Suratsuara.com – Ancol, sebuah ikon pariwisata di Jakarta, kembali menjadi sorotan dengan kepadatan pengunjungnya yang meningkat. Fenomena ini tidaklah asing bagi warga Jakarta, terutama di akhir pekan atau saat libur panjang. Ancol, sebagai destinasi wisata utama, sering kali menjadi tujuan favorit bagi warga Jakarta dan wisatawan yang ingin menikmati keindahan pantai, wahana permainan, serta berbagai atraksi yang ditawarkan.
Namun, dengan meningkatnya jumlah pengunjung, terutama yang menggunakan kendaraan pribadi, Ancol menjadi semakin padat dan kemacetan pun tak terhindarkan. Hal ini tentu memberikan dampak negatif, baik bagi lingkungan maupun kenyamanan pengunjung. Oleh karena itu, langkah untuk mendorong penggunaan transportasi umum menjadi semakin penting.
Pemerintah DKI Jakarta telah memberikan perhatian khusus terhadap permasalahan ini dengan memberikan rekomendasi kepada pengunjung Ancol untuk beralih ke transportasi umum. Langkah ini tidak hanya bertujuan untuk mengurangi kemacetan, tetapi juga untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan memberikan pengalaman yang lebih nyaman bagi pengunjung.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan meningkatkan aksesibilitas transportasi umum menuju Ancol. Pemerintah telah memperluas jaringan transportasi umum dan meningkatkan frekuensi layanan, sehingga pengunjung memiliki lebih banyak pilihan untuk menuju Ancol tanpa harus menggunakan kendaraan pribadi.
Selain itu, kampanye sosial juga menjadi salah satu strategi untuk mengedukasi masyarakat akan pentingnya beralih ke transportasi umum. Melalui kampanye ini, diharapkan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan dan mengurangi kemacetan dapat ditanamkan kepada masyarakat, sehingga mereka lebih bersedia untuk menggunakan transportasi umum.
Namun, untuk mencapai kesuksesan dalam mendorong penggunaan transportasi umum, dibutuhkan kerjasama dari semua pihak. Pemerintah, operator transportasi umum, dan masyarakat harus saling bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang mendukung dan nyaman bagi pengguna transportasi umum.
Ancol, sebagai destinasi wisata terkemuka di Jakarta, harus menjadi contoh bagi destinasi wisata lainnya dalam hal pengelolaan transportasi dan lingkungan. Dengan mendorong penggunaan transportasi umum, bukan hanya Ancol yang akan menjadi lebih berkelanjutan, tetapi juga Jakarta secara keseluruhan.
Dalam menghadapi tantangan kemacetan dan dampak negatif lainnya, beralih ke transportasi umum bukanlah satu-satunya solusi, tetapi merupakan langkah awal yang penting dalam upaya menciptakan lingkungan yang lebih baik dan berkelanjutan bagi generasi mendatang.
Pengunjung kawasan wisata Taman Impian Jaya Ancol disarankan memakai transportasi umum saat ingin berlibur ke lokasi ini.
Apalagi, -khusus malam ini, Sabtu (13/4/2024) akan digelar konser musik di kawasan Pantai Lagoon.
“Bisa dengan Bus Transjakarta koridor 5 atau KRL Jabodetabek turunnya di Stasiun Ancol,” kata Eko saat diwawancarai, Sabtu (13/4/2024).
Untuk kendaraan pribadi, Ancol menerapkan sistem sentral parkir di dekat kawasan Taman Lumba-lumba, dan beberapa kantung parkir yakni di Ecovention, Gondola, maupun Seaworld.
Namun, jumlah pengunjung yang terus bertambah hingga sore hari menyebabkan kantung parkir pun penuh.
Penerapan sistem parkir tersebut tidak berlaku pada esok hari. Sebab, prediksi puncak pengunjung jatuh pada hari ini.
“Jadi besok sudah normal sudah tidak ada penyekatan lagi semua kendaraan bisa berputar kawasan Ancol,” papar Eko.
Dengan sistem parkir tersebut, Ancol pun menyiapkan 97 bus Wara-wiri, sehingga pengunjung bisa berkeliling kawasan ini.
Terdata sebanyak 71.000 pengunjung masuk ke kawasan Ancol pada pukul 14.00 WIB. Ia pun menargetkan pengunjung hingga pukul 24.00 WIB hari ini akan mencapai 90.000 orang.