Suratsuara.com – Keramik busi adalah komponen vital dalam mesin kendaraan bermotor yang seringkali diabaikan, namun memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga kinerja mesin yang optimal. Keretakan pada keramik busi adalah masalah umum yang dapat mengganggu kinerja mesin dan memicu penurunan efisiensi bahan bakar serta daya mesin. Memahami penyebab keretakan pada keramik busi adalah langkah krusial dalam menjaga kesehatan mesin kendaraan Anda. Mari kita telusuri beberapa faktor yang mungkin menjadi penyebabnya:
1. Stres Termal
Kondisi operasional mesin yang ekstrim dapat menyebabkan stres termal pada keramik busi. Saat mesin beroperasi pada suhu tinggi atau mengalami siklus panas-dingin yang cepat, keramik busi menjadi rentan terhadap keretakan akibat perbedaan suhu yang tiba-tiba. Pemasangan busi yang tidak tepat atau penyetelan yang buruk juga dapat meningkatkan risiko stres termal.
2. Tegangan Mekanis
Tegangan mekanis yang berlebihan, baik saat pemasangan atau selama operasi, dapat menyebabkan keretakan pada keramik busi. Penyetelan yang tidak akurat atau kecelakaan saat mengganti busi bisa menyebabkan tegangan mekanis yang berlebihan, mengakibatkan keretakan pada keramik.
3. Kontaminasi Bahan Bakar dan Minyak
Kontaminasi bahan bakar atau minyak dapat menyebabkan akumulasi residu yang mengganggu pada elektroda busi. Ketika busi terpapar pada residu yang berlebihan, suhu di sekitar elektroda dapat meningkat secara signifikan, meningkatkan risiko keretakan pada keramik.
4. Ketidaksempurnaan Material
Ketidaksempurnaan dalam bahan atau proses pembuatan keramik busi juga dapat menjadi faktor penyebab keretakan. Ketidaksempurnaan ini mungkin tidak terlihat pada awalnya tetapi dapat berkembang menjadi keretakan saat busi terkena tekanan atau stres eksternal.
5. Pukulan atau Getaran yang Berlebihan
Getaran yang berlebihan, baik dari kondisi jalan yang buruk atau masalah dalam sistem mesin, dapat menyebabkan keretakan pada keramik busi. Busi yang terkena pukulan atau getaran kuat secara berulang kali bisa mengalami keretakan akibat kekuatan yang berulang.
6. Usia dan Penggunaan
Seperti komponen lainnya, keramik busi juga mengalami keausan seiring penggunaan dan waktu. Busi yang sudah tua atau telah digunakan melebihi batas waktunya menjadi lebih rentan terhadap keretakan.
Meski memiliki bentuk yang kecil, namun busi pada kendaraan punya peran yang tak boleh dianggap enteng. Karena itu, diperlukan pengecekan secara teratur untuk mengetahui kondisinya.
Selain kondisi busi yang berkerak, salah satu masalah yang sering terjadi adalah keretakan pada keramik atau insulator busi.
Bila sudah mengalami hal ini, jangan tunda untuk segera melakukan pergantian karena bisa berdampak pada kinerja mesin.
Namun demikian, sebenarnya hal apa yang menyebabkan keramik pada busi bisa retak?
Menjawab hal ini, Diko Oktaviano, Aftermarket Technical Support PT Niterra Mobility Indonesia (NMI), pemegang merek NGK Busi menjelaskan, keramik busi yang retak bisa diakibatkan beberapa hal.
Contoh seperti handling atau penanganan yang tidak tepat, yaitu busi beradu dengan material yang lebih keras atau terjatuh dari tempat yang cukup tinggi. Penyebab lainnya juga kerap terjadi imbas proses pemasangan dengan kunci busi yang tidak tepat.
“Keretakan pada keramik busi ini bisa mengakibatkan kebocoran listrik pada busi. Kebocoran ini akan berefek kepada masalah teknis seperti ruang bakar akan menjadi lebih mudah kotor karena tidak lancarnya aliran listrik pada busi,” ujar Diko dalam keterangan resminya, beberapa waktu lalu.
Efek lain akibat keramik yang retak secara jangka panjang, lanjut Diko, mesin terasa berat dan boros sehingga busi cepat aus dan susah menyala hingga mati.
Untuk menghindari hal tersebut, disarankan untuk melakukan proses pemasangan busi yang benar, seperti menggunakan ukuran kunci yang sesuai dan menggunakan kunci busi bermagnet bila posisinya sulit dijangkau.
/Daafa Alhaqqy Ilustrasi busi motor yang sudah rusak akibat mesin overheating
“Bila sudah melihat busi retak pada kendaraan, segera ganti dengan busi yang baru agar performa kendaraan tetap maksimal dan menjaga keamanan dalam berkendara,” kata Diko.