupaya menjaga stabilitas nilai tukar. BI telah melakukan berbagai langkah, seperti intervensi di pasar valuta asing dan menaikkan suku bunga acuan.
Namun, Ariston mengingatkan bahwa intervensi BI hanya bersifat sementara dan tidak dapat menyelesaikan masalah mendasar yang menyebabkan pelemahan rupiah.
“Pemerintah dan BI perlu fokus pada upaya jangka panjang, seperti memperbaiki defisit transaksi berjalan dan menjaga stabilitas politik,” saran Ariston.
Bagi masyarakat yang ingin memanfaatkan peluang menguntungkan dari pelemahan rupiah, Ariston menyarankan untuk melakukan pertukaran mata uang secara bertahap.
“Jangan menukarkan semua dolar Anda sekaligus. Lakukan secara bertahap untuk meminimalisir risiko kerugian akibat pergerakan nilai tukar yang mendadak,” pungkasnya.