Suratsuara.com – Dalam sorotan politik tanah air, wacana mengenai susunan kabinet pasca-pemilihan telah menjadi topik yang hangat diperbincangkan. Dengan Prabowo Subianto sebagai Presiden terpilih dan Gibran Rakabuming Raka yang memegang posisi sebagai Wakil Presiden, masyarakat Indonesia secara luas tertarik untuk mengetahui siapa saja yang akan mengisi kursi-kursi kunci dalam kabinet mereka.
Namun, meskipun spekulasi dan harapan banyak pihak bermunculan, Tim Kampanye Nasional (TKN) masih menegaskan bahwa pembahasan susunan kabinet Prabowo-Gibran saat ini masih dalam tahap diskusi informal. Hal ini menimbulkan pertanyaan besar tentang bagaimana wujud kabinet tersebut nantinya, serta bagaimana proses seleksinya akan dilakukan.
Salah satu titik penting yang menarik perhatian adalah perpaduan antara pengalaman politik dan profesionalisme dalam kabinet yang akan datang. Dengan Prabowo yang memiliki latar belakang militer yang kuat dan Gibran yang lebih dikenal dalam bidang bisnis dan kewirausahaan, masyarakat mengharapkan kabinet yang mampu mengakomodasi beragam kepentingan dan kompetensi.
Perlu diingat bahwa kabinet adalah cermin dari visi dan misi pemerintahan yang akan dijalankan. Oleh karena itu, selain mengamati profil personal calon menteri, penting juga untuk memahami arah kebijakan yang akan diambil oleh pemerintahan Prabowo-Gibran.
Tidak dapat dipungkiri bahwa partisipasi Gibran dalam politik telah menarik perhatian banyak orang. Sebagai putra sulung Presiden Joko Widodo, Gibran membawa dinamika baru dalam ranah politik Indonesia. Namun, kehadirannya dalam kabinet juga menimbulkan pertanyaan tentang nepotisme dan profesionalisme dalam pengambilan keputusan.
Kendati begitu, proses pembentukan kabinet haruslah melampaui kepentingan politik dan personal. Kabinet yang kuat dan efektif adalah kabinet yang mampu memenuhi kebutuhan dan aspirasi rakyat, serta menghadapi tantangan yang kompleks dalam menjalankan roda pemerintahan.
Dalam menghadapi perubahan dinamika politik dan ekonomi global, kabinet Prabowo-Gibran dituntut untuk memiliki ketangguhan dan visi jangka panjang. Dengan memanfaatkan berbagai potensi dan sumber daya yang dimiliki Indonesia, diharapkan kabinet tersebut mampu membawa negara ini menuju arah yang lebih baik, sejahtera, dan berdaya saing.
Sehingga, meskipun masih dalam tahap diskusi informal, wacana mengenai susunan kabinet Prabowo-Gibran telah memberikan banyak pembelajaran bagi politisi, aktivis, dan masyarakat luas. Bagaimanapun juga, peran kabinet dalam membentuk kebijakan dan mengelola negara tidak bisa dianggap remeh, dan oleh karena itu, setiap langkah dalam proses pembentukannya perlu dipertimbangkan dengan matang demi kepentingan bersama.
Wakil Ketua Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Budiman Sudjatmiko menyebutkan penyusunan kabinet calon presiden dan wakil presiden terpilih Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka masih dalam tahap diskusi informal.
“Hanya diskusi-diskusi saja sedikit, rembuk-rembuk saja,” kata Budiman saat ditemui di depan gerbang kediaman Prabowo Subianto, Jakarta, Rabu.
Ia menegaskan susunan kabinet nantinya merupakan hak prerogatif Prabowo, yang didiskusikan dengan Gibran. Dengan begitu, saat ini Prabowo masih menggali informasi maupun perspektif dari berbagai pihak untuk menentukan kabinet yang terbaik.
Selain berdiskusi dengan Gibran, Budiman menuturkan Prabowo juga akan berkonsultasi dengan berbagai partai yang mendukung Prabowo dalam Pilpres 2024 mengenai susunan kabinet Prabowo-Gibran.
​​Di sisi lain, dia pun tak menampik terdapat peluang Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menjadi penasihat khusus dalam kabinet Prabowo nantinya.”Pak Jokowi menurut saya berkapasitas akan hal itu, tetapi nanti balik lagi ke keputusan Pak Prabowo,” tuturnya dikutip Antara.
Sementara itu sebagai dewan pakar, dirinya menekankan pihaknya tidak mendiskusikan komposisi kabinet Prabowo, melainkan mengenai berbagai program yang akan dijalankan Menteri Pertahanan (Menhan) RI tersebut saat menjadi presiden pada Oktober 2024 maupun kabinetnya nanti.
Berbagai program tersebut, kata dia, kebanyakan merupakan kelanjutan dari program Presiden Jokowi, seperti hilirisasi, digitalisasi, dekarbonisasi, optimalisasi dana desa, serta sumber daya manusia (SDM) yang meliputi program makan siang gratis.
Selain itu, sambung Budiman, akan terdapat pula penguatan program geopolitik yang akan menjadi ciri khas Prabowo dalam pemerintahan 5 tahun ke depan, terutama terkait strategi turunan dari prinsip politik bebas aktif.
“Apakah nanti akan membangun multikulturalisme, bagaimana menjaga keseimbangan dan perdamaian dunia, serta menguraikan ketegangan minimal di Indo-Pasifik. Itu akan jadi kekuatan Pak Prabowo, ” ucap Budiman menambahkan.
Sebelumnya, calon wakil presiden terpilih Pilpres 2024 Gibran Rakabuming Raka mengatakan bahwa Prabowo akan menentukan susunan kabinet pemerintahannya, sementara Presiden ke-7 RI Joko Widodo akan memberi masukan.
“Pak Prabowo yang akan menentukan, ya. Mungkin (Presiden Jokowi memberi) masukan, tetapi penentuannya di Pak Prabowo, ya,” ucap Gibran saat ditemui usai menghadiri silaturahim dan buka puasa bersama di Kuningan, Jakarta, Senin (25/3).
Kendati susunan kabinet ditentukan Prabowo, ia mengaku juga akan dilibatkan dalam pembicaraan menggodok pemerintahan selanjutnya.
“Pasti (dilibatkan). Sudah lama dari kemarin-kemarin. Sudah dibicarakan dari kemarin-kemarin,” tambahnya.