Suratsuara.com – Indonesia kembali menjadi sorotan internasional dengan proyek terbesar dalam sejarahnya, yaitu Kawasan Ekonomi Khusus Nusantara (IKN). Proyek megaini menarik minat pengusaha dari berbagai negara, termasuk Malaysia, yang siap memanfaatkan peluang yang ditawarkan dalam era transformasi digital yang sedang berlangsung.
IKN diharapkan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru di Asia Tenggara, dengan fokus utama pada teknologi, industri, dan infrastruktur. Bagi pengusaha Malaysia, terlibat dalam proyek ini bukan hanya sekadar peluang bisnis, tetapi juga merupakan langkah strategis untuk memperluas jangkauan pasar dan memperkuat kerja sama lintas negara.
Salah satu sektor yang menarik perhatian pengusaha Malaysia adalah teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Dalam era digital ini, TIK memiliki peran krusial dalam mendukung berbagai sektor ekonomi, mulai dari e-commerce, fintech, hingga manufaktur cerdas. Dengan infrastruktur yang mendukung di IKN, pengusaha Malaysia dapat mengembangkan inovasi dan solusi digital yang relevan dengan kebutuhan pasar Indonesia dan global.
Namun, masuknya pengusaha Malaysia ke dalam IKN juga menghadapi sejumlah tantangan. Salah satunya adalah persaingan yang semakin ketat, baik dari dalam negeri maupun dari negara-negara lain yang tertarik dengan potensi pasar Indonesia. Pengusaha Malaysia perlu memiliki strategi yang matang, termasuk kolaborasi dengan pelaku lokal, penggunaan teknologi terkini, dan pemahaman yang mendalam terhadap regulasi dan kebijakan di Indonesia.
Selain itu, aspek sosial dan budaya juga perlu diperhatikan. Pengusaha Malaysia perlu memahami keunikan dan keberagaman masyarakat Indonesia untuk menghadirkan produk dan layanan yang sesuai dengan preferensi lokal. Mengadopsi pendekatan inklusif dan berkelanjutan juga menjadi kunci sukses dalam berbisnis di lingkungan yang baru.
Meskipun demikian, potensi kolaborasi antara pengusaha Malaysia dan Indonesia dalam IKN sangatlah besar. Keduanya dapat saling menguntungkan dengan pertukaran pengetahuan, teknologi, dan sumber daya manusia. Hal ini akan memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain utama di kawasan dan membuka peluang investasi yang lebih luas bagi pengusaha regional dan global.
Dengan berbagai persiapan yang matang dan sikap terbuka terhadap keragaman, pengusaha Malaysia memiliki peluang besar untuk sukses dalam menggarap potensi yang ditawarkan oleh IKN. Transformasi digital dan integrasi ekonomi regional akan menjadi pendorong utama dalam membangun ekosistem bisnis yang dinamis dan berdaya saing tinggi di Asia Tenggara.
Duta Besar Malaysia untuk Indonesia Dato ” Syed Md Hasrin Tengku Hussin bersama delegasi calon investor Malaysia mengunjungi Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur, beberapa waktu lalu yang lalu.
Adapun delegasi calon investor yang dimaksud antara lain IJM Corporation Berhad, Maxim Global Berhad, dan Limkokwing University of Creative Technology. Dalam momentum tersebut rombongan melakukan survei untuk mengecek lokasi potensial untuk kegiatan usaha investor Malaysia.
Selain mengunjungi lokasi yang berpotensi untuk investasi, delegasi Duta Besar Malaysia untuk Indonesia juga mengunjungi kawasan yang ditunjuk sebagai diplomatic compound, yang akan dijadikan lokasi untuk Kedutaan Besar berbagai negara asing di Ibu Kota Nusantara.
Deputi Bidang Pendanaan dan Investasi Otorita IKN, Agung Wicaksono mengatakan, Malaysia merupakan negara asing yang telah mencapai kemajuan signifikan di Ibu Kota Nusantara. Duta Besar Malaysia menjadi yang pertama meninjau lokasi diplomatic compound.
“Selain itu, dalam skema KPBU (Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha), IJM dan Maxim Global merupakan calon pemrakarsa asing yang terdepan untuk sektor hunian. Kami juga berharap Limkokwing University dapat segera bergabung dan memulai groundbreaking di Ibu Kota Nusantara,” kata Agung, dalam keterangan tertulis, dikutip Sabtu (23/3/2024).
Sebagai perusahaan yang sedang berproses sebagai calon pemrakarsa di sektor hunian, IJM dan Maxim telah mencapai tahap finalisasi feasibility study (FS), sehingga menempatkan mereka sebagai perusahaan asing dengan progres terdepan dalam skema KPBU. Sementara itu, ada juga Limkokwing University yang berencana untuk melakukan investasi di sektor pendidikan tinggi.
“Perkembangan IKN maju pesat sesuai dengan instruksi Presiden Joko Widodo untuk bisa menggelar perayaan HUT RI pada bulan Agustus mendatang yang akan mengundang ribuan tamu untuk melihat langsung perkembangan IKN, ujarnya. Duta Besar Malaysia untuk Indonesia, Dato’ Syed Md Hasrin Tengku Hussin.
Hussin berharap, perusahaan-perusahaan Malaysia lainnya, khususnya yang berasal dari Sabah dan Sarawak, dapat memanfaatkan peluang investasi di IKN dan berbagi pengalaman. Langkah ini diharapkan dapat berkontribusi dalam memperkuat hubungan antara kedua negara.