Suratsuara.com – Di antara kemegahan dan keamanan yang menjadi ciri Israel, sering kali terjadi situasi tegang yang mengganggu kelancaran penerbangan. Salah satu ancaman terbaru yang muncul adalah serangan dari Iran, menghadirkan tantangan besar bagi otoritas penerbangan Israel.
Pada tahun-tahun terakhir, ketegangan antara Iran dan Israel telah meningkat secara signifikan. Kedua negara telah terlibat dalam persaingan regional yang memanas, dengan Israel sering kali menjadi target utama dari retorika keras Iran. Serangan Iran di wilayah Israel telah menjadi bagian dari ancaman yang dirasakan secara nyata, dan kini dampaknya mulai merambah ke sektor penerbangan.
Serangan udara Iran, terutama melalui proxy mereka di Suriah dan Lebanon, telah menjadi momok bagi pihak otoritas penerbangan Israel. Ketika pesawat-pesawat Iran atau kelompok sekutu mereka meluncurkan serangan rudal atau pesawat tak berawak ke arah Israel, langit Israel menjadi tempat yang penuh risiko. Kondisi ini memaksa otoritas penerbangan Israel untuk mengambil tindakan tegas demi keselamatan penerbangan.
Langit Israel bukanlah lingkungan yang aman ketika ketegangan meningkat di antara negara-negara di sekitarnya. Otoritas penerbangan Israel sering kali harus memutuskan untuk menutup ruang udara atau membatasi rute penerbangan untuk mengurangi risiko terhadap pesawat dan penumpangnya. Keputusan semacam itu tidak hanya berdampak pada penerbangan ke dan dari Israel tetapi juga pada penerbangan transit yang melewati wilayah udara Israel.
Dampak dari serangan Iran terhadap penerbangan ke Israel tidak hanya terbatas pada aspek keamanan. Industri pariwisata Israel, yang merupakan bagian integral dari ekonomi negara tersebut, juga menderita akibat ketegangan politik dan keamanan yang terus-menerus. Penurunan jumlah turis yang berkunjung ke Israel sebagai dampak dari situasi ini menyebabkan kerugian ekonomi yang signifikan bagi negara tersebut.
Meskipun demikian, Israel terus berusaha untuk mempertahankan standar keselamatan yang tinggi di sektor penerbangan. Investasi besar telah dilakukan dalam teknologi pertahanan udara dan sistem peringatan dini untuk mengurangi risiko serangan udara. Selain itu, kerja sama dengan negara-negara sekutu dan lembaga internasional menjadi kunci dalam memitigasi ancaman yang dihadapi.
Di tengah ketegangan politik yang berkepanjangan, penerbangan ke Israel tetap menjadi penghubung vital bagi negara tersebut dengan dunia luar. Meskipun terganggu oleh serangan Iran dan konflik regional lainnya, Israel terus berusaha untuk menjaga kestabilan dan keamanan dalam operasional penerbangannya. Dengan harapan bahwa diplomasi akan mengatasi konflik, Israel tetap berkomitmen untuk menyediakan layanan penerbangan yang aman dan handal bagi semua yang ingin mengunjungi atau terbang melaluinya.
Pembatalan dan gangguan penerbangan ke Israel serta negara-negara sekitarnya telah dihadapi oleh para penumpang maskapai penerbangan setelah serangan balasan Iran pada akhir pekan lalu.
DiberitakanKompas.com, Selasa (16/4/2024), Iran melakukan serangan balasan setelah dua minggu dugaan penyerangan Israel ke Konsulat Iran di Damaskus, Suriah.
Dilansir dari BBC.com, Selasa (16/4/2024), EasyJet telah menangguhkan penerbangan dari dan ke Tel Aviv hingga dan termasuk hari Minggu, 21 April.
Sementara itu, Wizz Air mengatakan akan melanjutkan perjalanan ke Israel pada hari Selasa, 16 April 2024 setelah menghentikan penerbangan ke Tel Aviv pada hari Minggu dan Senin. Namun, penumpang diminta untuk bersiap mengalami perubahan jadwal.
Grup maskapai penerbangan Jerman, Lufthansa, juga telah menangguhkan penerbangan dari dan ke Tel Aviv, Erbil, dan Amman hingga dan termasuk hari Senin.
Sebuah kiriman dibagikan oleh (@kompascom)
Meskipun demikian, mereka berencana untuk memulai kembali penerbangan pada hari Selasa. Namun, penerbangan ke Beirut dan Teheran akan tetap ditangguhkan hingga setidaknya 18 April.
Wilayah udara Israel sempat ditutup
Israel menutup wilayah udaranya pada Sabtu malam setelah Iran melancarkan serangan langsung yang pertama kalinya ke negara tersebut.
Iran meluncurkan pesawat tak berawak dan rudal ke arah Israel sebagai pembalasan atas serangan terhadap konsulat Teheran di Damaskus pada tanggal 1 April 2024.
Meskipun tidak mengeklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut, Israel secara luas diyakini berada di balik serangan tersebut.
Sementara itu, beberapa maskapai penerbangan lain seperti KLM, Qantas, Virgin Atlantic, dan Finnair juga mengalami dampak dari situasi ini.
Beberapa penerbangan dialihkan untuk menghindari wilayah udara Iran yang dapat menambah waktu perjalanan.
REUTERS via BBC INDONESIA Sistem pertahanan udara Israel di Ashkelon menangkal serangan Iran, pada Minggu (14/4/2024).
Badan Keamanan Penerbangan Uni Eropa (EASA) telah menegaskan kembali panduan kepada maskapai penerbangan untuk berhati-hati di wilayah udara Israel dan Iran.
Mereka menyatakan akan terus memantau situasi dengan seksama untuk menilai potensi risiko keselamatan bagi operator pesawat Uni Eropa.
Meskipun demikian, beberapa maskapai penerbangan seperti British Airways telah menyatakan bahwa mereka akan melanjutkan penerbangan ke Tel Aviv pada hari Senin dengan terus memantau situasi.
Hal ini juga berlaku untuk Iberia Express yang membatalkan penerbangan ke Tel Aviv pada hari Minggu dan Senin.
Dengan situasi yang terus berkembang, para penumpang diharapkan untuk terus memantau perkembangan terkini dari maskapai penerbangan terkait sebelum melakukan perjalanan ke Israel atau negara-negara sekitarnya.